Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak

Dosenku selalu bilang, "Kamu itu cantik, pintar, bisa ini dan itu. Tapi, saya merasa ada satu hal yang bikin saya (sebagai cowok), gak suka atau mundur dari kamu. Tapi hal itu juga saya gak tau, gak bisa dijelaskan. Di situlah letak "kurang"-nya kamu." 

Sejujurnya, kalimat itu sudah tak asing lagi untukku. Pasalnya, perkataan itu sudah keluar beberapa kali dari mulut yang sama. Dan sampai sekarang aku masih belum tahu tentang apa hal yang ia maksud tersebut. 

Kalau saja kurang itu maksudnya kekurangan, sudah sewajarnya aku merasa baik-baik saja bukan? Maksudnya, setiap manusia memang akan selalu ada lebih dan kurang. Perkara belum ada laki-laki yang mendekat, bukan hanya faktor "kurangnya aku" yang mempengaruhi, tapi bisa jadi memang belum waktunya saja. 

Sebenarnya, aku sungguh penasaran kenapa hal itu benar-benar membekas ke ingatan. Padahal ya tadi  aku seharusnya gak khawatir. Tapi, di satu sisi, aku paham betul bagaimana seorang pakar psikologi jika sudah membahas mengenai karakter dan kepribadian seseorang. Ya, dosenku itu lulusan S2 Psikolog. 

Memang, tak banyak ucapan, penilaian, cerita, dan pengalaman dari dosen ini melenceng atau salah. Rata-rata selalu benar dan memberi pelajaran. Rasanya selalu senang berbagi banyak hal dan mengambil sudut pandang baru setiap berdiskusi sama dosenku ini. 

Maklum saja, sudah ribuan orang mungkin yang dia temui dengan berbagai latar belakang, kondisi, dan karakter yang beragam. Makanya dia pandai sekali membaca ekspresi wajah, menghirup aura seseorang, serta memberikan solusi-solusi masalah mental. Luar biasa. Tak jarang juga aku berkonsultasi padanya.

Terlepas dari apapun yang diberikannya, aku bersyukur pernah dan masih menjadi seseorang yang dipercaya dalam beberapa hal hingga bisa menciptakan hubungan sedekat ini bersama sang dosen. Semoga sehat dan bahagia selalu, aamiin.
Foto/Pixabay


Masih tentang lelaki yang sama, yaitu laki-laki yang sejak saat itu sudah merampas hati seorang perempuan lemah seperti aku. Perkara diberikan berbagai bentuk dukungan, perbincangan yang bermanfaat, sampai hadiah-hadiah sederhana ternyata bisa meluluhkan hati yang sudah lama tidak jatuh cinta. Entahlah, aku juga tidak mengerti kenapa bisa jatuh cinta dengannya.

Padahal, mungkin kedekatan kami kala itu hanya saling mengisi kekosongan. Bahkan, aku mungkin baru tahu satu per satu sifat manisnya yang bisa saja memang sudah melekat dalam dirinya. Jadi, perkara perlakuan manis yang dia tunjukkan di hadapanku hanya sebuah kebiasaan yang biasa ia lakukan, bukan hanya kepada aku, melainkan pada yang lain juga.

Awal mulanya, kita sama-sama saling menyapa setelah sekian lama hanya membisu dan saling kenal saja. Ya.. Pernah sih sesekali saling membalas komentar di media sosial. Lagi-lagi hanya sebatas teman yang saling memberi pendapat atau dukungan. Sebatas itu. Tetapi, ada suatu masa di mana kita sama-sama saling terbuka untuk bercengkerama lebih daripada biasanya.

Semula aku biasa saja. Bahkan tak pernah ada niatan untuk menaruh setiap kejadian ke dalam hati. Alias gak mau baper. Sudah beberapa tahun belakangan rasanya jatuh cinta bukan menjadi prioritasku dalam hidup. Tetapi, entah sejak kapan tepatnya aku mulai lagi merasakan hal itu. Aku juga tidak tahu apakah rasa ini aku rasakan sendirian atau dia juga merasakannya.

Tak berlangsung lama, tiba-tiba keadaan benar-benar berubah. Ada satu hal yang membuat kita salah paham, sehingga aku tak lagi menerima notifikasi komentar darinya. Sedih, benar-benar sesedih-sedihnya. Aku merasakan jatuh cinta yang cepat dan patah hati yang sangat instan saat itu.

Sejak saat itu kita benar-benar terlihat asing. Sesekali aku masih berusaha untuk mencairkan suasana, bahkan meminta maaf atas sebuah kesalahan yang aku lakukan. Namun, hal itu itdak mengubah kecanggungan kita. Alhasil, sampai detik ini aku masih merasa kita belum baik-baik saja.

Tentang hal ini sebenarnya aku tak mau lagi ambil pusing. Bahkan aku beberapa kali sengaja melupakannya agar tak lagi menaruh harap pada seseorang yang mungkin saja tidak membalas perasaanku. Aku hanya terbalut pada perasaan yang sudah terbawa pada intensitas percakapan yang kita lakukan saat itu.

Namun, aku juga tidak munafik. Hampir setiap hari aku mendoakan dirinya karena aku tahu Allah hanyalah satu-satunya tempat berharap. Apalagi ketika kita tidak bisa lagi mengendalikan hati manusia. Pada dasarnya, memang manusia tidak kuasa atas hal itu. Itulah mengapa aku menggantungkan segalanya kepada Allah, biar Allah saja yang berkehendak dan membolak-balikkan hatinya.

Dari situ aku meyakini bahwa Allah tak pernah memberikan segala sesuatu sia-sia, termasuk perasaan yang dititipkan-Nya ini. Entah itu datang hanya untuk pembelajaran atau justru akan ada akhir yang nantinya harus aku jalankan. Wallahu'alam. Aku yakin Allah selalu punya akhir terbaik.

Sejak saat itu aku merasa nyaman dengan kesendirian. Meski sesekali merindukannya, tetapi dengan berdoa itu aku selalu merasa tenang. Jujur, perasaan itu selalu datang dan pergi tak karuan. Sesekali aku melupakannya, sesekali lagi aku merasa kembali menyukainya. Padahal, hubungan kami pun tak mengalami perkembangan.

Mungkin itu yang namanya perasaan. Kita gak bisa mengatur kapan dia harus pergi dan datang. Aku juga tak pernah menyalahkan kenapa perasaan ini menghinggapi hatiku, padahal dia pun tak menunjukkan balasan. Namun, setiap ditanya siapa orang yang aku suka (oleh teman-teman), aku masih menjawab dengan namanya. 

Teruntuk kamu, yang mungkin saja membaca postingan ini, aku tidak pernah berharap banyak. Meskipun sesekali sering berkhayal tentangmu, tetapi dalam waktu dekat yang aku inginkan hanyalah hubungan baik denganmu lagi sebagai teman. Ya, hanya sebagai teman saja aku sudah senang. Apalagi kalau kamu mau menganggap lebih, mungkin rasanya tak perlu aku jelaskan.

Tapi, mungkin saja kamu gak baca postingan ini, gapapa. Aku hanya ingin mengutarakan perasaan hati yang mungkin selalu tertahan dan tak bisa diceritakan kepada orang-orang sembarangan. Karena perkara perasaan bukanlah satu hal yang main-main bagiku sekarang. Mungkin saja perasaan ini hanya perasaan sesaat, aku tidak tahu.

Yang jelas, kini doaku sudah berubah. Kalau saja kita bukan ditakdirkan sebagai jodoh, aku berharap Allah akan menjodohkan kita dengan orang-orang terbaik pilihan-Nya. Aku juga selalu mendoakanmu agar senantiasa sehat dan bahagia selalu. Semoga juga Allah selalu melindungimu dari apapun. 

Foto: Pixabay


Jika bicara soal masa lalu, jangan pernah berpikir itu hanyalah tentang kita bersama seseorang yang pernah singgah. Sebab, masa lalu itu sangat luas. Ada banyak hal yang sudah kita lalui di masa lalu yang tidak hanya kita lakukan bersama seseorang, tetapi dengan banyak orang. 

Masa lalu juga bukan tentang interaksi yang sudah terjadi saja, tetapi juga tentang peristiwa yang sudah pernah kita lalui sendirian. Entah itu yang pernah kita ceritakan kepada teman atau bahkan sesuatu yang sampai detik ini belum bisa kita ceritakan. 

Bicara soal masa lalu, terlalu banyak hal yang mungkin sudah kita sia-siakan. Sampai akhirnya, saat itu kita pernah mengeluh berhari-hari, menutup pintu hati, menyalahkan diri sendiri, sampai-sampai tidak lagi percaya diri. Ada banyak luka yang rasanya tak seharusnya terjadi, tetapi semuanya berjalan tak terkendali.

Sebab, memang takdir seseorang tak terlepas dari kuasa-Nya. Seberapa keras kita berusaha menjaga, bertahan, berjuang, bersemangat, dan memaksimalkan hal yang ada saat itu, tetap saja perkara hasil bukan kita yang menentukan. Mungkin ada banyak yang juga salah langkah, sehingga kita sempat mampir pada sebuah jurang kegagalan. Namun, lagi-lagi itu bukan sebuah takdir yang bisa kita kendalikan.

Soal tangis dan juga luka, memang rasanya takkan pernah bisa lupa. Tetapi, percayalah, setelah bertahun-tahun kita melewatinya, akan ada masa di mana kita bukan melupakannya, melainkan mampu mengikhlaskannya sebagaimana kita menyerahkan diri dan takdir kita hanya kepada-Nya.

Mungkin saat itu kita bisa saja marah hebat kepada diri kita sendiri, kepada keadaan, bahkan kepada Tuhan. Tetapi, setelah itu terjadi kita baru menyadari bahwa di dalamnya ternyata tersimpan banyak sekali pelajaran, meskipun dalam mempelajarinya kita butuh waktu yang lama untuk menerima keadaan.

Masa lalu mengajarkan kita bahwa ada banyak orang yang dahulu terasa dekat kini berjauhan seperti bermusuhan atau tak saling kenal. Bahkan, yang dahulu terasa jauh tiba-tiba mendekat dan kini selalu ada untuk kita. Hidup memang semenakjubkan itu, orang-orang memang akan selalu datang silih berganti. Tidak ada yang abadi, semuanya bisa berubah seketika karena kehendak-Nya.

Untuk itu, seburuk apapun masa lalu kita, tak perlu banyak menyesalinya. Mungkin sesal memang diperlukan, tetapi tidak untuk berlarut-larut apalagi tanpa sebuah perbaikan dan perubahan di masa mendatang. Masa lalu adalah sebuah pengalaman yang harus kita pegang sebagai pelajaran, bukan untuk semata-mata dilupakan.

Kita semua punya masa lalu, entah yang baik atau yang buruk sekalipun. Tetapi, kita juga punya hak untuk menjadi lebih baik di masa depan. Jadi, jangan pernah mengungkit masa lalu seseorang apabila memang tidak dipersilakan. Sebab, kita tidak tahu seberapa besar usaha dia untuk mengikhlaskan sesuatu di masa lalunya dan seberapa besar usahanya untuk bertahan dan menjadi lebih kuat di masa depannya.


Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ►  2024 (15)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  February (2)
    • ►  January (7)
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ▼  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ▼  August (3)
      • Dosenku
      • Masih Lelaki yang Sama
      • Surat Untuk Masa Lalu
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates