Kalau Sudah Menjadi Ibu...


Pernah suatu ketika aku berkhayal, bagaimana ya kalau nanti aku sudah menjadi ibu? Jangankan menjadi ibu deh, mungkin saat jadi istri aja dulu. Pasti tidak semua sikap dan perilaku dalam diri bisa dilakukan lagi. Ada beberapa hal yang nantinya perlu dibatasi. Main bareng sahabat misalnya, menjelajah tempat-tempat menarik, menarik diri dari keramaian kalau lagi bosan, atau diam ketika marah.

Tapi, jika kita sudah tidak sendirian lagi, pasti ada hati lainnya yang perlu dijaga dan dirawat sebaik mungkin. Hidup akan berubah, tidak lagi tentang seberapa bahagianya aku dalam melakukan segala sesuatu, tapi ini tentang "apakah hati mereka bisa bahagia dengan adanya aku?"

Hahaha, lucu memang. Memikirkan masa depan memang menjadi topik menarik dalam bercengkrama dengan diri sendiri. Sebenarnya bukan hanya itu, aku termotivasi oleh kisah seorang ibu yang sangat menarik.

Dia adalah ibu yang luar biasa. Baik, ramah, dan selalu menghargai orang lain. Meski tidak dikenalinya, ibu tersebut seringkali mampir dalam komentar di postingan media sosialku. Tentu ia berkomentar dengan hal yang menurutnya baik.

Entah ya, kalau aku sih paling suka di media sosial kalau ada komentarnya. Entah itu buruk atau baik, tapi menurutku komentar adalah sebuah sarana di medsos untuk kita saling berdiskusi dua arah. Meski tidak panjang, setidaknya ada umpan balik yang diterima dan yang bisa diberikan.

Nah, ibu ini sebenarnya sudah aku kenali sejak aku SMP. Dia adalah orang tua dari teman seorganisasiku saat SMP. Aku mengenali nama ibu ini, tapi aku tidak pernah berbicara langsung atau memperkenalkan diri kepadanya.

Ternyata ibu ini sudah berteman denganku di Facebook  sejak lama. Lalu ia membanjiri komentar di postingan orang lain, termasuk di postinganku. Gak tau kenapa, pas ibu ini komentar tuh rasanya hati jadi tergugah. Dia begitu ramah dan menghargai karya orang lain atau tulisan yang orang lain posting.

Dari situ aku kepoin ibu itu dan ternyata dia sangat suka menulis. Bahkan, pernah sedikit cerita, sang anak bilang kalau ibu itu suka juga memperhatikan tulisan-tulisan yang kubuat. Katanya aku telah menginspirasinya, masyaAllah. Gak nyangka.

Dan sejak saat itu, aku yang termotivasi olehnya. Dia seperti aku di masa depan wkwk. Aku bahkan berpikir kayak, "Nanti kalau aku udah gede kayak gini kali ya." Hahaha, iya, kulihat banyak kesamaan di antara kami. Akhirnya kami saling memotivasi.

Ibu itu senang juga menulis dan mengabadikan momen, sama seperti aku. Di sela-sela kesibukannya, ia masih menyempatkan waktu untuk merangkai kata-kata indah dan menebar kebaikan pada sesama. Semoga aku bisa seperti itu kelak.

Kalau aku sudah menjadi ibu, jelas anak-anakku harus tau bahwa ibunya sangat suka sekali menulis. Apapun akan dikenangnya melalui tulisan-tulisan di buku dan blognya seperti ini. Kelak, menulis akan tetap menjadi hobi yang tak tergantikan, hehehe.

Tapi masalahnya, ada satu pertanyaan yang paling penting.

Akankah umurku sampai di momen itu?

0 Komentar

Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.