Dulu waktu SD, saya dan keluarga ditinggal oleh papa untuk kerja di Malaysia. Saya benar-benar ingat sekali suasana haru keempat anaknya yang masih pada kecil saat itu harus ditinggalkan oleh sang ayah. Saya dan ketiga saudara saja harus tidur dalam satu kasur, pun dengan mama saya yang harus menemani kami.
Suatu ketika, ada suara bergemuruh di lantai dua rumah. Mama saya mengira bahwa ada seseorang yang mau masuk dengan paksa ke dalam rumah, alias mencuri. Anak-anak kecil itu (termasuk aku) diberikan bekal satu per satu untuk jaga-jaga.
Saat itu kakak saya memegang sapu lidi, kakak saya yang satu lagi memegang sapu ijuk, sedangkan saya disuruh megang gayung.Sementara adik saya disuruh berdiam diri di kamar dan tidak boleh berisik. Benda benda itu disuruh mama saya untuk melawan pencuri yang berusaha masuk, kemudian kami ke lantai atas bersama-sama.
Setelah ke atas, ternyata tidak ada apa apa. Hanya ada beberapa barang yang jatuh entah karena apa. Kejadian sederhana yang sampai sekarang saya selalu ingat itu, karena itu pengalaman yang menegangkan ketika harus ditinggal papa bekerja.
Ya, kali ini harus terulang lagi. Setelah drama papa yang tidak kerja, kemudian kerja kembali di Jakarta, lalu sekarang harus ke Bojonegoro. Kata papa, tempat kerja kali ini harus di tengah hutan, jauh dari kota. Jadi, jangan heran kalau tiba-tiba tidak ada sinyal atau sulit dihubungi.
Jujur, saya kangen banget sama papa, padahal baru aja dua hari. Dan padahalnya lagi, papa baru survey tempat aja selama 10 hari, belum benar-benar bekerja di sana. Katanya sih mulai kerjanya nanti setelah lebaran.
Saya bener-bener ngerasa kesepian sekarang kalau berangkat kuliah. Biasanya papa selalu melindungi saya setiap naik kereta yang penuh itu. Papa juga suka nungguin saya pulang malam, nemenin saya ngerjain tugas sampai malam, dan beliin saya makanan kalo lagi manja. Ah, papa. Jadi saya harus merasakan ini nanti?
Saya bener-bener merasa sedih. Dari jumlah keluarga yang berkepala-kan 6, sekrang di rumah tinggal bertiga. Belum lagi jika adik saya harus kuliah jauh, tinggal mama dan saya aja nanti di rumah. Yaampun, sedih banget. Bener-bener waktu sudah mengambil kebersamaan kita:(
3 Komentar
Bojonegoro kampung halamanku itu mbak. Dan kenapa harus gayung? wkwkw
ReplyDeleteOh yaa? Haha. Gak tau mama saya yang kasih gayung wkkwkw
ReplyDeletePenasaran siapa yang jatohin barang hmmm
ReplyDeleteSilakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.