Nurnafisah's Blog

This is my e-dairy of #MenebarCahaya

  • Home
  • Tentang Aku
  • Tips & Info
  • Sajak
  • Kontak

Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menuliskannya lagi. Sebelumnya, aku minta maaf, ya!

Ah, iya. Aku mau recap dulu beberapa hal yang tidak sempat ku-update di sini. Izinkan aku mendokumentasikannya di sini, ya.

Pertama, beberapa bulan lalu, tepatnya di bulan-bulan terakhir aku update, aku sempat didatangi seseorang yang belum kukenal--teman kantor sih. Tapi, aku belum cukup mengenalnya sih. Ini kejadian unik, karena kesalahpahaman yang terjadi, laki-laki tiba-tiba mengajakku taaruf.

Aku gak mau bahas semuanya di sini, karena takut orangnya lihat. hehehe. Tapi, terima kasih udah kasih kesan luar biasa di kehidupan pekerjaanku, haha. Walaupun belum sempet terjadi, semoga masing-masing kita dapat jodoh terbaik ya, Mas! Mohon maaf karena kondisi dan lain sebagainya, Allah tidak menjodohkan kita.

Kedua, beberapa waktu lalu juga Allah menguji keluargaku dengan berbagai permasalahan. Cukup besar. Bahkan, bagiku besar sekali--sampai tidak mau terulang lagi. Gak perlu aku ceritain detail, karena semuanya alhamdulillah sudah selesai. 

Walaupun, cerita ini sangat amat jadi pembelajaran untuk aku dan semua anggota keluarga sih pastinya. Semoga habis ini kita kembali bangkit dengan versi terbaik lagi, ya. Mohon doanya dari teman-teman semua.

Ketiga, i got mix feelings! Entahlah, tiba-tiba aku dikagetkan dengan kabar si crush (waktu itu) yang katanya "udah punya calon". Sempet sedih, tapi gak lama dari itu, Allah hadirkan sesosok laki-laki lain yang gak tau kenapa bikin belakangan ini ngerasa "beda".

Aku juga gak mau cerita ini banyak-banyak, karena sebenarnya belum ada apa-apa juga yang mau diceritain. hahaha. Tapi, yang jelas, belakangan ini Allah kasih rasa bahagia setelah kemarin-kemarin sedih dan terpuruk. Semoga Allah jaga selalu, ya.

Keempat, aku dikasih kesempatan sama kantor buat kerja di luar. Seruuu banget. Tapi, sayangnya dari kesempatan itu ada aja cerita "diomongin" sama orang-orang kantor. wkwk. Bayangin, anak baru di kantor eh langsung kena sindiran ini dan itu haha.

Luar biasa sih. Rasanya kayak aneh aja. Emang Allah tuh adil ya, saat kasih kebahagiaan dikasih juga ujiannya sekaligus. Gapapa, ini mungkin cara kita buat belajar 'kan? 

Daaaan, sebenarnya masih banyak hal lain. Tapi, kayaknya percuma kalau aku sebutin satu-satu tapi gak aku ceritain. Next aku bakal coba cerita-cerita lagi ya di sini. 

Btw, masih ada orang kah di sini? Hahaha.

Kalau gak ada gapapa, aku senang dalam kesendirian ini kok.


Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggaplah, tulisan ini sebagai reminder untuk kita pribadi bisa lebih tepat dalam mencintai...

_________

Dear laki-laki, siapapun kamu, dan di manapun kamu sekarang. 

Belajarlah untuk mencintai seorang wanita dengan baik, dengan cara yang baik, dengan niat yang baik. Sebab, ketika wanita itu sudah mencintaimu balik, cintanya sungguh luar biasa. Dia bahkan rela memberikan seluruh cintanya hanya untukmu...

Kalau suatu saat kamu sudah mendapatkannya, fokuslah untuk mencintainya. Jangan mencari wanita lain yang lebih sempurna. Dan, lirikanmu pada wanita lain itu akan menyakitinya, meskipun dia tidak mengetahuinya. 

Kau tau,

Wanita itu begitu perasa. Dia bisa merasakannya, meskipun hanya melihat raut wajahmu, tatapan matamu, atau senyummu—yang kadang sengaja kaubuat manis, padahal sedang tidak baik-baik saja. Wanita akan merasakan itu dengan hati, ia tahu mana yang tulus dan mana yang hanya basa-basi.

Kalau dia sudah halal untukmu, nikmatilah ia untukmu. Bangunlah akhirat yang baik bersamanya. Jangan kausebut nama wanita lain di hadapannya, jangan sekalipun kamu membandingkan dirinya dengan siapapun termasuk ibu kandungmu sendiri.

Pun, jika sedang tidak di hadapannya, maka jagalah hatimu untuknya. Meski dia tak melihat atau mendengarmu, tapi Allah melihatmu sepanjang waktu. Maka jagalah janjimu pada Allah itu dengan baik, sebab kelak akan dipertanggungjawabkan dengan serius.

__________

Beberapa waktu lau, tiba-tiba dapat kabar. Katanya ada yang membicarakanku. Entahlah, bagaimana narasinya, sebenarnya aku tidak peduli. Tapi, aku hanya penasaran siapa seseorang itu.

Dan, ternyata dia adalah seorang laki-laki. Parahna lagi, dia sudah beristri. Innalillahi wa innailihi rooji'un. Serem ga sih!

Laki-laki itu belum pernah kukenali secara langsung. Aku pernah melihatnya dan mendengar ceritanya saja dari beberapa orang.

Awalnya, kita pernah melihat dari jauh saja di sebuah kesempatan. Saat itu dia memang belum menikah, jadi banyak sekali cerita-cerita dia dijodohkan dengan wanita-wanita di sekitarnya, termasuk ke temanku sendiri.

Namun, saat itu feeling-ku gak enak. Namanya juga perempuan. Iya, dia sering memperhatikanku dari kejauhan kalau kita sedang berada dalam satu lokasi. Kerasa kan kalau ada yang merhatiin? Ya, gitu rasanya. Dia juga seringkali mampir ke instagramku untuk sekadar melihat story, padahal kita tidak saling mengikuti. 

Aku gak GR, lebih ke takut dan waspada. Dan, benar saja. Gak lama, dia menikah. Dan terhitung hari ini pun baru mau 2 bulan umur pernikahannya. Aku senang dan sedikt lega, karena mungkin dengan ini dia akan jauh lebih terjaga. Gak kepoin cewe lain lagi, gak genit dan caper lagi sama orang-orang.

Eh, taunya, masih ada aja ternyata cerita-cerita ini--ngomongin aku, berasa paling tau tentang aku. Padahal itu tadi, kita gak saling kenal, kelihatan banget ya merhatiin dari jauhnya? Huft. Takut.

Jadi, ini reminder ya buat kita semua, gak cuma untuk laki-laki sih. Untuk siapapun yang sudah dimiliki hatinya oleh oranglain--terutama sudah dalam janji suci pernikahan--plis banget ini penting untuk kita pegang. Bahwa, menjaga diri itu bukan saat kita 'sendiri' saja, tapi juga ketika kita sudah dimiliki.

Siapapun kamu, seberapa lama pun kamu bersamanya, jagalah hatimu untuk seseorang itu.

Plis, berhenti untuk melirik dan melihat orang lain. Hapus ketertarikanmu pada yang lain. Jauhi godaan syaitan itu, karena bisa jadi itu adalah ujian bagimu.

Bismillah, semoga Allah jaga kita selalu ya. Pengen deh rasanya cc ke @suami wkwkwk. PLIS aku udah sering banget merasa di teror dan disukai dengan cara yang menyeramkan kayak gini, jadi....Ayolah suamiku, aku membutuhkanmu wkwkwkwkw. canda, hati-hati di jalan ya suami. Semoga Allah mudahkan perjalanannya hehehe.





Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja padahal hatinya meringis.

Semenjak hari itu, rasa percayaku hilang. Padahal sebelumnya aku benar-benar percaya sepenuhnya. Ak sempat berdoa untuk mendapatkan yang sepertinya. Aku meminta dengan versi yang sebaik-baiknya.

Semenjak hari itu, tangisku pecah setelah sekian lama aku tidak merasa sedih. Aku selalu merasa aman, aku selalu merasa bahagia, bahkan seperti tidak ada apa-apa. 

Semenjak hari itu, hatiku benar-benar patah. Seakan tidak ada lagi laki-laki yang bisa kupercaya sepenuhnya. Dari sekian banyak luka, ternyata bukannya sembuh malah dirobek lagi selebar-lebarnya. 

Semenjak hari itu, aku merasa tidak ada tempat yang sebenar-benarnya pulang. Semua hal di dunia ini tidak bisa kita harapkan. Termasuk rumah yang kini kita pijak dan kita percaya.

Semenjak hari itu, aku merasa sangat bodoh telah mengetahui belakangan. Tidak mampu mencegah, tidak mampu menghadang sebelum terjadi. Aku menjadi seburuk-buruknya manusia. Aku payah.

Semenjak hari itu, tangki air mataku terkuras sejadi-jadinya. Dadaku sesak, tapi aku tidak punya seseorang untuk memelukku demi menguatkan. Guling di atas kasur menjadi satu-satunya teman.

Semenjak hari itu, percakapan kami mulai berubah. Hening dan seperlunya. Jika sebelumnya ada saja bahasan dan pelajaran, tapi kali ini aku merasa sendirian. Tidak ada teman diskusi, tidak lagi ada cerita panjang lebar.

Semenjak hari itu, aku hancur. Bahkan dalam perjalananku ke kantor, aku seperti tidak bersama jiwaku. Tiba-tiba merasa sampai, tiba-tiba merasa pulang. Gak ada gairah apapun. Tatapanku ke kaca kereta menjadi saksi bisu belakangan ini.

Semenjak hari itu, rasanya aku ingin pergi. Tapi, sayangnya, kita gak boleh menjadikannya sebagai alasan. Sebab, seburuk-buruknya, tanggung jawabku masih di sana.

Semenjak hari itu, kapal yang kukira pecah dahulu sekarang benar-benar pecah. Bahkan, rasanya mustahil untuk kembali diperbaiki. Entahlah, aku cuma bisa menaikinya dengan kekhawatiran.

Semenjak hari itu, aku pertama kali mendengar "Kalau ada apa-apa, lu bisa hubungi gua." Yang gak pernah terlintas di pikiranku hal ini bakal terjadi. Dan, itu terjadi di depan mata.

Semenjak hari itu, aku semakin banyak berdoa. Semoga kelak aku mendapatkan buah dari kesabaran yang selama ini Allah tanam di dalam perjalanan hidupku. Begitupun pada yang lainnya.

Semenjak hari itu, aku mengerti betapa pentingnya menjadikan diri sendiri itu kuat--dengan iman, ketakwaan, kebahagiaan, dan kepercayaan diri--bahwa semuanya akan dijalankan seorang diri.

Foto-foto itu ternyata tidak ada artinya, tidak mengulang masa lalu, tidak juga mengembalikan hal-hal yang telah terjadi. Tapi, satu hal yang kuyakini: Allah senang menguji, demi naiknya derajat kita. 

Semoga hati-hati yang rapuh di luar sana segera mendapatkan semangatnya. Semoga hati-hati yang sedang patah di luar sana segera mendapatkan obatnya. Semoga hati-hati yang sedih di luar sana segera menemukan jalan keluarnya, ya.

Aamiin yarabbal'alaminn. 

Kuatkan kami yaRabb...


Hai, Ca. Gimana kabarnya?

Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di pipi dan seluruh wajah kamu. Hahaha. Iya.. aku guyon saja. Biar kamu terhibur baca postingan ini. 

Hari itu, aku lihat kamu begitu sakit melihat kejadian yang gak pernah kamu lihat sebelumnya. Ada di tengah-tengah orang yang kamu cintai, tapi dalam keadaan kamu harus mendengarkan beberapa hal yang sebenarnya tidak ingin kamu tau. 

Aku lihat, kamu begitu menahan tangis. Kamu meminum segelas lemon es untuk menghindar dari rasa sedih. Tapi, sayangnya, gak bisa. Kamu pecah di beberapa menit setelah napasmu seakan habis dan mendesak untuk keluar di dada yang mulai sakit. Ah, gak tega aku lihatnya. 

Air itu mulai menetes. Sampai pada akhirnya, kamu yang semula diam itu ikut bicara. Semua hal yang tertahan selama ini keluar secara tiba-tiba. Belum semua, jadi masih banyak sakitnya. Tapi, setidaknya beberapa hal yang mengganjalmu itu mulai terkuak. Dan, semoga mereka paham bahwa di sana kamu juga begitu sakit dan kelelahan. 

Sejak hari itu—hari di mana kamu tahu tentang sebuH fakta—kamu mungkin tidak lagi semangat menjalani hidup. Kamu seakan tidak ada lagi tempat pulang selain bersimpuh di atas sajadahmu. Kamu seakan tidak memiliki sandaran atas cerita-ceritamu lagi, dan kamu memilih untuk diam dan menahan segala-galanya sendirian. 

Ca, menjadi kamu memang tidaklah mudah. Menjadi banyak tau, memendam sendirian, dan menjadi tempat pulang orang lain menjadikanmu harus terlihat selalu kuat, sehat, dan hebat. Padahal, mungkin kamulah yang paling rapuh daripada orang-orang yang menganggapmu demikian. 

Suatu hari nanti, kamu pasti akan mendapatkan apa yang kamu usahakan. Kamu begitu gemar membantu orang lain, jadi doaku semoga kelak Allah yang akan bantu segala urusan kamu dari hal kecil maupun besar sekalipun. Kamu berhak mendapatkannya, kamu berhak bahagia atas usaha yang selama ini kamu lakukan. 

Meski usaha itu tidak terlihat manusia, tapi Allah pasti membalasnya dengan sebaik-baik balasan, kok, Ca. Jadi, semangat terus, ya. Kamu pantas untuk bahagia ke depannya. Semoga Allah menyertai langkahmu selalu 🤲

Dia adalah seseorang yang membuatku jatuh hati untuk pertama kali. Namun, sayangnya belakangan ini, aku menyadari bahwa ternyata dia pula yang menjadi patah hati terbesar dalam hidupku. 

Dia seseorang yang kuimpikan selama ini, begitu penyayang dan perhatian. Dengan tangki act of service-nya yang selalu terisi penuh dan siap dibagikan kepada orang-orang di sekitarnya. 

Dia adalah seseorang yang Allah hadirkan untuk mengisi sebagian kecil di hatiku yang mungkin takkan tergantikan oleh siapapun lagi. 

Dia adalah seseorang yang pertama kali buatku seberuntung itu. Dan, ketika orang lain mengetahui kebaikannya, mereka mengiri dengan aku karena aku memiliki orang sebaik dia.

Dia adalah manusia paling sabar yang tidak pernah marah. Dia mengajarkanku untuk juga sabar dan menahan amarah dengan diam dan meredamkan diri.

Dia memang tidak punya kemampuan komunikasi yang sempurna. Kami sering mengalami salah paham. Namun, itu semua menjadi biasa karena kita bisa saling mengerti dan terbuka.

Dia adalah orang yang penuh dengan cinta. Dia bilang, keluarga adalah satu hal yang penting dalam perjalanan hidupnya. Banyak doa yang tersemai dari setiap anggota keluarga.

Dia bukan seseorang yang sempurna, tetapi dia selalu mau belajar. Meskipun seringkali usahanya tidak kelihatan dan orang menyepelekannya, bahkan tidak menghargai prosesnya.

Semua hal tentangnya selama ini membuatku belajar banyak hal, dari hal baik maupun yang buruk sekalipun. Mungkin dia adalah salah satu perantara persan dari Allah untuk manusia di sekelilingnya.

Sayangnya, apa-apa yang kusebutkan tadi menjadi sesuatu yang tidak berarti lagi. Semua perlahan menghambar, pupus, dan hilang. Ini adalah titik patah hati terbesarku.

Bukan inginku, pun pasti bukan ingin yang lainnya. Tetapi, bukankah ketetapan Allah selalu yang terbaik? Kedewasaanku mulai diuji, kesabaranku juga mulai terasah. Mungkin kata Allah, "Inilah ujian yang sesungguhnya."

Ini dia sekilas tentang dia yang kubangga.

