Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak


Aku tidak pernah sekuat ini dalam mencintai.

Ya, mencintai dalam diam seolah perasaan yang tak pernah ada kejelasan.  

Rasanya aku seperti menyiksa diriku sendiri

dengan rindu yang kubuat sendiri beserta segala harap yang menyelimuti

Aku bahkan tidak pernah tahu,

apakah di dalam hatinya sudah ada seseorang yang bertahta

memilikinya, meratui hatinya, menemani hari-hatinya

Aku sendiri tidak mau tahu karena terkadang ketidaktahuan lebih baik daripada megetahui kenyataan yang menyakitkan

Ternyata mencintai dalam diam itu susah,

Tetapi aku juga tidak mengerti kenapa aku bertahan

Aku tidak mengerti kenapa aku seyakin ini dengan mengandalkan jalur langit

yaitu dengan berdoa, berdoa, dan terus berdoa

mengirimkannya salam, mengharap angan-angan, serta mendoakan hari-harinya

Aku bahkan seringkali nangis karena ulahku sendiri

Aku yang terlalu memikirkannya

Pernah suatu hari aku mencoba membuang perasaan ini dengan membuka hati untuk orang lain

Aku berhasil, tetapi ketika hal itu gagal dijalankan, hatiku kembali lagi padanya

padahal tak ada yang menuntut untuk melanjutkan perasaan itu

Aku bahkan tak kuasa memilih,

hatiku seakan memilihnya sendiri


Lantas, aku harus apa agar semua harapanku terjadi?


Mungkin setiap orang yang menulis punya alasan masing-masing kenapa mereka harus, mau, dan/atau menyempatkan waktu menulis. Perbedaan alasan tersebut tidak bisa disamaratakan. Hal itu wajar terjadi, tergantung dari kepuasan yang didapatkan seseorang dalam menikmati proses menulisnya.

Bagiku salah satu kepuasan dalam menulis—terlebih menulis fiksi—ialah saat menikmati proses pembuatan tokoh dalam cerita. Mulai dari mencari nama, menciptakan filosofi, menentukan perwatakan, hingga menuliskan dialog-dialog yang sesuai dengan karakteristik beserta sifatnya. 

Belum lagi, merealisasikan wujud si tokoh fiksi di dalam pikiran juga sangat menyenangkan, meskipun tidak semudah kedengarannya. Tetapi, ketika si tokoh itu benar-benar sudah tergambar di imajinasi, rasanya sangat bersemangat untuk menyelesaikan tulisan hingga akhir. Seakan bisa berinteraksi padanya (tokoh itu) secara langsung. 

Di dalam buku Bunga Ketulusan ini, ada dua tokoh utama bernama Yasna dan Zaid. Mereka aku ciptakan dengan penuh pertimbangan. Nama keduanya tak sembarangan kuambil, pun dengan wataknya sebisa mungkin menghadirkan kebermanfaatan bagi pembacanya, sehingga tokoh tersebut tidak hadir sia-sia. 

Sedikit bocoran, dalam buku ini ada sebuah bagian di mana seorang perempuan menerima kiriman misterius dari seseorang yang tidak menyebutkan identitasnya. Di situlah muncul nama Zaid yang menjadi tersangka kiriman misterius tersebut. 

Anehnya, baru-baru ini Zaid seakan hadir di kehidupan nyata. Ya, beberapa hari lalu aku menerima kiriman misterius dan tertera nama "Zaid" sebagai pengirimnya. Namun, aku tidak pernah punya kerabat bernama Zaid. Lantas, siapakah seseorang yang bersembunyi di balik nama Zaid itu? Apakah Zaid benar-benar hadir di kehidupan nyata?

Kalau benar begitu, semoga dia orang yang baik. Dan aku ingin sekaligus mengucapkan terima kasih atas hadiah yang diberikannya. Jazakallah.

Hari ini, aku kedatangan kurir yang memberikan paket untukku. Awalnya aku bingung karena semua paket belanjaan aku, mama, dan kakakku sudah datang semua tempo hari. Aku heran aja kenapa masih ada paket datang atas nama aku. Kemudian, aku menerimanya.

Paket ini dibungkus rapi dengan kertas kado bergambar bunga mawar merah. Di sana tertera nama "Zaid" sebagai pengirimnya. Entah ini kebetulan apa sebuah kesengajaan yang dikirim oleh seseorang. 

Jadi, sejujurnya aku tidak punya teman bernama Zaid, terlebih aku juga tidak mengobral alamat rumah kepada teman-temanku, terkhusus pada laki-laki. Jadi, mungkin hal ini yang membuatku bingung. Aku rasa ini ada hal yang aneh. Di lain sisi, Zaid adalah sebuah tokoh fiksi yang aku ciptakan di dalam novel perdanaku. 

Jika ditilik lebih lanjut, cerita yang aku alami sama seperti cerita dalam novel, yaitu ada sebuah kiriman rahasia kepada seorang gadis bernama Yasna, dan yang mengirimkannya adalah lelaki bernama Zaid. Entah ini kebetulan atau pengirimnya sengaja mengatasnamakan Zaid, tetapi ini sungguh mirip.

Kalau saja ini sebuah bentuk kesengajaan, tentu aku patut mencurigai beberapa nama yang membeli novelku tempo hari. Sebab, mereka lebih tahu jalan ceritanya, sehingga ia bisa membuat skenario yang sama seperti Zaid dalam cerita. Namun, novelku kemarin tidak terjual banyak. Dari beberapa nama yang aku pegang pun rasanya tak ada yang mencurigakan jika salah satu di antaranya menciptakaan cerita ini. 

Namun, jika aku mengingat-ingat kembali, ada beberapa orang yang punya alamat lengkapku dan pernah mengirimkan paket untukku ke rumah. Banyak di antaranya sahabat-sahabat perempuan, tapi ada juga beberapa laki-laki di antaranya. 

Sejujurnya, aku tidak tahu betul siapa pengirimnya. Hal yang tadi aku sampaikan memang mungkin saja terjadi, tetapi masih banyak kemungkinan lain di luar apa yang aku pikirkan. Entahlah, siapapun Zaid si pengirimnya, aku benar-benar mengucapkan terima kasih. Siapa tau saja kamu membaca blog ini.

Isi hadiahnya aku suka. Kebetulan, aku suka membawa peralatan shalat setiap keluar rumah, kurasa ini sangat bermanfaat untukku ke depannya. Terima kasih, ya. Kalau saja kamu membaca tulisan ini, segera hubungi aku dan bicara yang sejujurnya. Aku sangat menghargai niat baikmu. 

Sekali lagi, terima kasih. 
Semoga aku segera mengetahui kamu biar bisa mengucapkannya secara langsung. 

Lebaran kali ini terasa masih sama seperti tahun kemarin, yaitu dengan suasana di tengah pandemi. Ditambah lagi dengan kabar-kabar dari Palestina yang kembali memanas karena pengeboman di sejumlah titik di sana, sehingga lebaran kali ini rasanya tak patut terlalu bersennag-senang di atas kesedihan saudara-saudara kita di sana.

Sementara di lingkungan kelaurgaku sendiri, Alhamdulillah sih bisa kumpul bersama dan hampir full keluarga. Cuma sayangnya keponakan beserta kakakku ga bisa datang ke Bogor karena sedang hamil besar, ditambah lagi kakakku baru saja sembuh dari Covid-19, beberapa minggu yang lalu.

Tetapi, segala bentuk kekurangan tentu tetap harus kita syukuri, sebab itu artinya yang diberikan saat ini adalah yang terbaik dari Allah. Kalau saja kondisi dipaksakan oleh manusia, mungkin akan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.

Di hari ini, tepatnya di hari lebaran kedua, aku mendedikasikan waktu untuk tubuh beristirahat. Kemarin, setelah seharian bertemu keluarga besar rasanya ada banyak tenaga yang sudah dikeluarkan. Terlebih aku seorang introvert yang cukup lelah dengan keramaian, sehingga perlu waktu untuk recharge diri lagi sebelum menemui orang-orang selanjutnya di kemudian hari.

Tak lupa juga kutilik lagi rangkaian target yang kemarin telah aku tulis sebelum Ramadan. Tampaknya belum semuanya terlaksana, terlebih ada hal-hal yang sebenarnya ingin dicapai tapi belum bisa dilaksanakan. Baiklah, bismillah, semoga Allah berikan kesempatan untuk meningkatkan diri di Ramadan tahun depan. InsyaAllah, semoga diberikan waktu untuk sampai ke sana. Aamiin.

Secara umum, lebaran akan membawa kebahagiaan. Apalagi bisa menjadi sebuah ajang silaturahmi secara langsung maupun virtual. Rasanya senang sekali ketika menghubungi teman-teman yang sudah lama tidak kita temui, lalu dibalas dengan ucapain dan doa baiknya.

Sayangnya, ada pula beberapa pesan yang terabaikan karena saking banyaknya. Entahlah aku sudah mengabaikan pesan-pesan itu berapa banyak. Mohon maaf ya teman-teman yang mungkin sempat tak terbalaskan, soalnya aku juga gak selalu megang hp terus sih hehe.

Ya, intinya masih sama sih lebaran sekarang sama tahun lalu. Oiya, sedihnya tahun ini mulai gak dikasih THR karena sudah lulus kuliah. Padahal belum kerja juga ini hahaha. Saudara pada bilang, "Kan udah gede, jadi gausah THR, ya." Heeey, justru orang dewasa yang butuh uang, iya gak sih? Hahaha.

Ya sudah lah, bersyukur aja hehe. Semoga aja tahun depan sudah bisa berpenghasilan dan bisa bagi-bagi sama saudara, aamiin. Selamat Hari Raya Idulfitri, ya, gais. Mohon maaf lahir dan batin. Terima kasih sudah menjadi pembaca blog-ku selama ini.



Suatu hari di bulan Ramadan, aku menghadiri sebuah kajian online yang diadakan oleh sebuah komunitas di Indonesia. Lantas, pematerinya tidak main-main, yaitu salah seorang Ustadz terkenal yang luar biasa. Mungkin kali ini tak perlu kusebut namanya. 

Pembawaannya yang tenang dan berwibawa membuatku serius memperhatikannya dari layar handphone. Sambil menyimak ucapannya, kutuliskan juga hal-hal penting pada catatanku. Saat itu, Alhamdulillah kajian menjelang berbuka itu terasa syahdu.

Namun, menjelang kajian berakhir, tiba-tiba hal mengejutkan terjadi. Entah dari mana asalnya, penyusup tak beradab seketika datang mengacaukan acara. 

Qadarullah, tiba-tiba ada seseorang yang berani membagikan layarnya di forum yang sedang berjalan. Padahal, Ustadz ini sedang tidak membagikan slide seperti kajian pada umumnya. Beliau hanya berbicara saat menyampaikan materinya. Parahnya, orang tak dikenal ini menampilkan video tak senonoh di hadapan peserta, panitia, serta Ustadz kala itu. 

"Maaf, panitia. Sepertinya ada gangguan, ya?" tanya Ustadz tersebut, sembari kulihat tangannya menutup layar handphone-nya—seperti menghindari tatapannya dari video itu.

Ya, sama seperti yang aku lakukan saat melihat video menjijikkan itu. Tiba-tiba, kolom chat pun diisi dengan ucapan beberapa orang dengan bahasa-bahasa yang tidak kami mengerti, bukan bahasa Indonesia sepertinya. Entah ini dilakukan secara sengaja atau memang tidak disengaja.

Kukira kejadian itu adalah bentuk virus yang merajalela. Tapi, masa iya virus itu bisa masuk ke dalam ruang zoom meeting? Pikiranku mengacau. Entahlah apa yang terjadi. Kemudian, panitia segera menangani dengan mengeluarkan orang-orang yang tak berkepentingan itu.

Kemudian, dengan profesional, Ustadz tersebut melanjutkan bahasan. Baru beberapa menit kembali damai, tiba-tiba datang lagi si penyusup tak beradab itu. Ia datang dengan modus yang sama dan memutar video lainnya. 

"Ada gangguan lagi, ya?" tanya Ustadz itu, dengan pasang muka yang khawatir. 
"Mohon maaf, Ustadz, segera kami tangani," jawab seorang panitia. 

Kemudian, keadaan hening kembali. Aku ikut memperhatikan siapa saja yang hadir di ruangan online tersebut. Tampaknya memang ada beberapa nama asing yang mencurigakan di sana. 

Tak lama, kajian kembali dimulai. Berharap semuanya akan baik-baik saja. Di tengah-tengah peserta yang seluruhnya mengaktifkan mode mute audio, seketika ada yang meng-unmute microfonnya.

"Kafir.. Kafiir..," ucap seseorang yang terdengar sayup-sayup di antara pembicaraan Ustadz tersebut yang sedang melanjutkan kajiannya.

Singkat cerita, sang Ustadz diminta mempercepat materinya. Kemudian, panitia menghilangkan sesi tanya jawab agar acara segera selesai. Lalu, acara berakhir pada waktu yang lebih cepat dari jadwalnya.
.
.
Astaghfirulah. Kejadian ini benar-benar di luar dugaan. Sepertinya ada setan yang lolos dari penjagaan di bulan Ramadan. Baru pertama kali menghadiri kajian yang dibajak begitu. Membekasnya luar biasa, terlebih karena video yang tidak sengaja terlihat itu..😥

Mungkin itu salah satu bentuk perjuangan di jalan dakwah. Ada banyak rintangan yang mungkin gak pernah kita bayangkan sebelumnya. Wabilkhusus kepada sang Ustadz yang bisa jadi ini pengalaman yang seringkali ia temui dalam dakwahnya. Dan bisa jadi, bentuk gangguan yang satu ini baru pertama kali dialaminya.

YaAllah, entahlah apa motif orang-orang jahat seperti itu. Rasanya sangat biadab sekali mengacaukan ibadah dan juga kegiatan baik orang lain. Padahal, bulan Ramadan adalah bulan mulia dalam memperbanyak kebaikan. Ternyata masih banyak yang menyia-nyiakannya dengan tindakan buruk seperti itu. Subhanallah 😔

Semoga kita dijauhi dari sifat-sifat buruk dan selalu dilindungi oleh Allah Swt, ya. Aamiin yaRabbal'alamin. Semangat menggapai kemuliaan di 10 malam terakhir Ramadan. Mari bersihkan diri dan sucikan hati dan menggapai Lailatul Qadr, aamiin🧡🙏
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates