Mungkin kita gak pernah sadar, seberapa pentingkah kita bisa baca Alquran dengan benar? Seberapa seringkah kita membacanya?
Dan seberapa pentingkah baca Alquran untuk kehidupan kita?
Ada yang bilang, Allah SWT gak akan menyalahkan orang-orang yang bacanya masih terbata-bata; atau mungkin kesalahaan dalam bacaan tajwid, gharib, tartil dll juga termasuk.
Benar, saya pun percaya sekali bahwa Allah SWT Mahapemaaf dan Mahapengampun. Dia tahu mana yang masih belajar, mana yang niat mengaji, mana yang perlu diampuni kesalahannya.
Tapi, bukankah alangkah lebih baiknya jika bacaan itu terus kita perbaiki? Terus belajar misalnya, sehingga bacaan kita turut membaik seiring berjalannya waktu.
Tentu pengaruhnya akan luar biasa, bukan? Ini bukan hanya tentang bacaan kita yang jadi lebih baik, tapi sholat kita akan lebih istimewa dengan bacaan yang baik. Bukannya Allah akan hisab kita lebih dulu karena sholatnya? Bagaimana jika bacaan sholat kita belum baik karena baca Alquran pun masih terbata-bata?
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.]
Kadang suka sedih sama diri sendiri yang baca Alquran aja masih suka salah. Apalagi ngeliat orang lain yang di usia 20-an seharusnya sudah pandai mengaji untuk persiapan menjemput masa depannya.
Apalagi banyak fenomena sekarang yang lebih peduli dengan "keahlian lain" daripada memperbaiki hal kecil seperti mengaji. Padahal hal sekecil itu bisa berdampak sangat besar, tapi seringkali kita lupakan. Entah secara sengaja atau tidak, tetap saja itu sangat disayangkan.
Orang-orang dengan bangganya belajar berbagai macam jenis musik. Orang dengan bangganya menguasai ratusan bahasa. Orang dengan bangganya sibuk jadi aktivis. Orang dengan bangganya bisa banyak keterampilan duniawi. Tapi, mengapa kita masih bangga dengan bacaan Alquran yang "apa adanya" saja?
Tentu mengaji yang baik akan berpengaruh untuk kita dunia ataupun akhirat, kawan-kawan.
Bagaimana jika anak-anak kita nanti bertanya,
"Ma, Pa, bagaimana hukum Nun Sukun bertemu Ba'?"
"Ibu, Ayah, tanda mim kecil di atas artinya apa?"
"Abi, Umi, saktah itu hukum apa ya?"
Kemudian, kita tidak bisa menjawab. Kasihan mereka, bukankah kita adalah sekolah pertama bagi anak-anak kita? Pernahkah kita berpikir sejauh ini?
Mungkin sebagian kita masih menyepelekan hal ini. Tapi sejatinya bacaan yang baik adalah dambaan setiap orang. Agar ibadah lebih sempurna, amal lebih diterima, doa bisa terkabul, dan mungkin jadi penyelamat kita di akhirat kelak.
Yuk, kita peduli dengan bacaan kita. Kalau kita belum bisa baca Alquran, yuk samasama kita belajar. Kalau masih terbata-bata ayo kita belajar lagi ya. Kalau masih belum bener juga, terus aja belajar. Toh, setiap satu huruf yang kita baca saat belajar insyaAllah akan terus jadi kebaikan kok.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Alquran maka ia akan mendapat satu kebaikan dan dari satu kebaikan itu berlipat menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alif lam mim sebagai satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf." (HR. Bukhari).
Semangat terus ya, kita belajar sama sama. Semoga kita selalu dilancarkan dalam berbuat baik. Jangan menyerah yaa!