Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak

Mungkin dari kalian ada yang bingung bagaimana caranya merasakan kebaikan berbagi? Sementara keadaan tidak memungkinkan, donasi pun tak banyak, atau hambatan lainnya? Mungkin pengalamanku ini bisa menjadi motivasi untuk mulai kebaikan dari sekecil mungkin. Semoga bermanfaat!

Hai, warganet. Sudah hampir sebulan kita di rumah aja nih sambil karantina diri untuk menghambat perkembangan virus Corona ini. Pastinya, suasana di luar sana sangat kita rindukan ya. Misalnya bertemu teman-teman, menikmati alam, mencicipi berbagai kuliner di tempat makan, dan kegiatan lain yang dilakukan bersama orang kesayangan.

Sayangnya, saat ini keadaan sedang tidak baik nih, kawan. Kita harus sadar bahwa #dirumahaja adalah pilihan terbaik agar kita bisa menyelamatkan diri dan membantu menghambat penyebaran virus ini.

Nah, untuk menghadapi karantina yang cukup lama ini pasti tidak semua orang betah kan? Lalu, apa saja nih yang bisa dilakukan untuk mengisi hari-hari di masa karantina diri ini? Aku punya beberapa tipa yang bisa kamu lakukan agar tetap produktif dan bermanfaat!

PJJ atau WFH


Untuk anak sekolah dan kuliahan, PJJ atau Pembelajaran Jarak Jauh pasti menjadi tugas utama yang tetap harus dilakukan selama karantina ini. Begitupun dengan pekerja yang juga harus Work From Home (WFH) karena bagaimanapun ini tetap menjadi sebuah tanggung jawab yang harus dijalani. Iya kan? 

Belajar Masak


Menurutku, waktu karantina ini pasti membuat kita memiliki banyak waktu luang bersama keluarga. Nah, alangkah baiknya kita coba belajar masak dan keluarga bisa mencoba menu baru di rumah.
Kalau aku nih, awalnya emang suka masak. Tapi, dulu sering sibuk sendiri dan gak ada orang di rumah, akhirnya aku jarang masak lagi. Semenjak karantina ini, keluargaku kumpul dan lebih sering request makanan gitu. Alhamdulillah aku jadi bisa belajar masak hehe.

Ajak Teman Kolaborasi


Nah, agar kamu bisa produktif juga, bisa nih ajak temanmu untuk kolaborasi dari rumah. Kolaborasi ini bisa kamu lakukan bersama teman atau rekan kerja sesuai dengan passion masing-masing. Kalau aku, karena suka sekali musik dan nyanyi, aku mencoba duet bersama teman lamaku dari rumah. Alhamdulillah, silaturahmi juga jalan lagi hihi. Dan banyak juga nih publik figur yang menyediakan video khusus untuk kita ikuti dan dibuat kolaborasi gitu. Cek deh instagram mereka, lucu-lucu banget!

Main Game



Mungkin sebagian orang merasa main game bukan hal produktif. Eits, jangan salah! Game bisa bikin otak kita segar dan gak mumet loh! Yang bahaya adalah kalo kita main game terus-terusan sampe lupa waktu hehe. Tapi, kalo sesekali gapapa kok hehe.
Nah, game ini bisa kamu sesuaikan dengan apa yang kamu sukai, tinggal download, selesai. Bahkan, sekarang banyak game online yang bisa dimainkan bareng teman-teman dari rumah masing-masing. Misalnya, game hago, gartic.io, atau brain war, serta banyak macam game lainnya. Seru banget deh pasti!

Video Call Teman-Teman


Ini sih hal wajib yang harus dilakuin ya selama masa karantina. Video call menjadi salah satu cara melepas rindu meskipun tidak semua rindu itu hilang. Setidaknya wujud orang yang kamu rindukan akan tergambar di layar hp kamu loh. Seru banget nih bisa sambil silaturahmi, ngobrol, bahkan meeting atau ngomongin hal penting.

