Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak


Haha, random banget tiba-tiba pengen ngepost malam-malam begini. Seperti rutinitas lainnya, sebelum tidur aku selalu memikirkan sesuatu yang telah terjadi, yang pernah tercapai, atau yang telah dilakukan. 

Ya, sebutlah dengan evaluasi. Hal itu membuat aku sadar bahwa evaluasi diri itu penting banget bagi kita yang mau berkembang ke arah yang lebih baik. Sebab  apapun yang ada di masa lalu bisa kita jadikan pembelajaran penting untuk melangkah lebih baik. 

Suatu kerandoman malam ini, aku jadi teringat. Ternyata, dulu aku keren juga, ya. Kenapa? Wkwkwk.

Karena waktu TK, aku percaya diri banget. Ikut lomba nari, lomba mewarnai, bahkan lomba mengaji. Beberapa kali aku jadi juaranya, tapi orang tuaku kecewa karena sekolahku tidak mengapresiasi hal kecil itu sebagai mana sekolah kakakku menghargai pencapaian kakakku.

Ya, akhirnya di SD aku pindah ke sekolah kakakku. Di sinilah aku mulai memaksimalkan potensiku di bidang seni. Waktu kelas satu, aku pernah takut masuk kelas karena gak pintar sosialisasi. Tapi, hal itu terbantahkan karena aku mulai diajak berteman dan selalu dicari di kelas karena menjadi orang paling rame.

Aku bangga dengan diriku saat itu. Aku bisa bangkit dari ketidakpercayadirianku. Dan saat beranjak besar, aku mulai berani mengambil hal-hal berisiko lainnya. Aku bisa bermain dengan teman laki-laki, aku mau jadi ketua grup pramuka, hingga memimpin jurit malam meskipun awalnya takut. 

Tapi keberanianku itu membuatku terlihat kuat. Teman-temanku sempat segan padaku. Bahkan, ada yang iri hati karena melihat aku yang selalu ditunjuk sebagai ketua. Ya, sampai pernah sindir-sindiran atau bahkan dapat ejekan dari orang lain. 

Namun, itu tak membuatku gentar. Aku tetap berusaha semaksimal mungkin untuk jadi yang terbaik versi diriku. Aku bahkan pernah menjadi siswa teladan, disukai banyak ikhwan, dijaili teman-teman, hingga menjadi salah seorang pembaca tasmi Al Quran saat khotmul. Ma shaa Allah, aku keren banget!

Saat masuk dunia SMP, aku memutuskan untuk hijrah. Aku mulai men-syar'ikan pakaianku, ibadahku, serta pergaulanku. Aku mulai membentuk pribadi yang jauh lebih baik dan membentuk image yang baru di masa-masa SMP-ku. 

Hingga suatu ketika, aku sadar bahwa ternyata perubahanku ini tak menghalangi segala kesempatan untuk bertumbuh. Ya, aku tetap bisa berprestasi meski tidak di jalan yang sama. Tiba-tiba saja, aku ditunjuk sebagai ketua kelas di kelas 7, menjadi pemimpin upacara, menjadi kebanggan guru, hingga dipercaya menjadi perwakilan siswa yang menemani pelajar dari negeri tetangga. 

Gak cuma di situ aja, aku bahkan dicalonin jadi ketua osis. Yaaa, walaupun baru jadi bakal calon, belum jadi calon hehehe. Tapi, aku tetap keren, bisa melewati itu semua dengan tenang. Aku juga hebat pernah menang lomba kaligrafi se-Bogor Raya. Hahaha  padahal lawannya anak pesantren. Kok bisa ya aku menang?😂

Yang lebih gak nyangka lagi, aku bahkan pernah menjadi perwakilan sekolah untuk lomba hafalan juz 30 se-Jawa Barat. Aku juga bagian dari OSIS  dan paskibraka, serta ditugaskan untuk ikut lomba resensi Bahasa Indonesia di Islamic Book Fair di Senayan kala itu. 

Setelah lulus SMP, aku masuk ke dunia MAN yang membawa aku jauh berbeda 180°. Aku masih berprestasi, tapi aku juga dihantui berbagai masalah yang bertubi-tubi. 

Aku masuk ke kelas X yang penuh drama; suka ada pencurian, 3 orang yang tiap minggu pingsan, guru pada marah-marah ke kelas kita, nilai pada jelek2, lomba apapun gak pernah menang, dan pokoknya kelas x adalah kelas paling berkesan tapiiiiii gak berkembang haha. Keren sih aku bisa bertahan jadi salah satu dari mereka. 

Tapi, aku tetap keren karena bisa aktif di nasyid, bahkan pernah ikut lomba di tv! Dengan modal prestasi menang nasyid di Bogor2 aja wkwkw. Tapi, keren sih, di sini aku mulai berani lagi untuk.tampil, setelah sekian lama kayaknya agak terhambat dan culture shock. Oiya, aku juga jadi 10 besar di kelas X waktu itu. 

Sayangnya, prestasi terakhir gak bertahan sampai kelas XI. Aku bahkan malah jadi 10 orang terburuk prestasi eksaknya. Nilaiku anjlok, pertemananku sempit, prestasiku terhimpit. Alias, aku jadi useless banget waktu itu. Tapi, aku belajar banyak di sini. Aku jadi composer lagu, jadi pemandu paduan suara di kelas, yang kasih konsep untuk resital seni budaya, daaann tetap berkarya di nasyid. 

Ya, aku mulai paham bahwa passionku memang di luar eksak. Aku suka menulis, suka menggambar, suka organisasi, suka bernyanyi, suka mengulik lagu dan suka hal baru apalagi tentang kreativitas. Bagiku saat itu, eksak bukan lagi menjadi prioritasku. Dan aku bangga dengan apa yang aku tekuni hingga sekarang. 

Aku juga suka bahasa Indonesia, itu menjadi buktiku bisa dapat nilai besar saat UN. Aku juga bangga deh bisa masuk kuliah jurusan IPS hanya dengan rapot anak IPA hahaha. Tentu gak ada yang kebetulan, semuanya sudah diatur Allah sedemikian rupa.

Aaaah kalau diingat-ingat, kayaknya masih banyak deh yang belum diceritakan di sini. Tapi, aku senang karena ternyata aku bisa berkembang pesat sejauh ini. Bahkan yang orang lain gak tau, aku sempat jatuh sejatuh-jatuhnya, dan seperti me-reset diriku sendiri waktu itu. Hingga sekarang, proses bangkit itu masih dilakukan. 

Yaa... begitulah. Ternyata lebih sulit mempertahankan daripada mendapatkan. Sampai sekarang suka ngerasa malu dengan Aca yang dulu yang begitu percaya diri, berprestasi, suka tantangan dan ambisi, serta gak pernah takut mengambil suatu tindakan yang berisiko. Lihatlah Aca yang sekarang, udah beda sekali. 

Tapi,.aku berharap Aca yang saat ini juga merupakan hasil terbaik dari proses yang pernah dilewati. Yang tentunya, akan selalu berkembang dan kembali ke arah dan jalan yang lebih baik lagi. Semangat ya. Buat kalian juga yang lagi evaluasi diri. 

Seberapa sering kamu mengapresiasi dan evaluasi?
Unsplash/@ilhamakfa


Hai, aku mau cerita deh tentang seseorang. Ya, gak perlu disebut nama lah, ya. Aku cuma mau merekam momen aja sih dan bisa jadi pembelajaran pribadi untuk hidup aku. Tapi, besar harapannya dari cerita ini bisa kamu ambil juga hikmahnya dan bisa kita jadikan pembelajaran bareng-bareng ya.

Jadi, ceritanya ada kaitannya sama postingan ini. Beberapa waktu lalu, aku pernah dikenalkan dengan seseorang yang memang sedang mencari 'calon' untuk diajak serius. Dari situ, aku tidak berharap banyak lantaran aku tahu alasan dan kriteria yang diberikan, dan aku bukan termasuk di antaranya. (Kalau gak ngerti, boleh baca postingan sebelumnya dulu hehe)

Intinya saat itu aku tidak terlalu berharap apa-apa karena ya memang gak kenal dan gak suka. Sehingga, saat dikenalkan begitu aku hanya terima untuk berteman di media sosial. Kita saling follow di instagram dan ya sudah, menjadi teman dunia maya saja.

Mulanya tidak ada apa-apa, tidak ada interaksi dan kejadian apapun yang meresahkan. Hingga tiba saatnya, orang tersebut beli buku aku dan muncullah percakapan kecil dan kita mulai saling sapa waktu itu. Ya tapi setelah itu gak ada gimana-gimana lagi sih. Cuma sejujurnya, dari situ aku ceritanya mulai kepoin orangnya.

Aku mulai cari tahu, sering perhatiin instagramnya, pokoknya mulai ada rasa penasaran dan kagum karena ternyata dia suka ikut kajian hehe. Jarang-jarang kan ya ada cowok keren zaman sekarang tapi masih menyempatkan diri untuk kajian. Ini satu nilai plus aja sih yang bikin tertarik.

Nah, sampai suatu hari, aku ceritanya ada di titik nyari tau lagi soal laki-laki itu ke teman yang waktu itu ngenalin. Bukannya dapat kabar terbaru, eh.. Malah dapat 'tamparan' soal penampilan. 

Jadi, ceritanya temanku ini nasihatin aku soal jodoh. Dan intinya, katanya aku jangan fokus nyari jodoh mulu tanpa memperbaiki diri. Dan salah satu yang dia tekankan tentang keempat poin yang harus diperbaiki adalah penampilan. Gatau kenapa, pas dia nasihatin aku soal itu, aku sedikit baper alias bete sih hehe. Kenapa?

Walaupun dia ngomongnya secara general, tapi saat itu kan dia lagi ngomong sama aku, ya. Jadi, aku ngerasanya dia lagi negur aku secara gak langsung tentang penampilan wkwk. Waktu dia ngomongin itu, aku langsung berkaca: "Ya Allah, emang aku sejelek itu ya?" sedih banget waktu itu. Sampai nanya-nanya ke temanku yang lain tentang penampilanku selama ini. Kali aja aku memang terlalu cuek dan jelek, sampai gak pantes buat "mengharapkan seseorang".

Ditambah lagi, momennya gak pas sih kayaknya. Soalnya waktu interaksi sama temanku itu, aku kan berharap bisa dapat kabar sesuatu ya tentang seseorang. Eh, bukannya dapat kabar baik, malah justru dikasih omongan lain. Ya, wajar aja sih bete. Apa yang diharapkan gak sesuai realitas.

Nah, pokoknya, dari situ aku ceritanya gak berharap lagi sama lelaki yang dikenalkan itu. Aku pikir, mungkin dia itu memang bukan mencari tipe seperti aku, yang cuek, penampilan apa adanya, hidup sederhana, make up pun enggak, dan juga bukan seorang dokter hewan yang bisa bantu membesarkan perusahaannya. 

Ya, saat itu insecure-ku kambuh. Benar-benar merasa tak pantas dan gak bisa apa-apa. Payah banget deh waktu itu.

Tapi, aku berusaha ikhlas. Sebab, aku yakin meskipun dia bukan yang Allah takdirkan untuk aku, Allah pasti sudah menyiapkan penggantinya suatu saat nanti, yang mampu menerima aku apa adanya, mau melihat kelebihanku tetapi juga menerima kekuranganku, serta bisa tumbuh bersama meski mungkin profesinya gak sama dan gak sejalan.

Lambat laun, aku mulai paham apa yang Allah maksudkan, bahwa sebenarnya ketika kita salah menaruh harap, Allah akan kasih 'pelajaran' untuk menjadi bukti "iniloh maksudnya kenapa kamu gak boleh berharap". Kok bisa aku mikir gini?

Hahaha, lucu ceritanya. Jadi, hari ini Bang Hawa dan Kak Dena datang ke kantor seperti biasa: kajian rutin mingguan. Nah, di akhir kajian kita bercerita gitu. Dan entah kenapa, Bang Hawa tiba-tiba cerita soal pertemuannya dia dengan seorang laki-laki, yang lain dan tak bukan adalah si lelaki yang dikenalin ke aku.

GILS! Dunia sempit banget, 'kan? Gimana ceritanya bisa kenal? Ternyata si lelaki ini sering ketemu di masjid sama Bang Hawa. Lalu, kenalan lah mereka sampai akhirnya ada percakapan yang 'menyangkut namaku'. 

Di situlah Bang Hawa nanya, "Ca, kamu kenal yang namanya ****?"

Sontak, ketika namanya disebut, aku kaget. Gak cuma aku, semua teman kantorku kaget juga karena mereka sedikit tahu soal kisahku ini. Dan, entah kenapa, tiba-tiba...

"Dia mau nikah kan ya sama dokter hewan?" tanya Bang Hawa. Aku terdiam sejenak. Lalu, pura-pura mengetahui, dan bilang "Kayaknya emang iya."

Lucu, padahal aku juga baru tahu hari ini. Karena sejauh ini aku gak cari tahu lagi tentang lelaki itu. Dalam hati juga aku bilang, "Oh, mungkin dia jadi ya menikah sama seorang dokter hewan." Agak sakit dengar kabarnya, walaupun gak tau ya itu beneran kabar terbaru atau bukan.

Tapi, entah kenapa dari cerita Bang Hawa hari ini seakan mengingatkanku bahwa dia memang sudah punya pilihannya. Itulah kenapa mungkin gak ada kabar lagi soal dia, bahkan gak ada lagi ketertarikannya untuk kenal lebih jauh dengan aku. 

Gapapa, aku ikhlas. Memang ini teguran bagiku tentang berharap yang tidak pada tempatnya. Allah langsung yang kasih tau kabarnya gimana setelah aku memutuskan gak mau cari tau lagi. Allah Maha Baik. Semoga aja pilihannya memang yang terbaik dan kelak aku juga bertemu dengan seseorang terbaik pilihan Allah. 

Aamiin.

Jadi, apa pelajaran dari cerita yang panjang ini/? wkwk kayaknya masih gak ada, ya?



Malam ini, izinkan aku cerita soal satu minggu kemarin menjelang akhir September. Kenapa nulis ini? Karena sebenernya pengen cerita tapi gak tau sama siapa. Belum nemu orang yang pas dan mau denger ceritaku setiap hari. Akhirnya ngerasa numpuk dan gak bisa dikeluarin selain nulis di blog ini. 

Ya, lagi-lagi akan terlihat seperti catatan harian. Tapi, semoga tulisan kali ini juga bisa diambil hikmahnya, walaupun sedikit. 

Beberapa hari terakhir kemarin, aku dikagetkan dengan kabar mama yang memburuk. Waktu itu memang keluargaku sedang banyak yang sakit: batuk, pilek, demam, yaa... sebagaimana menurunnya kesehatan yang lain juga sih. Emang lagi rame juga musim sakit ini karena cuaca yang pancaroba.

Pada Selasa siang, mama mengunggah status tiba di rumah sakit. Sontak aku terkejut dan bertanya. Rupanya, sakit yang mama idap (re: asma) sepertinya sedang kambuh karena terpicu batuknya belakangan ini. Fyi, mama memang pernah punya riwayat sakit TB atau masalah dalam paru-parunya. Jadi, memang seringkali batuk. Mama juga pernah didiagnosis asma karena sering sesak di dada kalau kecapaian. Nah, ceritanya hari itu semuanya kambuh bersamaan.

Melihat kondisi yang semakin drop, mama harus dirawat. Dan, lagi-lagi aku yang harus menjaganya karena kedua saudara laki-lakiku sedang di luar kota, kakak perempuanku yang sudah berkeluarga pun sedang tak enak badan beserta kedua anaknya. Papa juga, batuk-batuk terus di rumah. Dari berbagai kemungkinan, hanya aku yang masih lebih sehat daripada semuanya. 

Akhirnya, beberapa hari itu aku kerja, lalu langsung menuju rumah sakit untuk menginap menemani mama. Begitu kurang lebih selama 4 hari 3 malam. Bahkan, aku sempat izin kerja karena mama gak ada yang jagain di siang harinya (karena papa kerja juga). 

Awalnya oke, anggaplah ini ujian dan Allah lagi kasih aku ladang pahala buat berbakti sama orang tua: nemenin mama di rumah sakit, rapikan rumah karena gak ada orang, tidur di lantai selama di RS, aahh nikmat rasanya kalau dibayangkan. Bahkan, beberapa kali aku pulang kerja dalam keadaan basah kuyup karena kehujanan di jalanan. 

Tapi, qadarullah, selama aku di rumah sakit ternyata aku mendapatkan kejutan dan rezeki dari Allah melalui orang-orang baik. Aku dapat banyak sekali doa buat mama. Tak hanya itu, beberapa orang baik ngirim makanan selama 3 malam berturut-turut padahal aku gak ngerasa sebegitu dekatnya sama orang-orang ini. 

Jadi, ada beberapa orang yang kurasa kita cuma komunikasi via instagram. Ya, teman satu sekolah sih, tapi beda angkatan dan beda kesibukan. Tapi ma shaAllah orang ini emang belakangan pernah bales story dan sharing sesuatu. Jadi, kita cukup dekat karena suatu pembahasan aja. Eh, ma shaAllahnya lagi dia ngirim makanan terus untuk mama itu.

Sebelumnya, aku mau berterima kasih yaa sama orang-orang baik atas doa dan kirimannya. Aku bersyukur selalu Allah dekatkan sama orang-orang sholih dan baik. MashaaAllah Tabaarakallah.

Ya, itulah kenikmatan yang Allah kasih belakangan ini. Ujung-ujungnya, sekarang aku yang gak enak badan karena baru kerasa nih energi yang kemarin dikeluarkan ternyata belum sepenuhnya tergantikan. Alhasil, kemarin dan hari ini agendaku di rumah hanya istirahat, walaupun sebenarnya belum bisa sepenuhnya istirahat sih karena ada dua ponakan yang lagi aktif-aktifnya. Berisik dan banyak tingkah 🙃

Jujur, aku bete sih hari ini dengan berbagai faktor. Mungkin karena capek juga ya belakangan ini banyak pikiran dan lelah fisik. Pengen deh punya temen cerita dan sharing-sharing lagi. Tiba-tiba kangen sama teman-teman, kangen punya doi wkwk tapi gak mau pacaran... gimana dong ya. Random deh. 

Curhat di twitter malah dianggap alay kayaknya. Jadi malu, tapi kesel. Aku sensitif sih kayanya karena mau datang bulan kali ya hahaha. Yaudahlah, sampai sini aja ceritanya. Semoga ada yang bisa diambil ya hikmahnya. Eh tapi kayanya gak ada sih wkwk maaf ya 😆


Suatu hari, aku berbincang dengan salah seorang teman lama. Obrolan kamu cukup panjang dan tak kenal waktu karena sudah lama tidak bertemu. Jadi, begitu banyak topik yang kami bicarakan pada saat itu.

Kemudian, ujung-ujungnya kami saling bertanya satu sama lain: "gimana soal jodoh?" 

Hahaha. Pertanyaan yang belum ada jawabannya sampai detik itu. Tapi, inilah topik yang sangat related dibicarakan oleh orang seumuran kami. Rasanya seru aja sih ngomongin jodoh walaupun gak tau siapa yang diomongin. 

Dari percakapan itu, tiba-tiba temanku itu menawarkanku untuk kenalan dengan seseorang. Awalnya sih aku terbuka saja akan sebuah pertemanan, gak mikirin nanti ujungnya bakal gimana. Yang penting buka aja relasi seluas-luasnya. Jadi, ketika tawaran itu muncul, aku langsung jawab "boleh".

Sejak saat itu, gak lama kemudian seseoang itu mengikutiku di instagram. Melihat notifnya, aku langsung mengikutinya balik. Di sanalah rasa penasaranku muncul dan mulai mencari tahu tentangnya. 

Sejujurnya, aku tidak berharap apa-apa. Hanya saja ingin tahu orangnya seperti apa. Yaa, cuma sekadar kepo sih. 

Temanku ini tadinya memang menawarkan kenalan atas dasar ingin mentaarufkan. Gak serius sih, ngomongnya masih basa basi aja waktu itu. Sampai suatu hari aku tahu satu fakta lain tentang lelaku itu. Apa? Ternyata dia maunya sama dokter hewan. 

Mendengar kabar itu, ada beberapa hal yang aku rasakan. 

Pertama, aku ngerasa mewajarkan itu, karena orang yang dikenalkan padaku itu adalah seorang yang bekerja di dunia hewan. Pantas saja dia butuh aeorang dokter hewan untuk melengkapi hidupnya nanti. Sah sah saja seseorang jika punya kriteria tertentu dalam mencari pasangan hidup. 

Kedua, tapi karena pernyataan itu, sejujurnya aku jadi sedih dan insecure. Terlebih ngerasa "Yah, gue bukan dokter hewan." Ya, padahal gak berharap sih waktu itu. Kenal aja baru. Tapi, gak tau kenapa aku langsung berkaca diri.

Yah, aku cuma lulusan jurnalis.
Ya, aku cuma lulusan D3. 
Yah, aku mah sederhana. 

Pernyataan terakhir sih yang bikin insecure juga. Seseorang ini adalah orang terpandang yang punya jabatan, 'orang punya', dan baru hijrah in shaa Allah. Rasanya ngerasa gak pantes dengan aku yang butiran debu ini wkwk.

Tapi, di satu sisi, aku merasa bahwa gak salah kok dia punya selera atau kriteria tertentu. Tapi, aku juga gak salah ketika kondisiku seperti ini. Aku gak seharusnya insecure dengan apa yang aku punya dan dengan apa yanh dia punya. 

Kalau memang jodoh, pasti Allah dekatkan dan mudahkan. Toh, latar belakang memang penting, tapi bukan hal utama yang harus dipikirkan sedemikian rumit. Kalau memang jodoh, seharusnya bisa saling menerima lebih dan kurangnya, sih.

Kalau memang nyatanya bukan jodoh, gapapa. Ikhlaskan saja. Memang kadang apa yang kita rencanakan kan gak sesuai dengan realitasnya. Bisa jadi, yang terbaik untuknya memang seorang dokter hewan. Tapi, bisa jadi bukan juga. Bukan dokter hewan, dan bukan aku. 

Begitulah nyatanya sebuah takdir. Gak ada yang tau. Intinya sih gak perlu banyak berharap yang aneh-aneh. Semoga Allah mudahkan jalan bertemu jodohnya masing-masing ya. Aamiin. 

Dahlah, mau cerita itu aja hihi


Bismillah, kali ini aku mau cerita sedikit tentang keseruan hari ini. Jadi, nama acaranya adalah Amazing Muharram 11 yang diadakan oleh Cinta Quran Foundation. Pertama ngeliat informasi acara ini di instagram, sebenarnya udah tertarik banget. Tapi sayang, kondisi keuangan tidak memungkinkan karena tiket yang dijual pun harganya lumayan hehe. 

Tapi, qadarullah, dapat tawaran tiket gratis dari komunitas yang aku ikuti. Dan ma shaa Allahnya aku dan ketiga temanku akhirnya mengiyakan untuk datang ke sana. 

Beberapa hal yang patut kusyukuri hari ini ada baaaanyak. 

Pertama, aku bersyukur karena akhirnya bisa bawa motor ke Sentul Interantional Convention Center (SICC) yang jaraknya dari rumah lumayan jauh. Sejujurnya aku jarang banget bawa motor jauh karena emang gak dibolehin dan jadi kebiasaan takut dan khawatir. Tapi, seru juga ternyata bisa bawa motor sejauh itu hehehe alhamdulillah. 

Kedua, ketika pasrah gak bisa nonton, ikhlas aja udah sama Allah. Ehhhh malah Allah kasih tiket gratis. Baik banget Allah tuh. 

Ketiga, ketemu teman baru. Di sini kita diajak untuk kenalan juga sama orang baru dari berbagai kalangan, berbagai kota, pun berbagai latar belakang. 

Keempat, acara ini menyuguhkan materi-materi tentang hijrah yang isinya daging semua! Ya, gimana gak keren, pembicaranya juga ma shaa Allah banget. Aku seneng banget deh kalo acara2 kayak gini, jadi bisa nulis resume kajian banyakkkk. 

Kelima, ketemu temen lama. Ini salah satu bonusnya. Aku ketemu beberapa temen MAN; ada yang jadi peserta, jadi panitia, bahkan jadi bintang tamunya. Kereeen! Seneng melihat temen lama yang ternyata makin sukses dan luar biasa.

Aaaah rasanya masih banyak sih keseruan hari ini. Tapi, aku ngantuk dan pegel banget karena acara ini menguras waktu dan energi dari jam 6 pagi hingga jam 6 sore tadi sampe rumah eheh.

Intinya:
Jangan pernah bosan untuk belajar.
Sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu akhirat. 
Perbanyak circle orang2 baik.
Sering-seringlah datang ke majelis ilmu.

Semangaat
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates