Lelah, ya. Itu yang aku rasakan ketika sudah beberapa kali memendam dan memaksakan.
Pertemanan adalah sebuah sangat dinanti banyak orang, apalagi jika bisa panjang umurnya. Tapi bagaimana jika sikap temanmu semakin lama semakin berbeda? Apa yang akan kaulakukan?
Awalnya, kukira sebuah perbedaan justru menjadi ajang untuk kita sama-sama belajar. Kamu, dia, dan aku mengerti satu sama lain. Menerima kebaikan serta keburukan yang orang lain abaikan. Menerima rendah, tinggi, dan sama tinggi sebuah takdir yang sering kali kita temukan. Tapi, mana? Mana rasa nyaman itu? Yang katanya akan tercipta jika semua itu terlaksana.
Kamu selalu saja tidak mengerti, bahwa perbedaan kita ini sangat jauh berbeda. Sering kali kamu egois pada pilihanmu, sehingga sering memutuskan perkara secara sepihak, meskipun aku dan dia tidak sepakat.
Sering kali kamu lakukan apa yang aku dan dia tidak lakukan, apa yang kamu suka tanpa aku dan dia suka, apa yang menurutku dan dia tidak baik tetapi menurutmu baik. Kamu selalu saja begitu, dibuat dengan kepala yang keras.
Aku pun sering merasa jengkel karena ulahmu yang tak karuan. Sering kali merusak moodku dengan caramu saat kuminta kau diam. Selalu begitu dan selalu berulang. Maaf, aku tidak suka.
Aku juga sering menemukanmu dengan wajah muram tiba-tiba. Tanpa alasan dan tanpa cerita. Imbasnya kepada aku dan dia seketika. Lantas maksudmu apa? Aku tidak suka diberi energi negatif yang tercermin dalam rautmu. Sangat mengganggu moodku.
Kamu sering kali menyuruh aku dan dia terbuka, sementara kamu? Cerita pun tidak. Bahkan sekalinya cerita, tak jarang satu atau banyak hal yang akhirnya tidak kamu terima. Lantas apa gunanya kami menanggapi?
Semua itu tampak wajar ketika tidak sengaja selalu berulang. Tapi maaf, untuk kali ini aku tidak bisa hanya diam. Aku benar-benar lelah dengan sikapmu yang tak kunjung sembuh. Lalu kamu hanya menanyakan, "Ini aku yang salah atau kalian yang salah?"
Menurutmu? Satu lawan dua menang siapa?
Maaf, harus kukatakan ini. Aku benar-benar lelah dan capai telah memendam terus. Berusaha sabar dan menerima, tapi nyatanya kamu malah keenakan. Aku merasa sangat tidak nyaman. Lantas kita harus seperti apa agar bisa kembali?
Apa perlu saling meninggalkan?
Apa mungkin ini sebuah takdir Tuhan?
Apa mungkin kita masih bisa saling menerima?
Berhentilah.
Jangan egois seperti itu.
Jangan buat dirimu semakin menjengkelkan.
3 Komentar
Persahabatan bisa berjalan panjang, karena saling mengerti. Jika bersahabat dengannya dirasa membawa dampak positif, diskusikanlah. Bawalah dia ke arah kebaikan~
ReplyDelete
ReplyDeleteWebsite paling ternama dan paling terpercaya di Asia
Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 8 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif : arena-domino.net
100% Memuaskan ^-^
numpang promote ya min :)
ReplyDeleteayo segera bergabung dengan kami di F@N5P0K3R
mumpung lagi promo besar looo...
dapatkan bonus free chip, bonus rollingan, dan bonus refferalnya
ditunggu apa lagi ayo segera bergabungan dengan kami ya :* ;)
Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.