Mungkin setiap orang yang menulis punya alasan masing-masing kenapa mereka harus, mau, dan/atau menyempatkan waktu menulis. Perbedaan alasan tersebut tidak bisa disamaratakan. Hal itu wajar terjadi, tergantung dari kepuasan yang didapatkan seseorang dalam menikmati proses menulisnya.
Bagiku salah satu kepuasan dalam menulis—terlebih menulis fiksi—ialah saat menikmati proses pembuatan tokoh dalam cerita. Mulai dari mencari nama, menciptakan filosofi, menentukan perwatakan, hingga menuliskan dialog-dialog yang sesuai dengan karakteristik beserta sifatnya.
Belum lagi, merealisasikan wujud si tokoh fiksi di dalam pikiran juga sangat menyenangkan, meskipun tidak semudah kedengarannya. Tetapi, ketika si tokoh itu benar-benar sudah tergambar di imajinasi, rasanya sangat bersemangat untuk menyelesaikan tulisan hingga akhir. Seakan bisa berinteraksi padanya (tokoh itu) secara langsung.
Di dalam buku Bunga Ketulusan ini, ada dua tokoh utama bernama Yasna dan Zaid. Mereka aku ciptakan dengan penuh pertimbangan. Nama keduanya tak sembarangan kuambil, pun dengan wataknya sebisa mungkin menghadirkan kebermanfaatan bagi pembacanya, sehingga tokoh tersebut tidak hadir sia-sia.
Sedikit bocoran, dalam buku ini ada sebuah bagian di mana seorang perempuan menerima kiriman misterius dari seseorang yang tidak menyebutkan identitasnya. Di situlah muncul nama Zaid yang menjadi tersangka kiriman misterius tersebut.
Anehnya, baru-baru ini Zaid seakan hadir di kehidupan nyata. Ya, beberapa hari lalu aku menerima kiriman misterius dan tertera nama "Zaid" sebagai pengirimnya. Namun, aku tidak pernah punya kerabat bernama Zaid. Lantas, siapakah seseorang yang bersembunyi di balik nama Zaid itu? Apakah Zaid benar-benar hadir di kehidupan nyata?
Kalau benar begitu, semoga dia orang yang baik. Dan aku ingin sekaligus mengucapkan terima kasih atas hadiah yang diberikannya. Jazakallah.
0 Komentar
Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.