Namun, sayangnya sekarang aku harus membiasakan diri untuk menjadi anak tunggal. Semenjak kakak pertamaku menikah, rumah sudah mulai sepi karena ia harus ikut suaminya. Sementara kakak kedua yang belum selesai kuliah itu jarang sekali pulang karena jarak Bali-Bogor yang terlalu jauh. Dan satu lagi, adikku, kini sudah harus merantau ke kota Kembang untuk melanjutkan pendidikannya.
Aku gak nyangka, mereka semua punya perjalanan yang jauh. Kalau dibandingin, aku yang ingin merantau ini malah gak kesampaian untuk merantau. Kakak pertamaku dulu kuliah di ITB, sedikit berpindah dari Bogor; sedangkan yang kedua paling jauh, ke Bali; dan adikku kembali mengulang sejarah untuk pergi ke Bandung.
Alhamdulillah, kalau melihat saudara-saudaraku itu; ternyata mereka hebat. Aku tau betul perjuangan mereka meraih cita-cita dan jurusan kesukaannya, dan mereka dapatkan itu. Beda denganku yang kuliah karena keberuntungan nilai rapot tanpa usaha, Alhamdulillah sih, walaupun kadang juga suka ngerasa tertinggal dari mereka, huhu. (Maaf lagi galau)
Tapi di satu sisi ya aku harus sadar, kita punya jalan masing-masing. Allah sudah menempatkan rezekinya di sana. Masalah siapa yang paling sukses, aku hanya berdoa agar semuanya menjadi sukses. Sebab, skala kesuksesan seseorang kan berbeda-beda, ya tergantung masing-masing diri kitanya kan?
Ya, to the point aja sih, sebenernya aku sedih aja ngeliat adik yang sekarang sudah dewasa. Ya, dulu sempet mengkhawatirkan ini. Aku sudah yakin bahwa suatu saat nanti rumah akan sepi, setiap orang memiliki kepentingannya masing-masing, dan itulah yang terjadi sekarang, yang aku alami sekarang, sampai beberapa tahun ke depan.
Sedih juga ya ngeliat kita yang sudah makin dewasa. Ternyata fase ini cukup membuat haru. Biasanya di rumah masih ada temen jajan bareng, diskusi bareng, dan kadang-kadang kita udah kayak bukan saudara tapi juga sahabat. Dan sekarang dia udah kuliah:( udah dewasa, udah harus jadi mandiri di Bandung. Gak nyangka, waktu jalan begitu cepat.
Huft.
Teruntuk saudara satu rahimku,
sejujurnya aku kangen banget deh bisa kumpul bareng lagi. Sepertinya menjadi hal mustahil sekarang ini kalau mau bersama-sama. Lihatlah, aku sekarang sendirian di rumah, seperti gak ada teman.
Teman-teman di dunia nyata kadang tidak mengerti bagaimana suasana hati dan perasaan, sementara kalian selalu mengerti tanpa harus diungkapkan.
Teman-teman dunia nyata pun sedang tidak baik-baik saja,
tampaknya mereka sedang sibuk dengan urusannya masing-masing tanpa melirik sedikitpun pada temannya yang lain,
mereka tidak bisa diganggu, tidak seperti kalian yang siap diganggu dalam keadaan apapun.
Saat ini, aku benar-benar merasa sendirian.
Liburan membuat teman nyataku berjauhan.
Dan teman rahimku juga ternyata harus begitu.
Baiklah, semua drama akan dimulai.
Bersama hujan sore ini, hatiku mulai sendu untuk beberapa hari ke depan.
Semoga bisa terlewati dengan baik,
Bismillah.
1 Komentar
Semangat caa, kan ada mama lu yang selalu bisa dijadiin teman jadi jangan galau lagi ^^
ReplyDeleteSilakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.