Sajak: Si Perasa Menuang Rasa




Kurasa hari ini aku benar-benar perasa

Bukan hanya karena tamu bulanan saja,

tetapi memang begini apa adanya

Bisa terbayang bagaimana keduanya sedang kambuh di waktu yang bersamaan

Tangis tak lagi terbendung, cerminan hati yang sedang berkabung


Pada dasarnya, aku yang sudah salah ketika melihat bahagia orang lain sebagai ukuran kebahagiaan kita

Padahal sudah jelas setiap orang memiliki kadar bahagianya masing-masing

Tanpa perlu dibandingkan dan tanpa perlu diperhatikan

Kita hanya disuruh fokus pada bahagia yang kita miliki

Sehingga ketika ada kurang bisa kita cepat perbaiki


Tapi apalah daya,

harapan yang sudah lama tertanam sudah tumbuh dan membesar

ketika perlahan dipupuk agar berbuah baik, tetapi tiba-tiba seakan dipaksa untuk membusuk

Dirusak oleh orang lain, diinjak-injak, disakiti, dibenturkan ke tanah

Harapan itu bukan hanya rusak tetapi juga mati


Entahlah, aku tak pernah membayangkan ada seseorang yang tega merusak harapan itu

Kukira hanya ada dalam dongeng dan cerita layar kaca saja

Ternyata, semuanya nyata dan ada di depan mata


Sebenarnya ada banyak hal yang harus aku keluarkan di dalam hati,

tapi entah pada siapa aku sudah tak percaya lagi

hanya tulisan yang mampu aku tuangkan

beserta tangis yang beberapa kali aku lakukan


YaRabb, hanya kepada-Mu aku bisa berharap

Meski harapan itu kini mati dan mungkin tak bisa tumbuh lagi

Aku benar-benar merasa hancur dan tak tahu harus apa lagi

Selain mencurahkan pada-Mu dan berdoa sebanyak-banyaknya

0 Komentar

Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.