Melukis/menggambar


Meski gak semua orang bisa dan suka, melukis dan menggambar bisa jadi alternatif cara kamu untuk mengisi waktu luang loh. Karena, menurutku emosi yang kamu tahan selama ini bisa kamu tuangkan ke dalam lukisan. Bagaimana hasilnya, itu urusan belakangan. Sebab yang penting adalah prosesnya, dan itu menyenangkan! Coba deh. 

Olahraga


Di masa pandemik ini, olahraga menjadi sangat penting loh. Karena kita harus tetap mengondisikan diri dalam keadaan sehat, fit, dan bahagia. Sebab, sistem kekebalan tubuh akan diuji di masa pandemik ini. Nah, salah satu caranya kita bisa olahraga nih sambil menuntaskan hobi yang mungkin kemarin-kemarin belum dilakukan. Oiya, jangan lupa olahraganya di rumah aja ya! Biar tetap aman.

Mendengarkan Musik/Murottal


Ada dua hal yang bisa kamu pilih, musik/murottal. Tergantung seleran dan juga kebutuhan. Kalo aku sih, karena dua duanya berbeda fungsi dan jenisnya, maka aku lakukan dua duanya..sesekali aku dengerin musik supaya mood aku baik, dan sesekali juga aku mendengarkan murottal sekaligus menambah hafalan Al Quran dan mengulangnya. 

Lainnya

Nah, mungkin ada banyak hal lainnya yang masih bisa kamu lakukan selama.pandemik ini. Asal jangan rebahan terus ya! Kita harus tetap produktif loh, jangan biarkan leha-leha ini menghancurkan kegiatan rutin kita. 

Nah, itulah ide-ide kegiatan yang bisa kamu lakuin selama #dirumahaja. Semoga pandemik ini segera selesai dan kita bisa beraktivitas dengan normal ya! Jangan lupa terus berdoa dan meminta kepada Allah supaya kita diberikan kekuatan, kesabaran, dan ketabahan atas pandemik global ini.

Sehat-sehat ya, semua. Jangan lupa jaga kesehatan.


Beberapa jam lalu saya nonton podcastnya Deddy Corbuzier bersama sahabatnya, Anji. Mereka di sana ngomongin banyak hal, salah satunya tentang penggunaan media sosial. Katanya, Anji habis nge-unfollow seorang youtuber dan Deddy meminta kejelasan perihal tersebut.

Sebenernya bukan urusan saya tentang kenapa dan ada apa antara Anji dan youtuber tersebut. Tapi di sini saya cukup banyak menggaris bawahi perihal bagaimana si Anji ini mengelola media sosial dalam kehidupannya.

Anji bilang, dia sebenarnya tidak punya masalah yang serius dengan orang yang dia unfollow. Pun dengan siapa orang yang dia unfollow itu bukan hanya youtuber itu saja, tapi ada banyak orang lainnya. 

Di sana Anji menjelaskan bahwa sebenarnya setiap orang berhak membuat konten apa saja yang ingin dia bagikan kepada pengikut/teman media sosialnya. Hanya saja Anji merasa ada beberapa orang yang kontennya tidak selaras dengan apa yang dia ingin lihat dan apa yang dia butuhkan.
Dari pernyataan Anji, ternyata banyak hal yang saya rasa sama dengan apa yang saya pikirkan. Terutama tentang bagaimana kenyamanan media sosial itu dibentuk agar kita senang menggunakannya.

Saya pun pernah beberapa kali meng-unfollow orang lain yang menurut saya tidak cocok dengan apa yang saya butuhkan atau akun-akun yang tidak membuat saya nyaman. Mungkin saja kontennya bagus, tapi saya tidak relate dengan itu. Mungkin juga kontennya menarik, tapi saya bukan termasuk segmentasi dari apa yang mereka tuju. Banyak alasan, dan lagi-lagi ini tentang konten, bukan personalnya.

Jadi, sebenarnya tolok ukur dari sebuah pertemanan bukanlah dari media sosialnya. Bisa jadi sahabat kita sendiri tidak punya media sosial, pun dengan orang yang saling mengikuti di media sosial belum tentu menjalin sebuah pertemanan.

