Pada suatu malam, aku pernah bertanya kepada Allah.
"Ya Allah, sampai kapan perasaan ini harus aku simpan? Sampai kapan aku terus menerus menyebut namanya dalam doa? Sampai kapan mencintai dalam diam itu ada jawabannya?"
Aku benar-benar memohon saat itu. Berharap ada jawaban langsung atau sinyal-sinyal dari Allah tentang apa yang seharusnya aku lakukan ketika dalam keadaan bingung seperti saat itu.
Tapi, lagi-lagi Allah tak langsung membalas. Di satu sisi, aku juga memahami bahwa balasan dari doa memang tak selalu cepat. Bahkan ada yang sengaja Allah tunda untuk sebuah kebaikan yang lain atau bahkan tidak dikabulkan karena bukan sesuatu yang terbaik untuk dikabulkan.
Hampir setiap malam, aku merasakan kebingungan itu. Bahkan, aku juga bingung dengan perasaan yang terus tumbuh padahal tak ada pupuk yang aku tanamkan. Memberikannya air saja belum tentu. Entah mengapa perasaan itu bisa bertahan sampai waktu yang ternyata sudah memasuki satu tahun.
Padahal, jelas juga sinyal-sinyal dari arah lain, yang menyuruhku untuk tidak melanjutkan perasaan ini. Ya, semenjak memutuskan untuk memperhatikannya dari kejauhan, rasanya tak ada lagi alasan untuk bertahan pada sebuah perasaan yang tidak jelas.
Namun, lagi-lagi aku bingung, kenapa perasaan itu justru bertahan.
Tapi, kemarin malam, ada sinyal-sinyal dari jawaban yang selama ini aku nantikan. Pasalnya, ada orang terdekat yang secara inisiatif menanyakan sebuah kepastian. Padahal, aku sama sekali tidak pernah merekomendasikannya untuk melakukan hal itu.
Dan jawabannya, dia punya prioritas yang berbeda.
Ya, jika disamakan dengan prioritas dan sesuatu yang sedang aku kejar, rasanya tak mungkin jika mengharapkannya terlalu jauh. Sebab, akan ada waktu yang lebih banyak kuhabiskan hanya demi menunggu dirinya--yang bisa saja juga akan membawa ujung yang tidak membahagiakan.
Sejak mendengar kabar itu, hebatnya aku tak merasa sakit hati--karena jawaban yang berbeda--justru aku bersyukur karena hal itu membuatku menemukan jawaban yang selama ini aku nantikan. Sebab, bertahan pada ketidakpastian bukanlah sesuatu yang menyenangkan, kita berasa hidup bersama bayang-banyang ekspektasi tak terkendali.
Mungkin, ini jawaban yang Allah berikan dari sekian banyak doa yang sudah aku panjatkan. Ternyata butuh waktu satu tahun untuk menemukannya. Aku hanya yakin, Allah pasti punya banyak kejutan lain di balik semua ekspektasi yang sudah aku buat sebelumnya.
Dengan begitu, aku memutuskan untuk tak lagi berharap. Aku hanya kembali menata diri, meminta petunjuk dan jawaban selanjutnya dalam menemukan jodoh dan kenyataan yang sesungguhnya. Cuma Allah tempat aku berharap.
Semoga kalian di luar sana juga selalu menggantungkan diri dan kehidupan kita kepada Allah, ya. Sebab, kita juga hidup atas kuasa dan karunia-Nya. Jadi, pinjaman hidup yang kita nikmati tentu akan dipertanggungjawabkan kelak.
Tetap semangat, ya!
0 Komentar
Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.