Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak

"Tidak mudah dimengerti, tidak mudah ditebak, dan filosofis. Persis. Seperti melihat gambaran Pak Fauzy selagi muda. Nyatanya tidak mudah memahami orang seperti beliau; terbukti banyak mahasiswa yang ragu, takut, bahkan enggan berdekatan. Tapi, nyatanya bisa-bisa saja,"
begitulah tweet-ku malam ini, dengan foto persis seperti di postingan kali ini. 

Tiba-tiba, aku teringat pada sosok beliau, seroang wali dosen yang sempat lupa pada tugasnya. Ya, singkat ceritanya begini...

Jadi, beliau adalah dosen wali kelasku saat kuliah. Biasanya tugas seorang dosen wali adalah datang ke kelas beberapa kali dalam seminggu untuk mengontrol absensi hingga pembelajaran. Namun, di semester pertama ia tidak pernah datang. Semua orang justru bahagia. Karena konon, dari kabar yang beredar, beliau adalah salah satu dosen yang rese, menyebalkan, jutek, pokoknya tidak ramah terhadap mahasiswa. Katanya begitu.

Hingga suatu ketika, saat aku diamanahi menjadi ketua kelas, aku berencana untuk menemuinya. Ragu memang, karena adanya kabar-kabar tadi. Tapi, aku memberanikan diri untuk menemuinya dan menegurnya untuk datang ke kelas dan bercengkrama dengan mahasiswanya.

Susah pada awalnya, karena ternyata beliau adalah sosok dosen psikologi yang ahli membaca air muka—katanya. Wkwkwk. Ya, ternyata semakin lama aku sadar bahwa sebenarnya dia ini bukan rese atau gak ngertiin mahasiswa. Tapi, karena beliau justru paham bagaimana kondisi mahasiswa hanya dari raut muka, beliau tidak pernah banyak bicara dan sudah tahu harus menghadapi mahasiswanya bagaimana. 

Ya, awalnya beliau gak asik. Ngomongnya terlalu jauh, gak sesuai teori, membosankan, bahkan kadang mahasiswa males sama beliau karena setiap ngomong pasti ada aja yang bilang, "Apaan sih." Kebayang ya dosen kayak gini gimana. 

Tapi, dari situ justru aku penasaran sebenarnya bagaimana sih sosok Pak Fauzy sebenarnya. Kenapa orang orang begitu gak suka dengan beliau? Bukankah seorang dosen psikologi justru asik untuk diajak berbicara karena pasti bisa mengerti lawan bicaranya?

Dari situ, aku cukup banyak bicara dengan beliau. Dari yang ngomongin kondisi kelas, teman-teman, pelajaran, hingga ada di titik berbicara soal apapun di luar itu semua; keluarga, masalah pribadi, hingga percintaan. 

Sosoknya yang filosofis kadang membuatku amazed karena beliau memang kelewat pintar. Sempat cerita banyak hal soal apa saja yang ia baca, dengar, tonton, hingga apapun yang membentuk dia sekarang. Kadang aku tidak mengerti bahkan gak tau apa yang ia bicarakan, tapi aku juga tidak bisa berpura-pura ngerti di depannya karena dia pasti tahu dan juga memahaminya. 

Kenapa tiba-tiba inget Pak Fauzy?

Haha, lucunya, saat ini aku sedang punya teman yang persis seperti beliau. Rasanya aku seperti bertemu Pak Fauzy selagi muda; mungkin gambarannya seperti itu. Sama-sama filosofis, suka akan sastra, pintarnya tidak tertakar, hingga pemahaman akan sesuatu yang luar biasa. 

Sementara aku, kadang-kadang kehabisan cara harus menghadapinya seperti apa. Tapi, di satu sisi aku menemukan ilmu baru dalam menghadapi orang yang jauh lebih pintar. Sesuatu yang tak pernah kudengar sebelumnya, tiba-tiba hadir di room chat aku dengannya. Beberapa kali juga aku searching kata-kata dan suatu hal yang tak pernah kutahu sebelumnya.

Ah, rasanya random bisa bertemu lagi dengan orang yang sama seperti Pak Fauzy. 

Sulit.
Sulit sekali.

Rasa insekyurnya ada, rasa senangnya ada, rasa sedihnya ada, rasa bingungnya juga ada. Kadang bingung harus melanjutkannya seperti apa. 

Tapi, dulu, berteman dengan seorang dosen seperti Pak Fauzy menyadarkanku bahwa kita tidak perlu menjadi seperti dia jika ingin berteman. Kita cukup memahaminya, mendengarkannya, menerimanya apa adanya, hingga ia merasa dihargai, dicintai, dan nyaman. Lalu, kebaikan juga datang setelah hal-hal tersebut dipenuhi. 

Ya, Pak Fauzy pasti tahu aku terbatas. Tidak semua hal yang dia katakan aku pasti mengerti. Tidak sama sekali. Bahkan aku tidak ragu berkata, "Maksudnya gimana, Pak, saya gak ngerti." Dan beliau sudah paham itu, dan sesekali dijelaskan lagi atau bilang, "Udah, nanti juga kamu ngerti sendiri."

Begitulah cara Pak Fauzy mengerti aku, begitupun sebaliknya. Meski kita seakan lahir dari latar belakang yang berbeda, justru perbedaan itu yang bikin kita sama-sama belajar menghargai dan membawa banyak kebaikan; beliau jadi akrab lagi dengan mahasiswa, suka kasih uang jajan buat anak sekelas, dan kebaikan lain yang muncul karena keakraban kita.

"Saya mau ucapin terima kasih sama kamu, karena kalau kamu gak datang untuk negur saya waktu itu, saya mungkin gak bisa akrab lagi sama mahasiswa," ucapnya padaku. 

Dan sekarang, ketika dihadapkan oleh orang yang mirip dengan beliau, yang muncul pertama kali adalah pertanyaan,

"Apakah aku bisa memahaminya seperti Pak Fauzy kala itu?"

Tiap orang, beda cerita. Aku gak tau kelanjutan pertemanan kami sampai mana. Tapi, ya sudah, jalani saja. Meski sesekali bingung dan insekyur karena merasa tidak sebanding dengannya. Huhuhu. Semoga dia bisa memahamiku juga keterbatasanku~

Aamiin.

Halo, Teman Cahaya. Kali ini izinkan aku cerita bagaimana pengalaman dari salah satu impian yang tercapai.

Ya, jadi di awal tahun ini salah satu impian aku adalah bisa bawa mobil. Gatau kenapa, dari dulu suka aja sama cewek bawa mobil, kayak kece, independent, pokoknya keren aja wkwk. Jadi, aku pengen jadi salah satu cewe keren ituu sih ahhaha. 

Lucunya, sudah lima tahun belakangan ini keluargaku gak pakai mobil. Jadi, kayak aneh aja gaksih punya mimpi bisa bawa mobil tapi mobil aja gak punya? Wkwk. Gak lah ya, gak ada yang aneh. Namanya juga impian.

Qadarullah, tiba-tiba di kantor butuh orang yang bisa nyetir. Dan penawaran itu datang ke aku karena pertama, aku orang kedua yang lebih tua daripada yang lain. Kedua, aku juga sering ada tugas keluar kantor. Ketiga, aku pernah belajar mobil juga. Jadi, alhasil aku harus belajar mobil deh. Ya, dibayarin les gitu. 

Sebenernya aku senang sih, karena mungkin ini adalah jalan dari Allah untuk mencapai mimpiku bisa bawa mobil. Tapi, di satu sisi, gatau yaa kenapa rasanya beda kalau belajar karena 'kerjaan', jadi kayak ada bebannya gitu hehehehe. 

Tapi, aku tetep mau ngucapin terima kasih ke kantor karena udah biayain aku les mobil. Ternyata lumayan mahal les 6x pertemuan dengan harga hampir dua juta. Kalo aku bayar pribadi sih mending belajarnya nanti kalau punya mobil sendiri wkwk. Tapi, ya Alhamdulillah. 

Akhirnya dengan 6x pertemuan, aku udah bisa bawa mobil manual. Ma shaa Allah Tabaarakallah. Kalau gini sih, husnudzonnya Allah bakalan kasih jalan buat punya mobil sendiri gak sih? Hehehe aamiin. Semoga ini salah satu tandanya ya. Allah lagi nyiapin aku biar punya skillnya dulu baru dikasih mobilnya hehe aamiin.

Januariku sungguh menakjubkan. Pasalnya, banyak sekali hal yang terjadi di luar dugaanku. Mulai dari datangnya orang baru, beberapa orang tidak kenal juga datang, melepaskan tempat belajar dan teman taat, hingga harus berkelut dengan pikiran tentang pekerjaan dan juga pertemanan. Rasanya ingin sekali aku ceritakan ini pada seseorang, karena tidak semua hal bisa kutulis secara gamblang di sini.

Tapi, aku juga bersyukur karena masih bisa ditemani oleh orang-orang baik di dalam hidupku. Aku merasa sangat beruntung ketika teman lama yang dahulu sempat berpisah, kini menjadi dekat lagi. Teman-teman kuliah yang jarang komunikasi, kini ngajak bertemu dan berbincang lagi. Pun dengan kondisi pertemanan luar biasa di kantor yang random tapi ada baik-baiknya juga pastinya.

Ya, memang begitulah kehidupan; di mana ada kesedihan, di situ juga ada kebahagiaan pastinya yang menjadi penawarnya. 

Mungkin aku sedikit kecewa pada diriku sendiri yang ternyata tidak sekuat itu menjalani hari-hari ini sendirian. Aku juga sudah berusaha membuka hati lagi dari trauma dan trust issue di masa lalu, yang bikin aku sulit untuk menemukan seseorang yang baru. Tapi, sekalinya bertemu dengan orang ini, aku juga dibikin bingung harus bersikap seperti apa.

Ah, rasanya ingin aku segera memastikan perasaan ini. Gak mau terlalu lama menduga-duga dan gak mau terlanjur jatuh hati pada seseorang ini. Tapi, Allah seakan menyuruhku untuk bersabar dan gak boleh terburu-buru. Bismillah aja deh ya, aku percaya aja sama Allah kapan waktu terbaik untuk dipertemukan dengan seseorang itu. Intinya, saat ini aku hanya bisa menyimpannya sendirian, bersama kamu juga deh--sebagai pembaca blog-ku yang aku gak tau siapa.

Itu soal percintaan. Tapi, beda halnya soal pekerjaan. Belakangan ini aku cukup ngerasa kurang nyaman karena ada beberapa hal yang terjadi. Ditambah lagi kemarin-kemarin pekerjaanku cukup tertumpuk karena satu dan lain hal. Ah, iya, ada juga waktu di mana semangatku mulai hilang. Tapi, Allah kasih tugas dan amanah tambahan lewat pekerjaan ini. Jujur, cukup bikin aku kepikiran sih, tapi semoga aja aku bisa melewatinya, deh, ya. Bismillah.

Satu lagi, soal keimanan. Belakangan ini aku sedang merasa sangat futur. Rasanya beberapa hal keduniawian mulai down di waktu bersamaan. Itu membuatku lupa diri, bahkan sampai tidak lagi 'mengisi ruh' ini dengan kebaikan-kebaikan. Ya, aku mulai jarang liqo, kurang kajian, kurang berkumpul sama orang-orang sholih. Ditambah lagi kemarin-kemarin aku sudah memutuskan untuk keluar dari salah satu circle kebaikan.

Jujur, aku merasa semakin berkurang kualitas diri ini. Sepertinya ini menjadi ujianku dari Allah supaya aku bisa ingat lagi bahwa aku harus berubah. YaAllah, aku berlindung darimu semoga aku bisa terus ada di dalam lindunganmu. Izinkan aku untuk kembali dekat padamu dan mendapatkan kasih sayangmu seutuhnya. Aamiin... bismillah.



Kemarin, aku menghadari acara pernikahan dari teman lamaku. Sebenarnya, waktunya tidak pas, karena aku harua bekerja di hari Sabtu. Aku jadi tidak bisa mengikuti prosesi akad, tetapi aku masih punya waktu di pukul 12-14 untuk bisa menghadari resepsinya. 

Awalnya, kupikir tak perlu datang, karena sejujurnya aku juga ingin sekali melihat akadnya. Tapi, berhubung sudah diundang, aku datang saja meski telat sampai di tempat. Aku tidak menyesal, karena daridatang ke sebuah undangan kita akan menemukan banyak kebaikan dan juga doa.

Tapi, dari undangan ini, aku menyadari bahwa banyak juga hal-hal yang menyadarkanku. Aku sebenarnya tidak ingin cerita ini, tapi aku justru kepikiran dan sakit hatinya masih tertahan sampai hari ini. Dan, ini salah satu goals dalam hiduplu: gak mau menahan perasaan—apalagi hal-hal menyakitkan—terlalu lama di dalam hati. Karena itu hanya akan merusak diri.

Jadi, pertama, setiap pergi ke undangan aku jadi merasa begitu kurang dalam berteman. Biasanya, ada barengan untuk pergi ke suatu acara. Tapi, kali ini enggak. Bahkan aku mencari teman di sekolah dulu pun sulit sekali. Aku merasa kurang baik dalam masalah pertemananku selama ini sewaktu ada di sekolah. 

Aku senang karena kemarin bisa bertemu beberapa orang sewaktu di sekolah. Tapi, di satu sisi, aku merasa iba pada diriku sendiri karena aku tidak hadir di antaranya. Aku tidak begitu akrab dengan mereka, sehingga aku bukanlah pilihan bagi mereka untuk datang bersama-sama. Ya, aku memang punya circle sendiri sewaktu di MAN. Apalagi kelas 12. Mereka tidak tahu apa yang sudah aku alami dari kelas 10 hingga kelas 12 yang membuatku begitu kesepian dan kehilangan momen terbaik bersama teman-teman.

Sedih, pasti. Aku cuma bisa melihat mereka berfoto bersama di pelaminan tanpa ada aku di sana. Sementara aku yang datang belakangan malah berfoto dengan temanku yang lain, yang notabene juga bukanlah circle-ku sewaktu SMP. Aku sebenarnya merasa tidak enak hati dan juga gengsi. Tapi, aku lebih tidak bisa lagi untuk pergi sendirian ke acara besar seperti itu.

Kedua, bersama teman barenganku, aku juga merasakan kecanggungan yang hebat. Mereka adalah teman SMP-ku, yang waktu dulu tidak satu circle pertemanan denganku. Tapi, mereka sungguh baik, mau menunggu aku dari acara akad hingga resepsi, sehingga aku bisa bersama mereka ketika salaman dan berfoto di pelaminan. Terima kasih, ya, kalian baik banget. Aku bersyukur kemarin bisa ditemani mereka. 

Lalu, tanpa sengaja, kami bertemu dua guru kami di SMP. Alhasil, kami banyak berbincang dan mengulang cerita. Bercanda, bernostalgia, hingga memberikan kabar dan wacana acara di sekolah kami yang dulu. Terbitlah undangan baru untuk hadir di reuni akbar sekolah nanti. 

Di perjalanan pulang, kami jadi saling berbincang tentang sekolah dulu. Ya, kami bertukar cerita dari sudut pandang masing-masing. Hingga pada akhirnya, mereka tiba-tiba berbicara tentangku, khususnya membicarakan sudut pandang mereka ketika melihatlu sewaktu SMP dulu. 

Mereka bilang, dulu aku banyak yang suka. Sampai mereka menghitung siapa siapa saja yang katanya menaruh hati padaku. Mendengar hal itu, aku cukup kaget. Nyatanya, aku bahkan gak tau pernah disukai orang sebanyak itu. Aku bahkan dulu tidak sadar bahwa mungkin aku sudah bersikap 'keterlaluan' dalam bersosialisasi dengan lawan jenis. Sehingga menyebabkan kesalahpahaman di antara orang-orang. 

Jujur, aku lumayan sakit hati mendengar itu. Ternyata mereka dulu menganggapku demikian. Aku dianggapnya terlalu dekat dengan banyak pria, hingga bikin mereka suka. Ah, bahkan aku lupa bagaimana caraku berbicara pada mereka waktu itu. Aku tidak menyadarinya. Mungkin mereka tidak tahu bahwa sebenarnya dulu aku memang seperti itu: berteman dengan banyak pria—dan juga wanita, berusaha baik kepada semua orang, tidak terkecuali guru dan juga orang-orang di sekolah.

Tapi, kejadian itu bikin aku berpikir. Sepertinya, dulu aku sudah bertindak tidak baik atau bahkan menyakiti banyak orang. Padahal, aku sendiri tidak berniat demikian. Pasalnya, aku juga sudah menyukai orang lain yang saat itu sudah aku sukai sejak SD kita bersama. Tapi, entahlah, pandangan orang kan beda-beda, ya. Jujur hal ini cukup menampar aku sih untuk yang kedua kalinya di hari itu. 

Mungkin aku tidak menyadari bahwa kelakuanku zaman dahulu itu menyakitkan mereka atau membuat mereka tidak nyaman. Ya, mereka, temanku selagi SMP dan juga saat di MAN. Aku terlalu sombong, aku terlalu cuek, aku terlalu peduli dengan orang jauh sampai lupa bagaimana pandangan orang-orang di sekitarku. Dua kejadian itu bikin aku sadar sekaligus sedih, sih. 

Tapi gapapa, aku jadi dapat pelajaran lagi. Dan sekarang aku sudah berubah kok. Bahkan semenjak kuliah, aku tidak mendapatkan kesempatan untuk bisa sedekat itu lagi dengan circle baru, apalagi soal laki-laki. Aku bahkan terkurung dengan trauma yang pernah dialami sewaktu di MAN dan sebuah penyesalan yang terjadi saat SMP. Aku hanya selalu berharap dan berdoa, supaya aku bisa jauh lebih baik lagi dalam hal apapun, termasuk menjalankan sebuah hubungan dengan oranglain. 

Bismillah, ya, Ca. Anggap aja ini sebuah evaluasi diri dari masa lalu yang terungkap lagi. Sekarang fokus aja sama masa depan yang lagi disusun. Semoga Allah mudahkan kamu untuk terus jadi lebih baik lagi. Aamiin. Semangaaaat! ✨️


Hari ini adalah satu minggu pertama di tahun 2023. Senangnya ada, rasa khawatirnya ada, rasa sedihnya juga sudah ada. Tapi, aku tetap positive thinking kalau 2023 ini adalah tahun yang baik dan menyenangkan. Lagi belajar juga untuk husnudzon sama Allah karena katanya bisa melegakan hati kita, lho.

Aku senang di hari ketujuh ini sudah memulai awal tahun dengan sangat tenang. Karena sebelumnya, aku sudah berbicara kepada beberapa orang untuk menyampaikan perasaan terpendam yang sudah lama juga mengganggu pikiran. Awalnya takut, tapi ternyata seenak itu melegakan perasaan.

Dari situ aku belajar untuk bisa lebih jujur kepada diri sendiri. Kalau memang ada yang menyenangkan, jangan ditahan lagi. Pun ketika kesal dan marah dengan seseorang, harus diungkapkan dan jangan juga tertahan. Karena setelah dipelajari, ternyata memendam emosi negatif bisa merusak tubuh kita, loh, katanya gitu sih.

Iya, dulu aku terbiasa memendam sesuatu karena gak punya tempat untuk cerita. Inilah salah satu alasan kenapa aku masih suka menulis sampai sekarang. Ya, menulis menjadi salah satu caraku untuk bisa mengutarakan emosi yang sedang aku rasakan. Jadi, maaf, ya, kalau suatu hari kalian bertemu denganku, aku bisa cerita banyak hal.

Bicara soal cerita, aku jadi mau cerita deh.

Beberapa waktu lalu aku dikejutkan dengan pesan seseorang yang 'kembali datang' setelah sekian lama menghilang. Dulu, waktu kita sempat berkenalan, aku cukup merasa kehilangan ketika dia pergi. Mungkin akan terlalu dini jika saat itu kusebut jatuh cinta, tapi perasaan senangnya memang tidak bisa dibohongi ketika aku bertemu dengannya.

Sejak saat itu, aku juga mulai mengerti tentang people come and go, ya memang akan ada masanya aja mereka datang dan pergi. Dan pikirku saat itu, orang itu memang punya waktu sebentar untuk berteman dengan aku.

Tapi, ketika dia kembali, rasanya aku bertemu dengan orang baru yang lebih fresh. Aku merasa ada yang berbeda darinya. Memang, empat tahun bukanlah hal sebentar yang bisa membuat seseorang bisa berubah. Aku menyadari itu dan memaklumi hal itu. Tapi, dia tetap hadir dengan pribadi yang menyenangkan, kok.

Aku mulai kembali melakukan percakapan, membicarakan banyak hal, dan juga bercanda kecil-kecilan. Namun, sesekali juga aku merasa khawatir jika merasakan momen kehilangan itu untuk yang kedua kalinya. Masih ada perasaan takut untuk memulai hal yang baru bersama seseorang, tetapi juga sangat senang dan merasa butuh teman untuk bisa terus bercerita setiap hari.

Lagi-lagi, aku juga merasa ini bukan waktu yang tepat untuk memutuskan aku jatuh cinta atau bukan. Sebab, kami baru berbincang sebentar saja. Rasanya terlalu dini untuk mengakuinya. Tapi, yang kulihat juga belum sepenuhnya yakin. Dia baik, tetapi aku belum yakin kebaikannya mengarah ke sana. Bisa jadi hanyalah bentuk kebaikan biasa yang akhirnya terbawa perasaan. 

Kalau kata temanku, "Gak usah GR!" wkwkwk. 

Tapi, kenapa ya menyukai orang yang tidak menyukai kita adalah tantangan? Seru, tapi berisiko sakit hati banget hahaha. Yaudah lah, ya. Gak perlu diperpanjang. Aku juga mau jalanin aja sebiasa mungkin. Aku juga harus mulai dewasa menyikapi perasaan, harus bisa mengelola emosi dengan lebih baik, gak boleh gampang kesel, marah, dan gampang suka sama orang.

Yuk, semangat deh pokoknya jalani 348 hari lagi di tahun ini wkwk. Semoga tahun ini kita dapat banyak kebahagiaan, keberkahan, kesehatan, dan juga rezeki yang berlimpah dan bermanfaat, ya! Aamiin. 

Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates