Dosenku selalu bilang, "Kamu itu cantik, pintar, bisa ini dan itu. Tapi, saya merasa ada satu hal yang bikin saya (sebagai cowok), gak suka atau mundur dari kamu. Tapi hal itu juga saya gak tau, gak bisa dijelaskan. Di situlah letak "kurang"-nya kamu."
Sejujurnya, kalimat itu sudah tak asing lagi untukku. Pasalnya, perkataan itu sudah keluar beberapa kali dari mulut yang sama. Dan sampai sekarang aku masih belum tahu tentang apa hal yang ia maksud tersebut.
Kalau saja kurang itu maksudnya kekurangan, sudah sewajarnya aku merasa baik-baik saja bukan? Maksudnya, setiap manusia memang akan selalu ada lebih dan kurang. Perkara belum ada laki-laki yang mendekat, bukan hanya faktor "kurangnya aku" yang mempengaruhi, tapi bisa jadi memang belum waktunya saja.
Sebenarnya, aku sungguh penasaran kenapa hal itu benar-benar membekas ke ingatan. Padahal ya tadi aku seharusnya gak khawatir. Tapi, di satu sisi, aku paham betul bagaimana seorang pakar psikologi jika sudah membahas mengenai karakter dan kepribadian seseorang. Ya, dosenku itu lulusan S2 Psikolog.
Memang, tak banyak ucapan, penilaian, cerita, dan pengalaman dari dosen ini melenceng atau salah. Rata-rata selalu benar dan memberi pelajaran. Rasanya selalu senang berbagi banyak hal dan mengambil sudut pandang baru setiap berdiskusi sama dosenku ini.
Maklum saja, sudah ribuan orang mungkin yang dia temui dengan berbagai latar belakang, kondisi, dan karakter yang beragam. Makanya dia pandai sekali membaca ekspresi wajah, menghirup aura seseorang, serta memberikan solusi-solusi masalah mental. Luar biasa. Tak jarang juga aku berkonsultasi padanya.
Terlepas dari apapun yang diberikannya, aku bersyukur pernah dan masih menjadi seseorang yang dipercaya dalam beberapa hal hingga bisa menciptakan hubungan sedekat ini bersama sang dosen. Semoga sehat dan bahagia selalu, aamiin.
0 Komentar
Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.