Sesuai judulnya, ternyata Allah kasih sedih dulu di awal tahun ini. Karena sebentar lagi, papaku akan pindah tempat kerja ke Kepulauan Riau nan jauh di sana.
Sebenarnya ini bukan pertama kali beliau kerja jauh. Dulu saat kami anak-anaknya kecil, beliau juga sempat bekerja di Malaysia untuk beberapa tahun. Sehingga, kami sudah terbiasa ditinggalkan dan LDR-an.
Dua hari lagi, tepatnya, beliau akan berangkat. Itulah mengapa di awal tahun ini yang bertepatan dengan hari libur nasional, aku ingin menghabiskan waktu bersama papa dan juga kakak adikku yang juga rantau dari Bandung dan Bali.
Berkaitan dengan paragraf sebelum ini, ceritanya hari ini aku berencana mengajak mereka—kecuali keluarga kecil kakak pertamau—untuk makan siang di luar. Pengennya sih nyari tempat sejuk yang hijau-hijau, tapi apalah daya semuanya penuh dan ramai. Jadi, kita ke tempat yang alakadarnya aja.
Niatnya juga, aku mau menghabiskan waktu untuk berbincang bersama, foto-foto, rileksasi awal tahun, ahhh banyak rencana deh pokoknya. Tapi, qadarullah, keburu bete duluan karena tempatnya gak sebagus impianku. Suasana hati jadi cukup kacau, foto aja jadi gak sempet senyum. Rasanya menyesal keluar di hari libur dan gak dapat apa-apa yang kita inginkan di siang tadi.
Itu kesedihan keduanya. Aku juga jadi gak bisa memberikan kesan bahagia ketika papa hendak pergi lagi dan meninggalkan aku dan mama berdua lagi di rumah. Huhuhu. Bete banget hari ini.
Dengan papaku, sebenarnya dibilang dekat pun tidak terlalu—untuk masalah cerita, kesempatan bersama, atau bahkan bersenda gurau. Setelah dewasa kini, kami memang kehilangan momen papa dan anak perempuannya. Tapi, karena kami sama-sama pejuang kereta dan pekerja Jakarta, kami sering melakukan perjalanan bersama di pagi hari sampai pulangnya.
Papa adalah sosok act of service yang andal. Dia sangat selalu ingin direpotkan sebagai tanda seorang laki-laki yang bertanggung jawab. Omongannya sedikit saja, bahkan seringkali komunikasi kita kurang lancar karena papa bukan tipe yang multitasking—jadi sering salah paham. Tapi, beliau sih kalau masalah action gak perlu diragukan lagi.
Untuk itu, ketika ia hendak pergi rasanya agak sedikit sedih karena itu artinya mulai dua hari lagi aku akan berangkat dan pulang kerja sendirian. Tiba-tiba saja sore ini papa bilang, "Besok mau bawa motor yang mana? Karena besok papa udah libur."
Deg. Sedih denger pertanyaannya. Ngebayangin besok ngang ngeng ngong sendirian di motor dan harus terbiasa sendiri lagi. Biasanya ada yang nungguin aku pulang kerja nanti, tapi dua hari lagi semua itu bakal berbeda.
Jadi, teruntuk papa, semoga kerjanya lancar ya. Mungkin ini sebuah kesempatan dan tanda dari Allah buat kita belajar mengerti artinya pertemuan dan kebersamaan. Ini waktunya kita sama-sama bersyukur lagi. Doain aku juga ya pa semoga aku bisa tahan dan kuat untuk menerjang Jakarta lagi yang entah sampau kapan.
Hati-hati di jalan. Semoga papa selalu dalam lindungan Allah dan dipenuhi banyak kebaikan.
0 Komentar
Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.