Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak

Sering kali aku merasa bersalah sama mereka. Ya, kawan-kawan seperjuangan di GEMA. Sejak awal milih mereka, memang aku menyukainya. Terlebih menjadi seorang editor di sana sangat melatihku untuk bisa terus berkarya. 

Tapi apa daya, saat itu aku dilema oleh dua pilihan yang berat. Satu himpunan, dan satu lagi GEMA. Mereka berdiri di ranah yang berbeda, dan dua duanya menurutku sangatlah penting. Aku bertekad untuk bisa membagi waktu antara keduanya. Namun, lagi lagi tak berjalan lancar, himpunan cukup mengikatku untuk terus aktif dan berkontribusi. Sementara sejak itu, GEMA mulai aku abaikan.

Bukan karena tak ada alasan aku mulai abai pada mereka. Tentu ini menjadi sesuatu yang berat untukku jika ingin memilih dari keduanya. Sebisa mungkin kusempatkan ke acara GEMA. Tapi lagi-lagi, himpunan selalu ada agenda di waktu yang sama, lebih urgent, lebih mengkhawatirkan. 

Sejak saat itu, aku mulai kehilangan GEMA. Teman-teman dekat, agenda, keakraban, cerita, semua jarang lagi kudapat. Kondisi itulah yang membuatku semakin asing di sana, tak lagi ada untuk mereka ternyata membuatku merasa sangat bersalah. Aku pun mulai takut untuk mengakrabkan diri lagi kepada mereka. Ya, aku benar-benar asing. 

Tapi, aku selalu bersyukur bisa ada di antara mereka. Mereka selalu menganggapku ada. Meski nyatanya kontribusiku jarang, bahkan tak ada. Mereka masih mengajakku untuk rapat, agenda, acara besar, dsb. Tapi berkali-kali pula, aku menyia-nyiakan kesempatan itu karena tak bisa ikut serta. 

Di detik ini, jujur, aku sangat sedih. Kembali terputar memori saat aku merelakan mereka dan pergi dengan kesibukanku. Ya, berat sekali. Ketika grup GEMA berbunyi, mereka bersautan saling interaksi. Rasanya ingin sekali muncul dan ikut dalam canda tawa mereka, aku benar-benar rindu. Tapi, apalah dayaku yang kini tidak tahu apa apa. 

Teruntuk teman GEMA-ku, 
Sejujurnya aku sangat rindu. Aku tidak pernah menyalahkan himpunanku untuk merelakanmu, tapi aku hanya berusaha menjalani tanggung jawabku yang lebih besar di sana. Bukan berarti di GEMA tanggung jawabku kecil, tidak, bukan seperti itu. Hanya saja, kondisi saat itu benar-benar mendesakku untuk bekerja lebih giat. Maaf, karena telah mengecewakan. Menghilang tanpa kabar, seperti ada namun tiada. Rasanya ingin sekali bisa bercengkrama. Di sekret kecil pojok pusgiwa, beserta cerita dan ledekan serunya.

Tampaknya, GEMA semakin seru. Terlebih pasca Jourcamp yang kemarin tak sempat kuhadiri karena magang. Huft, sedih. Berkali-kali juga wisuda ga dateng, berkali-kali juga acara gak dateng, nyesel sendiri, kenapa kadang waktu seakan mempermainkan aku sehingga aku dihadapkan untuk memilih salah satunya. Dan lagi-lagi, GEMA yang selalu aku relakan. Maafkan aku, teman-teman.

Huh, cukup sakit rasanya menelan pahitnya keputusan aku sendiri. Setelah jauh berlalu, kini baru terasa kehilangannya. Bahkan, beberapa kali tak sengaja bertemu kawan GEMA, mereka tampak biasa saja. Kayaknya udah males sama orang seperti aku. Ah, sedih sekali. 

Tapi yasudahlah, aku hanya ingin cerita. 
Semoga GEMA semakin baik, ya. Aku banyak melihat peningkatan di sana. Terima kasih sudah pernah menerimaku ada, kuharap suatu saat aku kembali diterima, meski di waktu yang berbeda. 

Salam rindu,
Aca.


Kalian pernah kesal sama orang? Mungkin hanya orang aneh dan tidak normal, yang tidak pernah merasa kesal dengan orang lian. Kesal merupakan suatu ekspresi di mana seseorang merasa jengkel akibat sesuatu, entah itu orang lain, peristiwa, dll. Ya, semua orang pasti pernah merasakannya bukan?

Aku pun demikian. Setelah beberapa kali menulis postingan terakhirku, aku menunjukkan perasaan sedih yang berlebihan karena sedang ada masalah dengan salah seorang temanku. Jadi, ceritanya setelah berhari-hari kami tidak interaksi dan berusaha menjauh, aku lama-lama kesal juga sama tingkahnya.

Ya, dia seakan melupakanku sebagai temannya. Awalnya aku tidak terima, tapi lama-kelamaan hatiku berkata "yaudahlah". Pasrah. Kupikir masih banyak orang lain yang mau dan akan menjadi temanku, tidak hanya dia. Kesel, kesel banget saat dia yang memulai duluan untuk memutus tali silaturahmi. Padahal, aku tak pernah ada sedikit niatpun untuk seperti itu.

Tapi, setelah itu aku pasrahkan semuanya pada Allah. Aku cuma berharap sesuatu saat nanti kita bisa sama-sama berteman lagi, saling menerima, dan rasa keselnya hilang. Singkat saja doaku tentangnya. Karena jujur, perasaan kesal ini tak enak di hati bila bersarang terus-terusan.

Lagi-lagi tak ada respon. Aku masih sangat berharap ia menghubungiku. Artinya, ia masih menganggapku teman. Tapi.. ah sudahlah.

Hari demi hari, aku mencoba melupakan permasalahan itu. Aku berusaha terus melangkah dan menyibukkan diri dengan segala tugas magangku. Ya, aku tidak mau kesal berlarut-larut. Apalagi kalau sampai menjadi benci.

Setelah tekadku bulat, aku benar-benar bebas. Pikiranku lepas, bebanku sedikit hempas. Teman-teman lain menjadi penyemangatku untuk terus maju. Ya begitulah, kehilangan satu teman rasanya tidak begitu penting. Apalagi jika ia sendiri yang memutuskan tali silaturahminya, mungkin artinya ia sudah tak mau lagi kami dekat. Biarlah, aku masih punya teman lain.

Namun, setelah aku lebih percaya diri dan bahagia, dia datang. Setelah sekian lama menghilang, dia meminta maaf. Ah, pikiranku buyar lagi. Kesal lagi. Males sama dia lagi. Tapi di satu sisi, aku berpikir...

"Bukankah ini yang selama ini aku harapkan? Dia datang memulai interaksi dan kita bisa berteman seperti dulu lagi?"

Hei, aku tertampar diriku sendiri. Aku mulai menyadari kehadirannya kembali. Bukan semata-mata minta maaf, tapi dia meminta aku untuk bercerita semua keluh kesahku tentangnya. Akhirnya aku cerita, dengan semua unek-unek, sambil nangis dan emosi. Hahaha, mungkin dia gak tau.

Begitulah, memang kesal itu sifatnya sementara. Sama seperti sedih dan bahagia. Jadi, perasaan kesal bukan berarti kita harus membencinya, dan aku memulai untuk berteman lagi. Sekarang aku harus lebih berani menegurnya ketika salah, sementara dia juga sudah kuberitahu tentang kesalahannya. Bahkan, aku selalu bilang padanya untuk juga mengkritikku jika aku salah.

Terima kasih sudah datang kembali. Semoga pertemanan kita tidak semudah itu goyah. Masalah mengantarkan kita untuk lebih dewasa, ingat ya.


Hello. I'm still here for you. But, do you think the same as me? After the last problem we had, can I say something with you? I want us back like friends before these worries.

After we have a distance; you don't send me a message again. Two eyes of us did not meet in reality. We did not reply to a story with each other. Why? We as if don't know each other. I think it's crazy. In the past, we have some stories often told. But, now? You disappear like a nut lost a bark. Even though, we are supporting each other. Ya, we can say always.

If I had some mistakes with you, I wanna say sorry and please tell me about my mistakes. Let us meet, we finish everything. If us not destined in the future, it's not wrong if we have a good friendship. Too dear to leave a friend like you.

If you are busy, me too. If you are tired, especially me. We both have a busy time, but we should be able to manage time well. I'm sorry about always forcing you about something. I think I'm a protective and possessive girl who fears to lose a best friend like you. I'm sorry.

Maybe, have a friendship with me makes you uncomfortable. I think so. But, this is the real me nothing is covered me. I think I just show you how much I care about you but I think you dislike it. I'm sorry, seriously.

Come on, we're friend again. Can we?
Foto/Unsplash.

Tadi malam sebelum tidur, ceritanya aku mau posting blog dengan tulisan untuk seorang temanku yang saat ini menjauh dan menghilang. Iya, ceritanya aku sudah gak berhubungan lagi via chatan atau ketemu langsung dengan dia, jadi aku mencoba menuliskannya di sini, yaa.. siapa tau aja dia ngeliat. Karena sebenarnya banyak yang ingin aku sampaikan kepada dia.

Di dalam postingan itu, ada banyak perasaan yang tercurah. Malam tadi aku tuliskan semua perasaan yang aku rasakan semenjak dia pergi. Ya memang sih banyak sedihnya, tapi aku tulis juga kok kebaikan-kebaikannya setelah kita lama tak bersua.

Tapi, qadarullah, setelah menulis panjang lebar, hpku keluar dari aplikasi blogger. Ya, aku nulisnya di hp. Lah, terus gak tau kenapa tiba-tiba ilang gitu aja tulisannya. Yang biasanya blogger otomatis tersimpan di draft, ini gak ada sama sekali. Beneran, gak boong. Terus aku kaget dan gak sengaja bilang, "Ah, masa ilang, padahal udah capek-capek nulis."

Terus aku diem sejenak.

Saat itu aku mikir, masa sih aku tulis lagi? Pasti bunyi tulisannya udah beda sama tulisan yang pertama kali ditulis dari hati. Gabakal sama rasanya, iya gak sih? Aku ngerasa kalau tulisan yang tadi hilang tuh sudah mewakili perasaan yang ingin aku sampaikan kepada temanku itu.

Tapi, setelah dipikir lagi, apa mungkin ini pertanda dari Allah?

Allah gak pengen aku bersedih berlebihan. Allah tau, dengan aku menulis tulisan tadi malam, aku akan berlarut dalam kesedihan. Ingat lagi seluruh kenangan bersama temanku itu, ingat lagi semua harapan yang pernah kami buat bersama, dll. Allah gak mau itu terjadi. Mungkin begitu kah? Wallahu'alam.

Atau lain hal, Allah gak pengen kita menyebarkan kesedihan itu. Kalian pasti merasa, energi negatif dari orang bersedih, kecewa, marah, dsb, itu berpengaruh bagi orang lain. Entah yang nanti tahu dengan ceritanya, mendengar ceritanya secara langsung, dan mungkin Allah memperjelas aja jika aku nulis ini nanti banyak yang baca dan ikutan sedih atau kesal sama orang yang ebrsangkutan.

Ya, kita emang harus positif thinking. Apapun yang terjadi, ambil sisi baiknya. Jadi, sejak kejadian tadi malam, aku tidak berniat untuk menulis ulang semua keluh kesahku kepada temanku itu. Mungkin Allah juga tidak mengizinkan aku mengungkapkan apa-apa lagi kepadanya. Biarlah, mungkin aku hanya butuh sabar dan ikhlas tanpa harus berusaha lagi untuk seperti dulu.

Mmeang sih, sebenernya tulisan tadi malam adalah sebuah ajakan aku kepada temanku itu supaya kita baik-baik saja. Mungkin ada masalah yang belum kita selesaikan sehingga kita bisa sangat jauh seperti ini. Aku cuma berharap suatu saat nanti masalah itu bisa selesai, tapi gak mungkin dong hanya dengan diam saja? Makanya aku mau ajak dia bicara, tapi aku udah benar-benar kecewa.

Berharapnya tulisan tadi malam bisa tersampaikan, eh malah kehapus. Yaudah, gapapa ya?

Intinya, saat ini aku sedih aja sama salah seorang temanku yang memutuskan tali silaturahminya denganku. Aku pun gak tau kenapa tiba-tiba begitu. Mungkin aku ada banyak salah, aku minta maaf. Tapi ayolah kita bicarakan baik-baik, aku tidak akan marah. Tetaplah berteman layaknya dahulu.

Aku rindu cerita-cerita lucumu,
Rindu bawelin kamu,
Rindu dibawelin kamu,
Rindu belajar bareng,
ahh banyak yang aku rindu!

Semoga Allah selalu melindungi kamu, ya. Jangan lupakan ibadah paling utama, makan juga, jaga kesehatan. Kita kan lagi harus kuat karena banyak hal yang ahrus diselesaikan. Seperti magang misalnya? Hahaha, sampai bertemu kapan-kapan ya.

Dari seseorang yang mungkin bersalah,
Nurnafisah
Bogor, 10 November 2019
Hola, Assalamu'alaikum. 

Kali ini aku mau ajak kalian membahas tentang sesuatu yang semi-serius ehe. 

Kalian pernah gak sih memikirkan segala hal yang telah terjadi di muka bumi? Atau gak perlu jauh-jauh deh, misalkan, pernah gak sih kalian berpikir tentang sesuatu yang terjadi sama diri kalian?

Contoh,

Kalau aku, aku suka mikir nih kenapa aku dilahirin sebagai anak perempuan?
Kenapa aku dilahirin sebagai orang Sunda?
Kenapa aku lahir di Indonesia?
Kenapa aku jadi seorang Muslim?
Kenapa aku ditakdirkan jadi anak ketiga?
Dsb.

Pernah gak sih mikir sedetail itu?

Percaya gak percaya, katanya sih semua hal yang ada di muka bumi itu ada maksud penciptaan dan alasan terjadinya. Contohnya nyamuk, walaupun kecil, suka gigit, bikin manusia sakit, dll. Tapi pasti ada tuh maksud baik dari penciptaan nyamuk di bumi. 

Sama halnya kayak kita dikasih ujian, dikasih rezeki, dikasih masalah, dikasih cobaan, dll lalu kita kira cuma bisa pasrah dan menerima? No, no.

Setelah aku baca QS. Sad (38):27, katanya nih semua yang ada di langit dan di bumi itu bermanfaat.. Nahloh, terus coba, kita ini ada di mana? Bumi kan?

Artinya, penciptaan kita sebagai manusia itu pasti bermanfaat, gengs. Seburuk apapun bentuknya, inilah terbaik versi Allah yang diberikan kepada kita. Nah, kalau kita pandai mencerna tanda-tanda Allah, maka kita ini akan mencari di mana manfaat itu berada. Di mana sisi baik seorang "aku" yang bisa bermanfaat untuk dunia? Pasti semua seharusnya bisa melakukan itu.

Bukannya gak ada sebenarnya, kadang kita yang terlalu pasrah sama keadaan hingga akhirnya melupakan "maksud" dari diciptakannya hal tersebut.

Sama halnya kayak putus cinta. Coba deh, kalian kira cinta itu datang tiba-tiba? Ohh jelas enggak. Pasti allah kasih perasaan itu ada maksudnya loh. "Mungkin biar aku semangat, jadi lebih bahagia, iya kan?" Loh iya, mungkin aja. Wallahu'alam.

Tapi bagaimana dengan orang yang putus cinta? Apakah artinya Allah tidak sayang? Ohh jelas bukan gitu juga. Siapa tau aja, dengan Allah berikan ujian dalam percintaan bisa lebih menyadarkan kita bahwa sebenernya cinta itu gak main-main loh. Cinta itu suci, cinta itu gak bisa disatuin sama materi, dll. 

Segala hal baik akan selalu ada menghampiri kita kalau kita mau mencari dan mencoba menerima. Bukan cuma melihat sisi buruk kemudian pasrah. Duh, jangan gitu, kita harua husnudzon sama Allah supaya kita semakin dicintai-Nya. 

Ya, walaupun sampai saat ini kuyakin tak semua pertanyaan dalam hidup bisa terjawab seutuhnya. Karena sesungguhnya, ada beberapa pertanyaan yang mungkin sengaja Allah simpan di bumi tanpa sebuah jawaban. Kita yang niatlah yang bisa menemukannya, maka kita harus jadi bagian dari salah satunya.

Peka terhadap tanda-tanda.
Perkuat kecintaan kita terhadap Allah.

Karena dengan begitu, rasa syukur akan selalu menyertai langkah kita sebelum menemukan jawaban-jawaban kehidupan yang entah kapan terjawabnya.

Semoga, kita selalu menjadi manusia yang senantiasa bersyukur, ikhlas, mau berusaha mencari dan menjadi baik, serta terus menerima semua ketetapan Allah SWT.

Salam, 
Si Pemburu cahaya
Yang sedang berusaha menerima semu keadaan dan kondisi yang dilewati.

Semangat semua.
Hei, ini hari pertamaku magang. 

Rasanya? Luar biasa. Out of the box. Aku keluar dari zona nyamanku.

Tapi sayang, 

Kabar buruk lg menimpaku juga.

Aku lagi mengalami gejala sesuatu,

Kalau dihitung sudah hampir sekitar 5 hari belakangan ini.

Hmm.. 

Sedih sebenernya, 

Dan jujur, takut kenapa napa.

Jadi, aku mohon doa ya dari kalian yang baca ini.

Doain aku sembuh,

Sehat terus.

Gak males makan.

Magangnya lancar..

Nyaman..

Pokoknya doain yg baik baik.

Hahaha, blog macam apa ini isinya begini.

Gapapa deh ya.

Doain aja.

Makasih temen2.

Aku sayang kalian🤗
Pinterest/Ilustrasi Menghilang


Kini aku yang memutuskan untuk menghilang
Tak lagi menjawab pesan, bahkan kucoba untuk tak memberi kabar pada siapapun
Yang kutahu, hanya orang-orang yang menganggapku penting yang selalu menanyakan bagaimana keadaan dan kegiatanku sehari-hari.

Jikalau saja masih ada tempat yang bisa kudatangi untuk mencarimu, mungkin bagimu, tak ada tempat mana pun yang bisa kau tuju untuk mencariku
Bukan karena tidak ada, hanya saja kamu yang memang tak sempat mencariku,
Mungkin tidak akan.

Temanku bilang, 
Mungkin aku perlu waktu sejenak untuk menghilang.
Dia bilang, aku selalu berubah ketika kamu menghilang,
Lebih diam, tidak karuan, mencarimu ke sana kemari.
Tapi katanya, "Cobalah kamu yang pergi, apa dia akan seperti kamu ini?" Tambahnya.
Haha, aku tak yakin.

Aku cuma berharap, kamu mengerti arti sebuah kehilangan.
Arti sebuah kata pergi yang menurutmu biasa saja,
Tapi itu yang selalu kurasa saat kamu yang hilang dariku.
Mungkin juga, kamu malah bahagia ketika aku pergi dan tak lagi menyapa. 
Kamu akan lebih leluasa menentukan dengan siapa kamu akan bahagia, tanpa pantauan mataku dan bacotan perhatianku yang tak kauperlu.

Maaf, jikalau selama ini ada sikapku yang salah, egois, atau bahkan menjengkelkan. Aku hanya menjadi diriku sendiri, manusia yang mencintai dengan segala keterbatasan.
Ya, terbatas karena tak mampu mengungkapkan segalanya secara terus terang. Kita punya batas, hanya waktu yang bisa menjawab apakah batas itu bisa ditembus atau bagaimana, aku tidak tahu.

Oiya, aku tidak berusaha melepas. 
Hanya saja ingin memberimu sebuah rasa di mana kita akan merindukan seseorang, yang kuyakin rasa itu sering sekali kamu abaikan karena hal lain.
Kembalilah, kembali berbincang dengan baik.
Jika kau mau.

Kurasa, emosiku kemarin perlu diperbaiki.
Tapi sayang, aku tak mau mulai duluan.
Jadi?

Maaf aku egois. Kali ini saja, aku ingin kamu yang datang bukan aku.
Hola, Assalamualaikum! Apa kabar semua? Semoga selalu sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT yaaa.. aamiin.

Hei, kali ini aku mau cerita tentang magang.

Kebetulan, hari ini hari terakhir UAS di saat teman2 TGP lainnya sedang UTS. Jujur, gak kerasa banget ternyata perjalanan semester 5 secepat ini. Gak nyangka ternyata bisa di titik ini dengan segala perjuangan dan pengalaman yang sudah dilewati.

Hari ini aku dirundung rasa melow, alias baper. Ya, sedih aja gitu ternyata semester 5-nya sudah berakhir. Tinggal menunggu magang, dan rencananya minggu depan udah mulai:( mohon doanya yaa!

Jadi, Alhamdulillah aku sudah mengajukan magang sejak seminggu pascapengumuman program praktek industri. Kenapa cepet-cepet? Karena biasanya prosesnya lumayan lama, katanya bisa ada yang dipanggil sampe sebulan diproses dll. Nah, itulah kenapa aku langsung coba coba gitu nyari media mana yang bakal aku tuju untuk jadi tempat magangku.

Lalu, kenapa Republika? Entah kenapa, media yang pertama kali terbesit di pikiran, yaitu Republika. Gak tau kenapa aku respect aja sama sesuatu yang berbau-bau islam. Yang kutahu, Republika itu salah satu media yang ada rubrik-rubrik Islamnya. Seperti khazanah misalnya. 

Jadi, di Republika itu ada beberapa berita, feature, artikel, opini, dll mengenai Islam. Aku suka, karena dari sana nilai pembelajarannya sangat berharga. Menurutku tak banyak media yang masih mengedepankan agama untuk menjadi rubriknya. Ya... Aku penasaran aja sih sama kerjanya Republika di balik layar itu seperti apa. Terlebih aku memilih Republika karena aku sudah terbiasa hidup di lingkungan keislaman, supaya bisa terus istiqomah dan saling mengingatkan, gitu. Hehe.

Walaupun sebenernya gak tau apakah republika ini memiliki lingkungan yang aku harapkan atau tidak. Yang jelas aku selalu berdoa begitu. Akhirnya aku mencoba mencari kenalan kontak melalui dosen yang punya teman di Republika.

Alhamdulillah, tak perlu menunggu waktu lama, akhirnya aku mendapatkan kontak dari sana. Di situlah mulai mempersiapkan diri mulai dari CV, portofolio, mental, dll. Tahapan dan tata cara pun dikasih oleh pihak Republika, aku mengikutinya sesuai prosedur sambil berharap-harap dan berdoa. Ada sih yang bilang, "Kamu yakin diterima gak di Republika?" Ups, satu pertanyaan menarik.

Secara tidak langsung, pertanyaan itu seakan-akan menggambarkan ketidakyakinan seseorang terhadap kita. Awalnya aku pun takut, yaa... Takut gak diterima. Jelas, karena republika adalah salah satu media besar di Indonesia yang masih konsisten dan eksis sampai saat ini. Aku yang masih junior ini ngerasa kalau "Masa sih gue bisa ke sana.. Bisa gak ya bisa gak ya?" Pikiran negatif dan hopeless pun bermunculan dari orang-orang sekitar dan juga kakak tingkat yang lebih berpengalaman. Banyak sekali yang menjatuhkan secara tidak langsung.

Tapi aku berusaha semangat, sebab aku yakin gak ada yang gak mungkin. Allah itu punya semuanya, harta, tahta, benda, uang, dan satu bangku magang di Republika. Aku hanya yakin, Allah itu bisa ngasih kita hal yang diinginkan selama kita bersungguh-sungguh. 

Awalnya juga sempet gak percaya diri dan mencoba cari tempat magang cadangan, biar kalo gak keterima nanti bisa langsung coba ke yang lain. Tapi apa daya, gak ada pilihan. Hati gak sreg ke mana mana dan tetep pengennya cuma ke Republika. Alhasil aku memutuskan untuk "Yaudah lah, coba dulu aja satu di Republika, nanti kalo gak keterima baru cari yang baru," kataku dalam hati, saking pasrahnya.

Alhamdulillah wa syukuurillah. Sekitar dua minggu mengajukan berkas magang via email, aku ditelpon dan diminta untuk datang ke kantor. Alhamdulillah, aku katanya diterima! MasyaAllah, Allahuakbar.

Gak perlu nunggu waktu lama, tenyata Allah kasih begitu cepat. Seharusnya bisa mulai Desember, ini aku udah mulai sejak November minggu pertama, tepatnya minggu depan.

Alhamdulillah.. seneng sih bisa ada di tahap tenang karena udah dapet tempat magang. Tapi sekaligus sedih karena lagi ada banyak masalah, perasaan, kewajiban, keresahan, yang belum tuntas. Sementara aku harus segera menyusun semangat menuju kegiatan baruku : magang.

Sedih, hari ini penuh dengan kesedihan yang melepas teman2 untuk lebih jarang bertemu selama 3-4 bulan ke depan.. Terlebih lagi, ada kata-kata semangat yang diharapkan tapi malah ada yang merenggut semangat itu sebelum disampaikan. Huft, sedih banget tadi aku sampe nangis di kampus:( semoga sedihmu berakhir dan cahayaku kembali terang. Aamiin..

Doakan aku ya, kawan.

Sampai bertemu nanti. 

Jangan rindu, berat, mending gausah.

Hehehe. 

Bye,

Assalamualaikum.
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ►  2024 (15)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ▼  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ▼  November (8)
      • Dear GEMA
      • Kesal Bukan Untuk Membenci
      • Hello! See this post.
      • Pesan Untuk Temanku
      • Semua Ada Maksudnya
      • Buat siapapun
      • Sajak : (Aku) Menghilang
      • Magang : Kesibukan Baru
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates