Sebenernya bukan urusan saya tentang kenapa dan ada apa antara Anji dan youtuber tersebut. Tapi di sini saya cukup banyak menggaris bawahi perihal bagaimana si Anji ini mengelola media sosial dalam kehidupannya.
Anji bilang, dia sebenarnya tidak punya masalah yang serius dengan orang yang dia unfollow. Pun dengan siapa orang yang dia unfollow itu bukan hanya youtuber itu saja, tapi ada banyak orang lainnya.
Di sana Anji menjelaskan bahwa sebenarnya setiap orang berhak membuat konten apa saja yang ingin dia bagikan kepada pengikut/teman media sosialnya. Hanya saja Anji merasa ada beberapa orang yang kontennya tidak selaras dengan apa yang dia ingin lihat dan apa yang dia butuhkan.
Dari pernyataan Anji, ternyata banyak hal yang saya rasa sama dengan apa yang saya pikirkan. Terutama tentang bagaimana kenyamanan media sosial itu dibentuk agar kita senang menggunakannya.
Saya pun pernah beberapa kali meng-unfollow orang lain yang menurut saya tidak cocok dengan apa yang saya butuhkan atau akun-akun yang tidak membuat saya nyaman. Mungkin saja kontennya bagus, tapi saya tidak relate dengan itu. Mungkin juga kontennya menarik, tapi saya bukan termasuk segmentasi dari apa yang mereka tuju. Banyak alasan, dan lagi-lagi ini tentang konten, bukan personalnya.
Jadi, sebenarnya tolok ukur dari sebuah pertemanan bukanlah dari media sosialnya. Bisa jadi sahabat kita sendiri tidak punya media sosial, pun dengan orang yang saling mengikuti di media sosial belum tentu menjalin sebuah pertemanan.
Pernah suatu ketika, saya mengikuti akun media sosial milik seorang teman saya. Konten yang dibuatnya sangat menarik, tapi entah kenapa suatu ketika dia membuat saya tidak nyaman karena kontennya dirasa 'berlebihan'. Kemudian, saya unfollow dia karena saya tidak mau membuat diri saya menjadi lebih insecure lagi.
Setelah lama saya berusaha mengontrol diri, akhirnya saya mencoba untuk tidak lagi insecure kepada dia. Saya berusaha damai dengan diri dan menghilangkan perasaan itu, kemudian saya kembali memfollow dia dengan niatan untuk berusaha menjadi lebih baik. Alhamdulillah, dia masih terbuka menerima saya, bahkan saya mencoba memberitahu dan bercerita bahwa sebelumnya saya sengaja mengunfollow dia karena apa dan bagaimana.
Saya bukannya jahat, tapi lagi-lagi hanya berusaha membuat media sosial saya menjadi nyaman. Karena dari sekian banyak yang saya follow di media sosial, pasti berpengaruh pada isi timeline dan explore saya. Tentu saya menginginkan pemandangan indah di sana, sesuai apa yang saya suka, nyaman, bahkan membuat inspirasi bagi saya.
Ada juga cerita dari seorang teman saya yang sengaja menutup akunnya sementara karena terlalu rumit dan cemas ketika melihat berita-berita Covid-19 yang ramai di media sosial. Menurutnya, media sosial sedang tidak nyaman untuk di baca saat ini. Imunitas mood dan cara tanggap seseorang terhadap apa yang dilihat pun berbeda-beda. Ada yang menganggap mungkin berita-berita yang beredar menjadi kebutuhannya agar menjadi update, tapi bagi teman saya berita-berita itu membuatnya tambah cemas. Maka dari itu dia menutup akunnya untuk sementara waktu.
Ya, begitulah. Setiap orang pasti punya cara masing-masing untuk menyamankan media sosialnya. Kebanyakan dari kita terlalu 'gengsi' untuk tidak mengikuti, dengan berpura-pura nyaman dan terpaksa 'mengikuti' seseorang temannya di media sosial, padahal konten yang dibuatnya belum tentu membuat kita nyaman.
Intinya, bikin apapun yang positif di media sosial kita. Tapi jangan selalu merasa hal yang kita lakukan itu adalah yang terbaik, karena setiap orang punya 'kebutuhan' yang berbeda. Mungkin ada orang di luar sana yang butuh hiburan, buka instagram/facebook, tapi isinya malah gak berguna dan bikin orang tambah pusing! Nah, jangan baper deh kalau tiba-tiba kita di-unfollow. Mungkin kita harus introspeksi diri, mungkin ada postingan yang gak baik nih buat dilihat sama orang. Hehehe, belajarlah berhusnudzon.
Yuk ah cari postingan-postingan yang baik dan mari kita posting hal-hal yang baik.
Kalo kata Boy Candra gini:
"Kalau emang menarik dan yang dicari, pasti kamu difollow kok. Bahkan tanpa kamu perlu follow duluan. Bermediasosial kan soal apa yang pengin kita lihat. Timeline sesuai dengan apa yang kita follow. Kalau kamu mau diikuti seseorang, bikinlah sesuatu yang emang sesuai dengan itu."
Setujuuu!! Yok, manfaatkan self quarantine ini dengan sebaik mungkin


0 Komentar
Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.