Penentuan Karier


Dalam penentuan sebuah karier, menurutku ini adalah titik pertamaku untuk bisa memulainya dengan serius. Aku tergabung dalam sebuah lingkungan pekerjaan yang suportif, yang bisa berkembang dan belajar di sana, dan bisa mengharapkan ridho Allah sama-sama di tempat ini. 

Aku coba cerita di podcast sedikit ya tentang ini. Yuk, mampir ke podcast episode 51. Klik di sini.

Jadi, belakangan ini ceritanya anak akntor lagi sedikit khawatir tentang kelanjutan pekerjaan kita ini. Jadi, singkat cerita, kita ini terjun di dunia digital marketing yang baru saja dibuat oleh salah satu perusahaan untuk membantu perusahaan lain yang mau transformasi dari dunia offline ke online. Begitulah ya kira-kira.

Nah, kebetulan kita memang dikontrak selama 6 bulan untuk bisa menyelesaikan pilot phase, di mana selama 6 bulan ini kita harus nunjukin kepada stakeholder terkait tentang apa saja yang kita capai, kita lakukan, dan kita berikan untuk banyak pihak. 

Kemarin, ceritanya adalah hari di mana kita lumayan free time karena satu dan lain hal, sehingga kita memutuskan di Hari Jumat itu diadakan garage party, di mana kita makan-makan nge-grill gitu di garasi kantor sementara kita. 

Yaudah deh, pada bersemangat waktu itu ceritanya. Eh, tapi, tiba-tiba di siang harinya kita kedatangan atasan kita yang entah kenapa sangat deg-degan kita semua waktu itu. Karena, kita semua pikir ini adalah waktu yang tepat untuk membicarakan kelanjutan kami semua di sini.

Benar saja, hal itu terjadi. Dimulai dari mengapresiasi, sampai kasih kita informasi sesuai yang kita prediksi. Ya, beliau menjelaskan tentang pekerjaan diri kita, apa saja yang sudah kita capai, dan apa saja ke depannya yang harus dicapai. Seperti evaluasi.

Namun, di akhir, beliau menyampaikan bahwa kami, tim DMTT, punya peran yang cukup penting dalam transformasi digital ini, sehingga langkah kami tentu akan dilanjutkan. Mendengar hal itu, kami bernapas lega, itu artinya perjuangan kita akan diteruskan.

Tetapi, ada satu hal yang jadi overthinking kami semua, yaitu kelanjutan DMTT ini sebagai posisi yang organik di perusahaan ini. Kabar baik, memang. Namun, ternyata ada beberapa kemungkinan.

1. Bisa jadi kita semua diteruskan dan bisa melanjutkan pekerjaan kita di sini, semuanya, tanpa suatu kurang apapun.

2. Bisa jadi beberapa dari kita harus dipisahkan oleh tempat yang berbeda, meski perannya sama.

3. Bisa jadi kita bahkan dipisahkan oleh jarak, yang mana tidak hanya berpisah dengan kantornya dan orangnya, tetapi juga berbeda lokasi pekerjaan. 

Ah, ya, itu menyedihkan. Berjuang bersama-sama di DMTT dengan 23 orang ini menurutku salah satu pekerjaan terbaik. Yang bukan hanya ngurusin soal duniawi, tapi juga mengedepankan akhirat, sehingga kita bisa saling mengingatkan satu sama lain. 

Sayangnya, kemungkinan itu bisa terjadi. Sehingga, sehabis rapat kemarin kita semua memasang wajah sedih dan khawatir atas kelanjutan DMTT ini. 

Meskipun dilanjutkan, kita sangat bersedih karena mungkin kita tidak bisa bersama-sama lagi. Tidak bisa bikin konten bareng lagi, tidak bisa cosplay lagi setiap Jumat, tidak bisa shalat berjamaah lagi, tidak bisa diet bareng, olahraga bareng, puasa bareng, atau sekadar patungan beli es podeng kesukaan kita semua.

Rasanya baru sebentar, enam bulan saja. Eh, sudah diberikan opsi perpisahan. Entahlah, memang semua kesenangan tidak ada yang abadi ya rasanya? Tidak boleh berlarut, tidak boleh cemberut.

Yang jelas, apapun kelanjutannya kita nanti, aku harap kita semua berada di tempat terbaik. Syukur-syukur bisa full team di tempat yang sama lagi. Semoga, ya? InsyaAllah setiap dari kita punya rezekinya masing-masing, punya tempat terbaiknya sendiri, dan punya kapastitas terbaik untuk berkembang.

Bismillah, semoga Allah mudahkan.

0 Komentar

Silakan tambahkan komentar Anda. Terima kasih sudah berkunjung.