Pernah suatu ketika, saya mengikuti akun media sosial milik seorang teman saya. Konten yang dibuatnya sangat menarik, tapi entah kenapa suatu ketika dia membuat saya tidak nyaman karena kontennya dirasa 'berlebihan'. Kemudian, saya unfollow dia karena saya tidak mau membuat diri saya menjadi lebih insecure lagi.

Setelah lama saya berusaha mengontrol diri, akhirnya saya mencoba untuk tidak lagi insecure kepada dia. Saya berusaha damai dengan diri dan menghilangkan perasaan itu, kemudian saya kembali memfollow dia dengan niatan untuk berusaha menjadi lebih baik. Alhamdulillah, dia masih terbuka menerima saya, bahkan saya mencoba memberitahu dan bercerita bahwa sebelumnya saya sengaja mengunfollow dia karena apa dan bagaimana.

Saya bukannya jahat, tapi lagi-lagi hanya berusaha membuat media sosial saya menjadi nyaman. Karena dari sekian banyak yang saya follow di media sosial, pasti berpengaruh pada isi timeline dan explore saya. Tentu saya menginginkan pemandangan indah di sana, sesuai apa yang saya suka, nyaman, bahkan membuat inspirasi bagi saya.

Ada juga cerita dari seorang teman saya yang sengaja menutup akunnya sementara karena terlalu rumit dan cemas ketika melihat berita-berita Covid-19 yang ramai di media sosial. Menurutnya, media sosial sedang tidak nyaman untuk di baca saat ini. Imunitas mood dan cara tanggap seseorang terhadap apa yang dilihat pun berbeda-beda. Ada yang menganggap mungkin berita-berita yang beredar menjadi kebutuhannya agar menjadi update, tapi bagi teman saya berita-berita itu membuatnya tambah cemas. Maka dari itu dia menutup akunnya untuk sementara waktu.

Ya, begitulah. Setiap orang pasti punya cara masing-masing untuk menyamankan media sosialnya. Kebanyakan dari kita terlalu 'gengsi' untuk tidak mengikuti, dengan berpura-pura nyaman dan terpaksa 'mengikuti' seseorang temannya di media sosial, padahal konten yang dibuatnya belum tentu membuat kita nyaman.

Intinya, bikin apapun yang positif di media sosial kita. Tapi jangan selalu merasa hal yang kita lakukan itu adalah yang terbaik, karena setiap orang punya 'kebutuhan' yang berbeda. Mungkin ada orang di luar sana yang butuh hiburan, buka instagram/facebook, tapi isinya malah gak berguna dan bikin orang tambah pusing! Nah, jangan baper deh kalau tiba-tiba kita di-unfollow. Mungkin kita harus introspeksi diri, mungkin ada postingan yang gak baik nih buat dilihat sama orang. Hehehe, belajarlah berhusnudzon.

Yuk ah cari postingan-postingan yang baik dan mari kita posting hal-hal yang baik. 

Kalo kata Boy Candra gini:
"Kalau emang menarik dan yang dicari, pasti kamu difollow kok. Bahkan tanpa kamu perlu follow duluan. Bermediasosial kan soal apa yang pengin kita lihat. Timeline sesuai dengan apa yang kita follow. Kalau kamu mau diikuti seseorang, bikinlah sesuatu yang emang sesuai dengan itu."
Setujuuu!! Yok, manfaatkan self quarantine ini dengan sebaik mungkin
ilustrasi coronavirus/Stocktrek Images/Getty Images)

Di tahun ini, seluruh dunia dikejutkan oleh pandemi global bernama covid-19. Kabarnya sih virus ini berasal dari kota Wuhan di China. Tapi sampai saat ini masih menjadi perdebatan antarnegara yang juga saling menyalahkan dengan adanya penyebaran virus yang sering disebut corona ini.

Si covid-19 ini adalah sebuah virus yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Penyakit menular ini tepatnya akan menyerang saluran pernapasan dan menyebabkan beberapa gejala seperti demam, batuk, dan sesak napas. Gejala lain juga bisa saja muncul seperti nyeri otot, diare, sakit tenggorokan, dan sakit perut.

Setelah kasus itu merebak di mana-mana (tidak hanya di China), Indonesia juga ikut "disapa" oleh si corona ini. Dikutip dari Kompas.com, Presiden Joko Widodo, Senin (3/3/2020) siang, mengumumkan dua warga negara Indonesia (WNI) terjangkit virus corona. Langsung lah, di sini kaget dan berupaya untuk menyiapkan segala hal untuk melawan si virus ini.

Sejak saat itu, berbagai kebijakan pemerintah mulai dijalankan secara mendadak dan semua mulai cemas. Pahlawan kesehatan langsung siap di garda terdepan peperangan ini dengan susah payah. Bahkan, ada sebagian dari mereka yang menjadi korban saat menangani pasien-pasien covid. Semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Aaamiin.

Dari hari ke hari, korban covid-19 ini mengalami lonjakan yang cukup drastis. Laporan pada hari ini, ada 1.414 yang positif, 75 orang sembuh, dan 122 meninggal. Sungguh mengejutkan angka ini bertambah setiap harinya. Semoga Allah selalu membantu kita dalam keadaan apapun, menyembuhkan yang sakit, meringankan yang sedang berjuang, dan melindungi orang-orang yang sehat.

Sebenarnya dari peristiwa ini aku banyak sekali belajar bahwa nyatanya Allah bisa saja "menegur" manusia di muka bumi dengan makhluk sekecil virus corona. Ya, terserah orang mau menyebutnya ini sebagai apa. Tapi, aku anggap peristiwa ini sebagai ujian dan teguran bagi kita.


Kenapa ujian?

Setelah penyebaran virus ini cukup besar dan melebar, pemerintah menetapkan untuk melakukan lockdown meski belum secara keseluruhan dan belum efektif. Pemerintah mengampanyekan masyarakat untuk #dirumahaja agar kita bisa menghentikan penyebaran virus ini dan menekan angka kematiannya.

Dengan begitu, bukankah pasti ada maksud dan hikmah yang kita ambil dari peristiwa ini? Yaitu, Allah mau kita lebih dekat dengan-Nya dengan cara terus berlindung dan berdoa. Mungkin saja sekarang ini sudah banyak manusia di muka bumi yang mulai lupa dengan Allah dan segala kenikmatan-Nya. Maka dari itu Allah menegur dan mengajak kita untuk kembali pada-Nya.

Ada Hikmahnya

Tapi, gak hanya jelek-jeleknya doang nih yang sering kita pikirin tentang corona ini. Emang sih, peristiwa ini membuat beberapa masalah baru terjadi di muka bumi, termasuk Indonesia. Seperti ekonomi menjadi berantakkan hingga bahan pangan mulai habis karena orang-orang berlomba untuk membeli dna mempersiapkan bahan makanannya untuk #dirumahaja.

Tapi, coba lihatlah dari sisi lain. Ada banyak influencer, artis, dan orang-orang baik  di luar sana yang berlomba-lomba menggalang dana untuk saling membantu menuntaskan wabah ini. Bukankah dengan begitu kita bisa berlomba-lomba juga untuk bersedekah dan bantu orang-orang kecil yang kehilangan pekerjaannya? Betapa baiknya Allah memberikan kita kesempatan dan lapangan untuk kita sedekah dan membantu sesama.

Selain itu, cobalah lihat betapa bahagianya kita berkumpul bersama keluarga setiap hari untuk menghabiskan waktu bersama. Yang mungkin saja kalau biasanya semua anggota keluarga sibuk masing-masing dengan urusannya sehingga tidak bisa saling mengasihi, menyayangi, berbagi, bahkan peduli.

Dengan #dirumahaja ini Allah mau kita lebih peduli pada keluarga. Betapa pentingnya juga kita memperhatikan kesehatan sesama anggota keluarga yang mungkin saja selama ini sudah terabaikan bahkan tidak diindahkan oleh masing-masing dari anggota keluarga. Allah memberikan kita kesempatan untuk itu.

Tak hanya itu, dengan adanya peristiwa ini pun manusia menjadi lebih kreatif terkait "bagaimana lagi" mereka menghabiskan waktu di rumah dengan kegiatan yang positif. Bahkan nih ya, aku yang dari dulu punya niat buat belajar masak tapi gak jadi karena gak ada waktu, dengan wabah ini aku jadi masak terus setiap hari bantuin mama.

Bahkan, aku bisa melakukan banyak hal yang selama ini tertunda oleh kegiatan lain. Ya, serumit apapun pandemi global ini, kita harus memaknainya dengan positif. Meski banyak sekali negatif lainnya, tapi percayalah hal ini pasti berbuah kebaikan apabila kita bersabar, berdoa, dan selalu berhusnudzon kepada Allah. Eiya, jangan lupa ikhtiarnya juga ya!

Untuk itu, demi meminimalisasi kecemasan, marilah kita berpikir dari sisi baiknya. Jangan lupa juga untuk berikhtiar dengan menjaga kesehatan, jaga jarak, lakukan hal positif, dan plis lah jangan dulu keluar rumah. Kita sama-sama berjuang. Pejuang kesehatan berjuang menyembuhkan, pemerintah berjuang dalam mengatur wabah ini, sementara kita yang sehat juga harus membantu mereka dengan #dirumahaja.

Di hari yang lebih dari dua minggu ini #dirumahaja, mungkin banyak yang sudah bosan juga di rumah karena gak tau lagi harus ngelakuin apa. Ya, aku juga sempat berpikir demikian. Tapi tetap saja kita harus berjuang, karena wabah luar biasa ini tidak sepele, kawan. Tidak semudah itu melawannya. 

Percayalah, segala hal baik dan pikiran yang positif pasti akan dibalas kebaikan pula oleh Allah. Semoga penyakit ini cepat musnah dari muka bumi dan segera dinormalkan kembali kegiatan kita seperti sedia kala. Aaamiin, biar aku cepet lulus juga nih dan wisuda gak diundur! wkwkw. aamiin.

Stay safe yang kawan-kawan, 
jangan lupa beribadah,
cuci tangan dan makan makanan bergizi.

Salam pejuang,
dariku di rumah.



“Nggak, habisnya harganya murah daripada yang lain, jadi kubeli saja,” jawabku sederhana. 

“Lagi-lagi karena medsos nih kamu jadi begini, San! Ckckck,” kata Reina.

“Hehehe, maaf ya teman-teman. Tenang, nanti aku beli lagi deh chessecake-nya yang enak,” ujarku.

“Di dekat rumahku ada chessecake yang enak, beli di sana aja,” ujar Reina.

“Wah, ayo ke rumahmu sekarang,” ajakku.

“Ayo, ada bundaku di rumah, kita bisa makan enak juga, hehe,” tutur Reina sambil bergurau.

“Nah, kalo itu aku setuju,” jawab Senja yang suka makan itu.

“Baiklah, ayo,” kataku mengajak mereka ke dalam mobilku.

Lalu kami bergegas ke rumah Reina. Sesampainya di sana kusalami tangannya Bunda Reina, begitupun dengan Senja dan Reina yang ikut menyalami tangan bundanya. Wanita berjilbab lebar itu mempersilakan kami duduk dan menyuruh kami untuk menunggu. Setiap kami datang ke rumah Reina, kami selalu saja dijamu dengan makanan enak buatan bundanya yang ahli memasak itu. Sambil menunggu makanannya selesai, kukeluarkan gawaiku dan sesekali menengok cuitan di twitter

“Bunda bikin spaghetti ya, kalian suka pedas ‘kan?” tanya Bunda Reina kepada kami.

“Suka, Bun,” jawab Senja.

“Kalau kamu suka pedas juga, San?” tanya Bunda padaku.

Aku tersenyum pada layar gawaiku. Cuitan yang kubaca sangat menghibur.

“Hey, San! Ditanya bunda, tuh,” kata Senja sambil menepuk bahuku.

“Ya ampun, seru sekali main gawainya,” kata Bunda Reina sambil tersenyum.

“Yaampun, Bunda, maaf ya aku tidak dengar,” kataku tersadar.

“Sabar, Bun. Sunny memang begitu, suka sibuk sama gawainya!” kata Reina bernada sindiran.

“Iya, tidak apa-apa, San. Jadi kamu suka pedas atau tidak?” tanya Bunda Reina kembali.

“Suka banget, Bunda!” jawabku semangat.

“Giliran yang pedas-pedas kamu semangat jawabnya,” ejek Senja padaku.

“Ya sudah, bunda buatkan dulu ya,” kata Bunda Reina, lalu ia pergi ke dapur.

“Hey, Sunny. Kebiasaan burukmu itu semakin lama tidak baik deh,” kata Reina.

“Maksudmu?” tanyaku heran.

“Lihatlah, kamu sudah diperbudak teknologi. Kamu seharusnya bisa lebih bijak lagi menggunakannya, San,” pesan Reina padaku.

“Iya, San. Kemarin tulisanmu di blog menyinggung orang, lalu komentarmu tidak baik di unggahanku, belum lagi kebiasaanmu belanja online yang sudah sering dilakukan. Sekarang coba kamu lihat, kamu jadi tidak fokus diajak berbicara di dunia nyata,” jelas Senja.

“Kamu juga kemarin pakai medsos untuk pamer kan? Tapi ya gimana, aku sudah kebiasaan seperti ini,” kataku beralasan.

“Iya, itu kesalahanku juga. Tapi kesalahanmu lebih banyak,” bantah Senja.

“Yaampun, sudahlah jangan bertengkar. Aku punya ide bagus, mau dengar ideku tidak?” kata Reina.

“Apa?” tanya aku dan Senja.

“Bagaimana kalau kita belajar sama-sama untuk bijak di medsos? Tidak boleh bicara yang tidak baik, tidak boleh berpura-pura atau pamer, kurangi belanja lewat online, yaa.. sesekali boleh lah kalau butuh. Oiya, terakhir batasi penggunaan gawai saat kita sedang bersama, bagaimana?” usul Reina.

“Kalau ada yang melanggar, bagaimana?” tanya Senja.

“Yang melanggar harus memberikan hadiah kepada yang menang, setuju?” kata Reina.

“Menarik. Ayo kita coba,” jawabku percaya diri.

“Kamu yakin? Di sini kamu lho yang sering melanggar,” kata Senja sambil mengejek.

“Harus yakin dong! Iya ‘kan, San? Media sosial itu seharusnya mendekatkan yang jauh, bukan menjauhkan yang dekat, jadi kita jangan tertukar. Ambil baiknya buang buruknya,” kata Reina meyakinkanku.

“Baiklah, aku yakin dan aku siap,” jawabku.

“Spaghettinya juga siap untuk kalian yang sudah siap…” kata Bunda Reina yang tiba-tiba datang membawa nampan yang berisi tiga piring spaghetti.

“Wah, makasih banyak, Bunda!” kata Reina.

“Sama-sama, sayang. Selamat makan, jangan lupa dihabiskan ya,” kata Bunda Reina kepada kami.

“Baik, Bunda. Terima kasih,” ucap kami serentak.

Aku bersyukur bisa dikelilingi oleh orang baik seperti mereka, selalu mengingatkan aku di saat aku salah. Dari sanalah aku belajar menjadi bijak sebagai pengguna media sosial, bahkan aku memulai hal baru yaitu menebarkan kebaikan di media sosial.

Dari sanalah muncul kembali harapanku untuk menjadi matahari yang sesungguhnya, yang bersinar dan bermanfaat untuk orang lain seperti harapan mama dan papa. Lagi-lagi Reina dan Senja mendukungku. Aku percaya, lingkungan yang baik akan melahirkan karakter yang baik, dan semua itu akan tercermin pada akun media sosialku. Jadi, ayo berbuat baik. Bukan hanya di dunia maya, tapi juga di dunia nyata.
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates