Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak
Siang itu, pelajaran sekolah sudah berakhir. Saatnya murid murid yang lain bergegas kembali ke rumah untuk isirahat dan mempersiapkan pelajaran untuk esok hari, walaupun ada sebagian yang harus masih di sekolah karena adanya jadwal ektrakulikuler atau sekedar kumpul organisasi. Yap, kala itu Rania harus kumpul ekskul pulang sekolah, jadwalnya jam 2 siang, namun jam masih menunjukkan pukul 13.00.

Selamat Pagi Sahabat 💕
Berikut adalah sebuah kisah yang semoga bisa menjadi renungan untuk kita semua. Aamiin...

AKIBAT RIBA

Kutulis kisah ini untuk segenap muslimah.~
Meskipun dengan menulisnya, hatiku semakin teriris-iris. Namun biarlah luka itu mengangah, asalkan kalian tidak menjadi korban berikutnya.

Dulu…
aku pernah merasakan bahagianya pernikahan. Aku mencintai suamiku, dia pun mencintaiku. Meskipun hidup pas-pasan, rumah tangga kami diliputi kedamaian.

Suamiku orang yang pekerja keras. Ia berusaha mendapatkan tambahan penghasilan untuk bisa ditabung seiring Allah mengkaruniakan seorang buah hati kepada kami. Kami pun berusaha hidup Qana'ah, mensyukuri nikmat-nikmat Allah atas kami.

Saat-saat paling membahagiakan bagi kami adalah ketika malam hari. Saat sunyi dini hari, anakku lelap dalam tidurnya, aku dan suami bangun. Kami shalat malam bersama. Suamiku menjadi imam dan aku larut dalam bacaan Qur’annya.

Tak jarang aku menangis di belakangnya. Ia sendiripun juga tak mampu menahan isak dalam tilawahnya.
Entah mengapa. Mungkin karena kami melihat teman-teman yang telah punya mobil baru. Tetangga yang membangun rumah menjadi lebih indah.

Mulai terbersit keinginan kami agar uang kami semakin bertambah. Suamiku tak mungkin bekerja lebih lama karena ia sudah sering lembur untuk menambah penghasilannya.
Tiba-tiba aku tertarik dengan bisnis saham. Sebenarnya aku tahu sistem bisnis ini mengandung riba, tapi entahlah.

Keinginan menjadi lebih kaya membutakan mataku.
“Ambil bisnis ini saja, Mas. Insya Allah kita bisa lebih cepat kaya,” demikian kurang lebih saranku pada suami.

Dan ternyata suamiku juga tidak menolak saran itu. Ia satu pemikiran denganku. Mungkin juga karena tergoda oleh rayuan iklan bisnis saham tersebut syaithan yang membisik.

Akhirnya, kami membeli saham dengan seluruh tabungan yang kami miliki. Suamiku mengajukan kredit untuk modal usaha kami.
Sejumlah barang yang bisa kami jual juga kami jadikan modal, termasuk perhiasan pernikahan kami.

Beberapa pekan kemudian, bisnis kami menunjukkan perkembangan meskipun tidak besar. Kami mengamati saham hingga ibadah-ibadah sunnah yang dulunya membahagiakan kami mulai keteteran. Tilawah tidak sempat. Shalat sunnah hilang diterpa kantuk dan lelah.

Hidup mulai terasa gersang di satu sisi, tetapi kekayaan mulai tergambar di sisi lain. Hingga suatu hari, tiba-tiba harga saham menurun drastis. Kami seperti terhempas dari ketinggian. Kami sempat berharap bisa bangkit, tetapi harga saham kami justru semakin terpuruk. Hutang kami semakin menumpuk. Cash flow keluarga kami berantakan.

Di saat seperti itu, emosi kami seperti tidak terkendali. Ada sedikit saja pemicu, aku jadi marah. Pun dengan suami. Ia jadi sering menyalahkanku karena menyarankan bisnis riba dengan modal riba pula.

Aku pun membela diri dan mengatakan kepadanya, mengapa sebagai suami yang harusnya jadi imam malah mengikuti saran istri jika saran itu keliru. Pertengkaran memuncak. Aku tidak dapat menguasai diri.

“Kalau begitu, ceraikan saja aku,” kataku malam itu.
“Ya, aku ceraikan kamu,” jawab suami dengan nada tinggi. Mendengar teriakan talak itu aku terhentak.
Aku menangis. Anakku juga menangis. Tapi terlambat. Suamiku terlanjur pergi setelah itu.

Kini aku harus membesarkan anakku seorang diri. Sering sambil menangis aku membaca ayat:

يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah” (QS. Al Baqarah: 276)
.
Wahai para muslimah… Qana’ah… Qana’ah…
Jangan menuntut suamimu lebih dari kemampuannya. Tak ada larangan untuk berusaha bersama-sama agar kondisi finansial menjadi lebih baik. Tetapi jangan sekali-kali terperosok dalam bisnis riba.

Bahagia dalam hidup sederhana lebih baik daripada jiwa menderita karena cinta dunia.

Cukuplah aku yang berkata sambil menangis, “Dulu kami dipersatukan oleh ketaatan kepada Allah, lalu kami dipisahkan oleh kedurhakaan pada-Nya”

Diadaptasi dari kisah nyata dalam Sa’atan-Sa’atan yang ditulis Syaikh Mahmud Al Mishri dan Sirriyun lin Nisa’yang ditulis Syaikh Ahmad Al Qaththan•
smoga bermanfaat..

Selamat sore problem!

Senang rasanya bertemu kamu lagi. Iya kamu, datang secada bersamaan dengan problem yang berbeda. Terima kasih kamu mau membantu aku dalam mndewasakan diri, terima kasih pula sudah mau mampir menggores cerita kehidupanku.

Hai problem, kau tau? Sebagian orang menganggapmu sesuatu yang amat sangat membosankan, selalu membuat matanya tak bisa membendung kesedihan, apalagi hati seorang perempuan.

Antara Problem dan Manusia

"Problem, bolehkah aku bertanya kepadamu, mengapa Allah selalu mengirim pasukanmu kepada kami? Mengapa kamu datang membawa luka?"
"Allah mencintai umatnya, aku diperintahkan olehnya agar kalian mampu melampauiku. Aku tidak pernah datang sendiri, karena aku memang lebih lemah dari manusia. Aku hanya bisa jikalau aku berbondong-bondong."
"Hei problem, satu problem dalam hidup saja sudah membuat aku pusing, apalagi jikalau kau datang berbondong-bondong. Kau bisa tanyakan kepada seluruh manusia,"
"Kau tau, Allah SWT menciptakanku lebih lemah dari kalian wahai Manusia. Sebanyak apapun Allah ciptakan kami, Allah selalu mengirim kalian sesuai dengan kemampuan kalian. Agar kekuatan kita sebanding. Namun tetap saja kamu yang lebih kuat, manusia."
"Apa aku bisa melawanmu? Sedangkan aku tak kuasa menahan tangis ketika kau datang, mengapa?"
"Itu hanya reaksi kalian terhadap kedatangan kami, Allah mengingatkan kepada manusia untuk melakukan kebaikan, itu adalah salah satu cara untuk mengusir kami. Kami memang diciptakan untuk datang dan pergi, seperti cinta. Kami kenal dekat dengannya."
"Yaa, cinta! Mengapa kau begitu dekat dengannya."
"Karena kelemahan manusia adalah mengolah cintanya. Kau tau? Hati manusia dasarnya adalah kertas putih tanpa noda. Namun beberapa dari kalian merusaknya, merobek kertas itu, menulis dikertas itu hingga kotor, walau dihapusnya namun tetap meninggalkan bekas bukan? Apa itu namanya tidak merusak hati kalian?"
"Hmm, benar jugaa. Namun bagaimana bisa aku merubah kertas itu kembali bersih? Sementara cinta yang datang meninggalkan goresan pada kertasku. Apa yang harus aku lakukan?"
"Hapuslah semua noda dalam hatimu, Allah akan melihat proses penghapusanmu. Allah punya berjuta kertas bila kau mau, Allah takkan tega apabila kau kelelahan demi menghapus semua goresan dikertasmu sampai putih kmbali, Allah bisa kok kasih kamu kertas baru."
"Jadi, apakah Allah akan memberi ku kertas yang bersih itu? Lalu bagaimana caranya agar kertas itu tidak kmbali kotor?"
"Tentu. Lakukanlah penghapusan itu dengan banyak berbuat baik, mengingat Allah dll, itu adalah proses menjaga hati kita. Kalo itu, kamu bisa tulis nama Allah yang banyak dalam hati kamu, toh siapa sih yang berani mencoret namamu ketika tertulis dalam kertas yang putih?"
*lalu manusia terdiam*

Sepenggal cerita problem dan manusia hanya ku buat untuk sebagai ilustrasi. Dimana kita bisa ambil petikan bahwa manusia lemah dalam urusan cinta. Tapi tak menutup kemungkinan, masalah bukan hanya tentang cinta.

Oiya, benarkah kelemahan manusia adalah cinta? Iya, sebagian orang beranggapan gitu. Cerita diatas maksudnya adalah, ketika kita menempatkan yang paling utama dalam hati adalah Allah, maka takkan ada yanh berani menggores hati kalian bagai kertas putih tadi. Yaa, aku merasakan hal itu saat ini. Mengapa bodohnya aku tak bisa mengelola hatiku dengan baik, hingga timbul khilafan yang merugikan oranglain dan diri sendiri. Kini membuat aku sadar atas kedatangannya.

Sekarang gini, buat para remaja yang benar benar sedang jatuh cinta, jangan terlarut deh dalam cinta yang datang di masa kalian saat ini. Karena mereka bukan datang sepenuhnya dan menetap, dia masih dalam pencaharian. Sekarang mah jaga hatinya dulu dehh, berdoa sama Allah untuk dilabuhkan pada cinta yang akan menjadi jodoh nanti. Seru dong pastinya kalo dapet barang baru? Iya, pasti istri sama suami nanti lebih seneng klo dapet hati kalian yang masih baru dan ga bekas dipake orang. Hehe. Do you know what I mean? Ya, itu.

Semangaaat!!

Selamat pagi! Assalamu'alaykum;) Hari ini aca akan berbagi sedikit cerita tentang diri aca. Selamat membaca!

Childish.
Yaap, aku sering dibilang 'kekanak-kanakan' atau bersifat lebih seperti anak kecil. Kurasa hanya mereka yang tak mengenalku yang berkata demikian. Namun mungkin pandangan mereka berbeda denganku, itulah mengapa aku sering dikerjain kaka kelas, dibilang oon lah, dikatain lola lah, atau disepelein. Whatever, yang jelas bukan gitu aslinya.

Terkadang mereka tak pernah mengerti siapa aku sebenarnya, karena memang hanya diri kita yang bisa mengetahui sifat dasar kita, barulah selebihnya oranglain menilai.

Aku memang seperti anak kecil, karena aku lebih suka bercanda daripada harus terlarut dalam keseriusan, tapi jikalau memang ada saatnya aku serius, aku bisa untuk serius, namun lagi lagi tak pernah ada yang berfikir bahwa aku mampu jadi diri yang serius.

Childish vs Adult

Antara keduanya memang jauh berbeda. Namun siapa sangka kita bisa melakukan keduanya. Aku begitu senang ketika teman-teman dan yang lain menganggap aku lucu, karena aku suka bercanda gurau. Lagi lagi tak ada yng tau, disatu sisi aku punya sejuta cerita yang membuat aku dewasa, berfikir layaknya pejabat mengatur perusahaannya. Yaa, agak ribet emang, cuma itulah kenyataannya.

Kadang mereka tidak tau, bahwa se-childish2nya orang, pasti mereka juga punya cerita. Mereka harusnya mengerti, masalah akan selalu ada didalam setiap diri manusia, cuma tak semua berpendapat bahwa masalah harus diungkapkan, tidak.

Kedewasaan tak pernah mengenal usia. Itulah yang harusnya teman-teman tekankan kepada semua orang. Kenalilah lebih dulu orangnya, karena dibalik seluruh topeng anak-anaknya, terdapat pula sisi dimana ia terlihat seperti orang dewasa. Ya, bukannya sok-sokan, cuma rasanya tak enak saja didengar kalau aku harus dibilang 'oon' dan 'bocah banget sih'.

Memang ada kalanya dimana aku tak tau apa apa, aku tidak mengerti apa yang orang katakan, itu bukan berarti oon kan? Ya mungkin saja memang aku tak terlalu perlu mengetahui itu semua, itulah mengapa aku sering tak tau apa apa.
Tapi ada kalanya pula aku tegas mengatur diriku. Menjaga emosi, meluruskan niat, melakukan hal baik, memilih antara yang baik dan benar, apa itu semua termasuk bentuk kedewasaan?

Alhamdulillah wa syukurillah, Allah memberikan aku banyak masalah sehingga aku lebih giat untuk berfikir dewasa. Segala aspek di rumah maupun sekolah banyak yang bertentangan, itu juga membuatku lebih mudah mengaturnya. Allah juga senantiasa membuat aku larut dalam cinta manusia, agar aku senantiasa menghadapi cinta yang sebenarnya. Segalanya membuat aku berfikir menjadi lebih baik, tak hanya butuh masukan dari oranglain, yang terpenting mengatur diri sendiri harus dimulai ya dari diri sendiri. Semoga Allah selalu bersama orang-orang yng berusaha mencari Jalan terbaik-Nya. Aamiin ya Rabb.

Sebagian orang merasa dirugikan ketika musim hujan. Memang benar, tidak semua yang terjadi di sekitar kita, sesuai dengan yang kita harapkan. Terkadang kita berharap langit cerah, namun Allah turunkan hujan. Dan sebaliknya. Namun apakah kehendak Allah harus bergantung kepada kehendak kita? Jangan sampai ketidaknyamanan ini, menyebabkan Anda menjadi murka dan marah dengan takdir Allah. Terlebih, JAGA LISAN baik-baik, jangan sampai mengeluarkan kata CELAAN terhadap hujan yang Allah turunkan.

Terkadang kita tidak sadar, ucapan kita bisa menjadi sebab diri kita tergelincir ke dalam neraka.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang mengundang ridha Allah, yang tidak sempat dia pikirkan, namun Allah mengangkat derajatnya disebabkan perkataannya itu. Sebaliknya, ada hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang membuat Allah murka dan tidak pernah dia pikirkan bahayanya, lalu dia dilemparkan ke dalam jahannam.” (HR. Ahmad 8635, Bukhari 6478, dan yang lainnya).

MENCELA HUJAN = MENCELA DZAT YANG MEMBERI HUJAN 

Protes seorang hamba ketika Allah menetapkan taqdir, sejatinya dia protes kepada Allah. Dalam hadis qudsi, Allah ta’ala melarang kita mencela keadaan yang Dia ciptakan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, bahwa Allah Ta’ala berfirman,
“Manusia menyakiti Aku; dia mencaci maki masa (waktu), padahal Akulah adalah pemilik masa, Aku-lah yang mengatur malam dan siang.” (HR. Bukhari 4826, Muslim 6000, dan yang lainnya).

Dalil di atas berbicara tentang hukum mencela waktu. Kasus mencela hujan, tidak berbeda dengan mencela waktu.

Para ulama memberikan rincian hukum untuk kasus mencela waktu, hujan atau semacamnya:

1. Hanya sebatas memberitakan. Misalnya, seseorang mengatakan: ‘Sepatu saya rusak karena kehujanan.’ ‘Motor saya macet karena kehujanan.’

2. Mencela hujan dengan maksud mencela ketetapan dan takdir Allah. Misalnya mengatakan, ‘Ini hujan, ngapain turun. Bikin tambah macet aja.’ ‘Sebel, hujan terus. Pagi-pagi sudah hujan.’

Celaan semacam ini termasuk perbuatan dosa, karena hakekatnya, dia mencela Allah.

RUJUKAN:
http://www.konsultasisyariah.com

Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates