Aku? Menyebalkan.
Kata seorang temanku, sahabatku, teman seperjuanganku sejak masuk kuliah. Dia adalah seseorang yang jauh berbeda denganku dari segi kebiasaan, hobi, kepribadian, dan masih banyak lagi. Pokoknya segala perbedaan ada di antara kita.
Sebuah perbedaan mungkin dianggap sesuatu yang biasa saja. Bahkan katanya bisa saling melengkapi dan memahami satu sama lain. Bisa mengeksplor diri dengan berbagi dari sisi yang berbeda, bisa belajar menerima kelebihan dan kekurangan, dan mungkin bisa menjadi peluang untuk saling melengkapi. Tapi bagiku, perbedaan ternyata bukan hal yang mudah untuk diterima. Bukan karena kutak sanggup, hanya saja perbedaan kadang menyiksaku secara paksa.
Ya, aku dan dia memang banyak berbeda;
Dia suka bicara, aku lebih suka diam.
Dia suka berdebat, aku lebih sering menghindar dari perdebatan.
Dia suka perhatian, aku lebih suka cuek dan tidak memperhatikan.
Dia suka menanyakan aku ketika ada masalah, sementara aku justru tak ingin diganggu jika ada masalah.
Dia suka gombal, sementara aku boro-boro suka digombalin.
Dia selalu mau aku bicara jujur dan langsung, sementara aku suka jujur tapi tak bisa bicara langsung.
Dia selalu memaksa aku menulis, sementara aku tidak suka jika dia menyuruhku tanpa melakukan hal yang sama.
Dia suka bicara, aku lebih suka diam.
Dia suka berdebat, aku lebih sering menghindar dari perdebatan.
Dia suka perhatian, aku lebih suka cuek dan tidak memperhatikan.
Dia suka menanyakan aku ketika ada masalah, sementara aku justru tak ingin diganggu jika ada masalah.
Dia suka gombal, sementara aku boro-boro suka digombalin.
Dia selalu mau aku bicara jujur dan langsung, sementara aku suka jujur tapi tak bisa bicara langsung.
Dia selalu memaksa aku menulis, sementara aku tidak suka jika dia menyuruhku tanpa melakukan hal yang sama.
Dan?
Masih banyak lagi perbedaan kita.
Teruntuk yang kumaksud, (semoga kamu merasa)
Maaf, karena aku telah lahir berbeda denganmu. Pemikiranku tak pernah sejalan, sementara aku terlalu keras kepala. Maaf karena aku sering cuek, tidak memedulikanmu, dan kadang menyepelekan sikap baikmu. Tapi percayalah, semua itu memang diriku yang apa adanya, tanpa dibuat-buat, dan tanpa direkayasa.
Maaf, karena aku telah lahir berbeda denganmu. Pemikiranku tak pernah sejalan, sementara aku terlalu keras kepala. Maaf karena aku sering cuek, tidak memedulikanmu, dan kadang menyepelekan sikap baikmu. Tapi percayalah, semua itu memang diriku yang apa adanya, tanpa dibuat-buat, dan tanpa direkayasa.
Jika dirasa ada banyak kekurangan, tapi inilah aku. Terima kasih telah menerimaku dengan sangat sabar. Meski kutahu memang terkadang kamu tidak begitu kuat menghadapi segala lebih kurangnya diriku. Aku menyadarinya, bahkan diriku sendiri sempat tidak nyaman dengan perbedaan ini.
Meski kita harus berbeda—sekalipun untuk selamanya—, percayalah, mungkin suatu saat nanti kita akan terbiasa. Jangan sia siakan kebersamaan kita. Maaf jika aku sudah mengambil waktumu untuk yang sia sia. Tapi kuharap ke depannya kita akan baik baik saja, dan takkan kusia-siakan kebersamaan kita.
Semangat,
Aku tau mimpimu begitu hebat.
Ada banyak kepentingan yang kamu pikirkan untuk umat.
Semoga semua Allah lancarkan di waktu yang tepat.
Bismillah. InsyaAllah. Aamiin.
Aku tau mimpimu begitu hebat.
Ada banyak kepentingan yang kamu pikirkan untuk umat.
Semoga semua Allah lancarkan di waktu yang tepat.
Bismillah. InsyaAllah. Aamiin.
Dariku,
Si Cahaya Berkilaw
Untuk Senja di Ujung Hari 李
Si Cahaya Berkilaw
Untuk Senja di Ujung Hari 李
2 Komentar
keren tulisannya. selamat berkarya teroos. saya suka juga tampilan blognya
ReplyDeletebtw, jangan lupa mampir juga ke blog saya Blog Alister N ya. sekalian krisan kalo berkenan.
Wah, terima kasih banyak..
ReplyDeleteSilakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.