Sajak: Orang itu adalah Aku


Mencintaimu bukanlah kehendakku. Tak ada keinginan sedikitpun untuk menjatuhkan hatiku padamu. Mengenalmu saja bukan suatu rencana dalam hidupku. Tapi, mungkin tak ada yang tiba-tiba Allah mempertemukanmu padaku. Semua sudah diatur sesuai kehendak-Nya dan selalu ada alasannya.

Di tempat itu, kamu dan aku saling menyapa. Meski sebelumnya kita tak pernah tahu siapa kita. Tempat itu kini menjadi sejarah yang masih selalu kuingat, apa kamu pun begitu? Kini, waktu yang tak sebentar membuat kita saling mengenal. Kamu mengenalku, begitupun sebaliknya. Tak jarang kita saling berdiskusi dan terbuka satu sama lain; bercerita, tertawa, menangis, bahkan.... Hingga tiba rasa cemburu.

Tapi suatu ketika, aku kembali menyapu pikiranku. Untuk apa aku cemburu? Jika tubuh yang kaupunya saja bukan milikmu. Ia bebas menuju hati mana yang bisa membuatnya tak ragu. Ia bebas melangkahkan kaki ke tempat mana yang dituju. Ia bebas menentukan, dan aku tidak berhak menuntut egoku untuk bisa dicintaimu.

Jikalau keadaannya begitu, mungkin aku bukanlah satu satunya orang yang mencoba mengetuk hatimu. Ada orang lain yang mungkin sudah pernah bertamu, atau ada yang sengaja mencuri perhatianmu untuk dijamu? Ah, entahlah, aku tidak tahu.

Yang jelas, aku hanya ingin kaujaga hatimu.
Aku hanya ingin, suatu saat kamu tahu bahwa ada seseorang yang sudah mencintaimu, tanpa mengetuk hatimu, tanpa bertamu, tanpa mencari perhatianmu, dan dia hanya diam-diam mendoakanmu.

Dan orang itu adalah, aku.

0 Komentar

Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.