Postingan ini dibuat karena aku udah janji bakal ceritain proses dapat kuliah di postingan sebelumnya (boleh di cek disini)
Yey, alhamdulillah wa syukurillah, akhirnya aku mendapat kuliah di Politeknik Negeri Jakarta atau disingkat menjadi PNJ. Oiya, sebenarnya PNJ ini dulu dikenal sebagai Politeknik Universitas Indonesia, kemudian dia berdiri sendiri pada tahun 1998 yang akhirnya dikenal sampai sekarang menjadi Politeknik Negeri Jakarta. Nah, itulah mengapa PNJ sering dibilang saudaranya UI,selain tempat dan lokasi kampusnya di komplek Universitas Indonesia, PNJ juga dulu dikenal sebagai vokasinya UI, dan jangan salah, UI dan PNJ punya almet yang sama yaitu almet kuning. Yeay!
Jadi, begini ceritanya. Awal mula bisa keterima disini, aku juga gak nyangka. Bahkan waktu pertama kali nyari tau tentang PNJ dan bilang ke papa, itu semua gak dibolehin. Kenapa? Karena kalo di PNJ, adanya program D4 sama D3, sementara beda sama S1 kan. Dan papa bilang kalau perempuan tuh harus berpendidikan tinggi, karena kelak aku akan menjadi madrasah bagi anak-anak aku nanti. Wedeehh gaya beut bahasanya wkwk. Tapi emang bener, dan dari situlah aku berpikir untu tidak mengharapkan PNJ.
Tapi aku punya prinsip untuk belajar. Aku bisa belajar dimana aja, termasuk kuliah, kuliah dimana aja. Tempatnya itu gak penting, bergengsi atau engga itu bukan yang paling utama. Bagus dan terpercaya sih perlu, tapi tidak perlu semua itu dipaksakan. Ynag terpenting adalah, kita harus selalu menyiapkan hati ketika sedang belajar, sehingga ilmu itu bisa benar benar bermanfaat dan terserap kedalam diri. Mulai dari situ, aku harus tau diri. Memilih universitan yang didalamnya terdapat jurusan yang aku pingin, yang penting sih nanti belajarnya bakal ikhlas.
Nah, semenjak itu aku bingung cari perguruan tinggi. Jujur aja, disaat oranglain udah pada punya cita-cita, kayanya aku salah seorang dari beberapa orang yang bingung mau jadi apa dan kuliah dimana haha. Nah, dijaman aku sekrang kan ada 3 jalur masuk nih ya, SNMPTN, SBMPTN, dan jalur mandiri (itusih tergantung universitas mananya ya, jadi gak semuanya ada) nah, disitu aku harus pintar-pintar memilih sesuai dengan kondisi nilai aku, kemampuan aku, dan segalanya yang aku punya, kalau salah pilih bisa bahaya. DAN JUJUR AJA, sekian lama nyari masih aja gak dapet jurusan yang aku pingin.
Setelah SNMPTN aku gak dapet, ternyata aku dapet kesempatan untuk ikut PMDK-PN. Nah, itu gak beda jauh sama SNMPTN, yaitu sama sama jalur rapot. Tapi bedanya, kalau PMDK-PN itu berlaku bagi siswa/siswi yang berminat ke Politeknik yang ada di seluruh Indonesia. Aku adalah salah satu pendaftarnya. Terus aku ikut SBMPTN gak ya? Jawabannya adalah NGGAK. hehe. Tau gak kenapa?
Jujur aja inimah, sebenernya kondisi finansial keluarga aku emang lagi gak kondusif, Kadang ada, kadang engga. Papa lagi ada masalah di kantornya sedangkan mama ngga kerja. Itulah kenapa rasanya berat aja mita uang 200ribu untuk pendaftaran SBMPTN, sampai kakak aku yang di Bali sana mau membantu aku untuk pembayaran. Wah, bener bener masa tersulit inimah. Bahkan aku sampai mikir gabakal kuliah tahun ini karena belum ada biaya, dan aku berfikir mending kerja dulu cari uang biar tahun depan bisa kuliah.. Tapi Allah maha baik, disamping aku menunggu pengumuman beasiswa UTS, Alhamdulillah pengumuman PMDK-PN lebih dulu, dan aku keterima! Alhamdulillah ya Rabb, bener bener aku bersyukur banget!
Aku bener bener bersyukur, dibalik aku membuang kesempatan SBMPTN ini, aku ternyata dapet jalan lain. Begitulah rencana Allah, memang terindah daripada rencana yang kita buat. Tapi jangan dicontoh ya guys kalo gak ikut SBMPTN, kan diawal aku udah bilang karena ada masalah jadi gak bisa ikutan, nah kalo kalian punya kesempatan dan bisa mengikuti SBMPTN knapa engga? karena SBMPTN itu cukup penting untuk kalian yang mau masuk perguruan tinggi impian kalian. Oiya, penasaran gak aku masuk jurusan apa? Hehehe.
Alhamdulillah aku resmi menjadi Calon Mahasiswa Baru D3 Penerbitan Konsentrasi Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta. D3? gak masalah.. Oiya, untuk kalian yang suka memandang D3 sebelah mata, hehe jangan tersinggung ya. Jadi gini, D3 itu gak beda kok sama kalian yang ambil jalur S1, sama-sama kuliah dan sama-sama belajar untuk masa depan kan? Ya walaupun beda waktu pas lulusnya, hehe. Buat aku sih gini ya, aku bersyukur bisa masuk sini karena jurusan yang aku pilih sesuai minat dan kemampuan aku, terlebih karena aku suka menulis makanya aku pilih penerbitan. Dan untuk masalah D3, itu cuma gelar, kalo mau punya gelar S1, tinggal kuliah lagi. Toh apa salahnya, malah anak D3 bisa belajar lebih lama dan ilmunya bisa lebih banyak dari anak S1, iya kan? Semua ada sisi kelebihan dan kekurangan kok, hehe maaf ya gak bermaksud menyinggung sekali lagi hehe.
Dengan izin Allah, ternyata yang aku impikan sejak awal malah berjodoh sama aku. Hahaha. Rencana Allah emang gak bisa ditebak, dan benar aja impian bisa jadi kenyataan. Jadi, intinya aku cuma mau bilang ke kalian, jangan terpengaruh sama mereka yang suka ngejatuhin kamu, bilang kamu payah atau semacamnya, yang jelas impian itu semua ada jalannya. Kalau kamu kehilangan kesempatan,Allah punya banyak jalan yang lain. Percayalah Allah Maha Baik bagi mereka yang bersungguh-sungguh dalam usaha dan do'anya. Gak perlu sedih kalau gagal, kamu pasti menemukan kebahagian yang terbaik pada akhirnya. Sekali lagi, postingan ini bukan untuk riya, tapi untuk berbagi pengalaman karena kita bisa belajar dari mana saja kan? Tunggu postingan aku selanjutnya ya!
Wassalamu'aykum!
0 Komentar
Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.