Hujan yang tiada berhenti saat itu menghantam rerumputan kota. Tetesan air itu terus saja berbunyi di permukaan payung yang berada diatas kepalanya. Entah seberapa lama dia menunggu hujan itu reda, namun nyatanya ia semakin deras.
Tiba tiba sesesok manusia datang menghampiri. Menawarkan pertolongannya untuk meringankan beban dia, seorang gadis kecil itu. Nyatanya gadis itu memang tidak bisa bergerak sendiri, lalu gadis itu meng-iya-kan tawarannya.
Gadis itu berdiri dibawah payungnya, tapi bukan tangannya yang berada di batang payung tersebut, melainkan sesosok manusia misterus itu. Gadis itu kualahan dengan apa yang sedang digenggamnya, hingga tak ada satu jari pun yang menganggur.
Gadis itu melihat sorot matanya, ya, sosok manusia yang tidak pernah ditemui sebelumnya. Gadis itu keheranan mengapa ia mau menawarkan pertolongan, sementara antara mereka tak pernah bertegur sapa.
Hujan yang semakin deras kini membuat tas putihnya menjadi korban. Lalu sesosok manusia itu mengingatkannya, menyuruh gadis itu meletakkan tasnya di depan agar tidak kebasahan. Manusia itu tidak banyak bicara, tetapi sekali ia berkata, perkataannya membangun rasa. Gadis itu secara tak sadar mengikuti perkataannya.
Kemudian, mereka pergi ke tempat yang lebih aman. Disitu mereka duduk sambil menunggu hujan. Manusia itu dilihatnya kelelahan, sampai matanya tersayup-sayup dan akhirnya menutup secara perlahan. Gadis itu merasa iba. Dia dibuatnya nyaman tetapi manusia itu padahal kelelahan. Gadis itu merasa tidak enak. Dirasa berhutang budi pada manusia itu.
0 Komentar
Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.