Kesabaran dalam Berdakwah


Aku yang saat ini adalah bukan sepenuhnya kemauanku. Ada campur tangan oranglain yang sebenarnya pilihan yang tadinya tidak aku pilih. Contohnya, menjadi bagian dari salah satu anggota di suatu organisasi. Hmm, cerita aja gapapa ya?

Jadi, awalnya aku ini masuk ke sebuah organisasi, yang di mana ekspektasiku saat itu organisasi ini lebih baik dan keren daripada organisasi yang pernah aku jalani sebelumnya di SMP dan di MAN. Ya, tapi seiring berjalannya proses kedewasaan, kita juga harus mengerti semakin dewasa kita akan semakin bisa menemukan perbedaan antar sesama. Dari situlah mungkin aku yang terbiasa hidup di lingkungan homogen ini belum bisa beradaptasi dengan baik.

Hingga suatu ketika, aku hampir saja menyerah untuk berada di dalamnya. Aku sampai tidak punya semangat apapun untuk menjalankan amanah. Ya, seperti salah arah. Baru kali itu aku merasakan berorganisasi yang sedikit berbeda. Tapi, karena kupikir masih punya amanah, sesekali aku masih menampakkan muka untuk bisa bertahan di antara mereka.

Setelah masa jabatan berakhir, aku segera memutuskan untuk diriku ke depannya. Akankah aku tetap membohongi diriku sendiri dengan ketidaknyamanan ini, atau aku pergi dan mencari tempat yang lebih baik dari pada ini. Sejak saat itu aku mulai berpikir.

Hingga tiba saatnya, waktu menuntutku untuk memilih. Akankah aku melanjutkan perahu yang sedang berlayar ini, atau aku berhenti di tengah-tengah sebelum sampai pada pulau yang dituju. Kemudian, aku berada dalam ambang kebimbangan.

Lalu, munculah satu sosok yang sebenarnya aku tidak tahu siapa. Bahkan aku tidak pernah mengenalnya sekalipun. Berbicara dengannya pun mungkin tidak, untuk apa. Hehehe. Lalu suatu ketika perkenalan berjalan begitu saja, tanpa berkata "Hei, kenalin nama gue Aca," enggak. Semua tiba-tiba saja terjadi dengan percakapan lain. Ya, mungkin karena kami saling tau, hanya saja tidak pernah bicara.

Kemudian, beberapa orang mengajakku untuk ada di jalan ini. Yap, jalan yang sama sekali tidak ingin aku pilih sebenarnya. Aku yang juga sebenarnya lelah tiba-tiba harus berkorban menjadi 'sangat lelah', demi berdirinya dakwah. Huft, memang jalan dakwah itu perlu pejuang yang ikhlas, lagi-lagi aku bukan berangkat dari hal itu.

Aku kira, aku bukan sosok yang religius untuk bisa mengambil kesempatan ini. Sebab, aku ini hanyalah seorang pendosa yang kebetulan lulusan sekolah islam dari TK sampai SMA-nya. Tidak menjamin bukan bagi aku paham tentang agama? Tapi, sosok inilah yang meyakinkanku untuk bisa berani mengambil jalan dakwah ini.

Perlahan hatiku mulai terbuka, mungkin tak ada salahnya jika aku mau mencoba sesuatu hal yang baru. Ya, berusaha ikhlas dan belajar dakwah dari cara yang lain. Aku kembali mengenal tujuan hidup untuk bisa bermanfaat bagi orang lain, itulah yang juga meyakinkanku untuk berani ambil risiko ini. "Mungkin, inilah takdir dari Allah agar aku bisa bermanfaat bagi orang lain," kataku dalam hati.

Ah, benar saja. Jalan dakwah tak selalu mulus! Selalu ada hambatan dan rintangan, bahkan sampai detik ini. Beberapa hari lalu aku harus segera melaksanakan kewajibanku sebagai menanggung jawab suatu agenda, kemudian di tengah perjalananku aku merasa "Ah, kenapa semuanya gue, gue yang beli ini, gue yang beli itu, gue yang ngelakuinnya juga," kataku berteriak dalam hati.

Tapi kemudian, sosok ini yang mengingatkanku kembali. Inilah jalan dakwah, memang begini, selalu ada hambatannya. Tapi ingatlah bahwa aku melakukan ini bukan untuk manusia (saja), tapi untuk Allah. Kalau manusia tidak mengindahkan perilaku baik kita, maka ingatlah Allah yang selalu tahu mana kebaikan kita.

"Anggap aja ini sedekah, sebanyak apapun yang dikeluarkan pasti dibalas sama Allah," begitu kata dia.

Yap, benar saja. Sering kali kalau merasa diri ini paling bersedih karena ini, aku selalu mengingat perkataannya. Terima kasih ya, semoga kamu juga semangat menjalankan amanahnya. Allah tau kamu capek, tapi kamu tau kan Allah membebani kita amanah ini karena Allah yakin kita mampu. Aku juga yakin kamu bisa karena kamu masih bisa menyemangati orang lain yang capeknya gak seberapa, seperti aku ini. Hehe. Makasih banyak. Semoga Allah meluruskan langkah kita dan memudahkan segalanya, aamiin.

Semangat untuk kitaaaa :)

0 Komentar

Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.