Mungkin tidak lagi, tidak terlalu lagi, atau bahkan tidak semestinya lagi. 

Benar kata orang, sebaik apapun manusianya jangan berharap padanya. Sebab, apa-apa saja yang ada dalam manusia tidak bisa memberi harapan apa-apa. Tetaplah hunsudzon sama Allah, bahwa ketetapan-Nya adalah takdir terbaik.

Semangat menghadapi takdir yang pahit, semoga Allah berikan hati-hati manis lainnya di depan sana.

Hai, blogger. Sudah lama tidak menulis di sini. Beberapa waktu lalu ada yang bilang katanya dia sudah lama tidak membaca kabar dan cerita apapun dari sini. Kalau dipikir-pikir, benar juga. Sudah sekian bulan kayaknya terbengkalai. Maaf, ya.

Kali ini aku mau menyampaikan keluh kesah aja. Rasanya setelah berhari-hari menumpuk, hari ini datang juga. Hari di mana tumpukan lelah itu tidak terbendung lagi. Kayak.... capek banget rasanya. Entahlah, sepertinya belakangan ini aku terlalu memaksakan diri.

Ada beberapa hal yang sedang mengganggu pikiranku. Beragam, dan aku tidak mungkin mengungkapnya satu per satu. Tapi, rasanya aku tidak bisa memendamnya sendirian. Jadi, diriku mulai berontak juga seakan bilang "Ca, sorry banget nih aku juga capek."

Mungkin ini yang dibilang orang "butuh someone to talk", ya sekadar dengerin aja cerita-cerita kita, tanpa menghakimi, dan mungkin sesekali akan memberi saran bila diminta dan dibutuhkan. Ah, karena sayangnya belum ada, jadi mau gimana lagi? hehe.

Aku berusaha terlihat baik-baik saja, karena aku yakin sebenarnya aku diberi kemampuan menanggung beban ini sama Allah. Aku berusaha untuk mengalihkannya dengan banyak ikut kegiatan. Berusaha biar lupa, berusaha biar healing sebentar. 

Tapi, menghindar dari masalah ternyata gak baik juga ya? haha. 

Iya, mungkin saat aku melakukan hal lain, pikiranku ikut pergi sebentar. Lupa. Tapi, setelah sampai di rumah lagi... Loh, kok jadi inget lagi? Ternyata efeknya cuma sementara. Sama kayak tidur, dia cuma hiburan sebentar aja tapi masalahnya gak benar-benar hilang.

Ditambah lagi, karena healingnya malah ke kajian, eh.. pikirannya jadi makin banyak. Mikirin materi tadi maksudnya apa wkwk. Jujur, aku suka banget ikut kajian, ya emang untuk belajar. Tapi, kalau ikut kajiannya dengan tujuan pelampiasan atau pengalihan masalah, ternyata gak efektif juga. Aku malah jadi gak fokus sama materinya. Banyak ngantuknya, banyak leyeh-leyehnya. huhu. Maafin yaAllah..

Bismillah deh ya,

Semoga apapun yang jadi beban saat ini, perlahan bisa selesai satu per satu. InsyaAllah, kalau kita bersabar, mau usaha buat menyelesaikan, pasti Allah kasih jalan.. Tolong yang bisa nyemangatin, semangatin temennya plis hehehe. Karena kita gatau seberjuang apa dia buat menghadapi masalah hidupnya yang bahkan kita sendiri gak tau.

Jangan lupa hibur dia, ya. Kadang mereka butuh hiburan tapi gak tau harus minta ke siapa selain dari temen-temennya yang peka hehehe. 

Okee, selamat berjuang kembali di hari esok. Karena besok Senin :)


Semenjak berdua di rumah, aku merangkap beberapa peran untuk menjaga rumah. Sekarang, peranku bukan lagi hanya seorang anak, tetapi juga menjadi 'suami' siaga untuk mama, menjadi penjaganya mama, menjadi tukang galon, kuli bangunan, tukang gorden, hingga tukang ganti lampu, hahaha.

Ya, sekarang aku juga melakukan beberapa pekerjaan laki-laki yang mana biasanya dilakukan oleh papa, kakakku, atau adikku. Qadarullah, sekarang Allah lagi memisahkan kami di tempat masing-masing karena pekerjaan. Bali, Bandung, dan Riau kini terbentang di antara kami. Sementara aku dan mama sekarang berdua di Bogor, bersama keluarga kakak perempuanku yang sudah berkeluarga.

Pikirku, sedikit menyenangkan juga bisa berdua di rumah sama mama. Suasana rumah jadi semakin sepi, dan aku suka itu. Ada banyak space untuk aku berpikir, berkreasi, atau bahkan sekadar merenungi hari-hari. Ya gitu deh, aku memang suka kesunyian, tapi itu berbanding terbalik dengan kebutuhanku mengenai quality time.

Di satu sisi, aku sangat sedih dan rindu sama keluarga yang utuh, keluarga yang biasanya rame dan bisa saling cerita atau melihat mereka sekadar hadir di rumah dengan aktivitas masing-masing. Semenjak kondisinya LDR kayak gini, sisi quality time itu tidak terpenuhi. Aku jadi sedikit murung dan sering tiba-tiba sedih aja keinget sama yang lainnya.

Dan, setelah belakangan ini aku sakit, kini mama yang lagi sakit. Aku ngerasain banget gimana susahnya ngurus dua orang yang sakit dengan hanya beda hari saja. Ditambah lagi, sekarang aku sudah kembali pada rutinitas bekerja yang harus berangkat pagi pulang malam untuk menempuh perjalanan. Mama jadi sendirian di rumah, dan aku gak tega meninggalkan dirinya terbaring sakit dan mengurus dirinya sendirian beberapa hari ini.

Sama halnya dengan laptopku yang rusak. Hari ini baru saja diperbaiki dengan keberanian diriku yang biasanya sellau dianter sama papa atau kakakku karena gak ngerti soal elektronik. MasyaAllah, sekarang aku ngelakuin itu sendiri. Meski ada rasa takut takutnya, tapi alhamdulillah bisa.

Lalu, lampu di rumah ada yang mati. Mama sama aku sempat bingung harus ganti gimana karena kita gak nyampe soalnya posisi lampunya agak tinggi. Terus, kita mikir sejenak dan akhirnya aku memberanikan diri untuk menumpuk meja dan kursi, lalu aku naik di atasnya. Iya, harus aku, karena mama lagi sakit dan gak mungkin juga naik ke atas.

Asli, deg-degan banget ternyata walaupun cuma ganti lampu. Ada banget sih rasa takut jatuhnya wkwk. Tapi, aku bisa juga. Hahahaha. Dan, setelah turun dari kursi agak sedih dan mikir, "YaAllah, kalau udah kayak gini tuh jadi inget papa, inget hisyam, inget opang. Kangen banget biasanya ada mereka sekarang gak ada."

Ternyata jadi dewasa itu menyakitkan. Kita harus belajar ikhlas karena keadaan, kita belajar kehilangan karena keluarga kita sendiri pun gak mungkin 24 jam ada bersama kita, menjaga kita, atau menyayangi kita. Semua punya waktu masing-masing untuk mengurus dan menyelesaikan urusannya.

Apapun yang lagi dialamin sekarang, aku cuma selalu berdoa dan menitipkan mereka yang jauh di sama kepada Allah SWT. Aku gak bisa apa-apa, gak bisa melarang mereka pergi, gak bisa menjaga mereka juga. Cuma Allah yang bisa jagain mereka. Semoga kita semua sehat selalu, bahagia terus, berkah atas segala langkah, dan pokoknya Allah ridho serta melindungi kita di mana pun kita semua berada. Aamiin.

Tahun 2024 adalah pesta demokrasi yang kedua kalinya aku ikuti. Rasanya baru kemarin memilih untuk pertama kalinya, sekarang sudah harus memilih lagi. YaRabb, rasanya deg-degan banget dalam menyambut demokrasi kali ini.

Pasalnya, baru kali ini rasanya serentak dan ramai untuk mengantarkan calon pemimpin pada gerbang istana. Yang mana tiga pasang calon yang ada punya visi misi yang berbeda-beda dan cukup banyak keramaian yang terjadi--secara positif ataupun negatif.

Rasanya seneng sih bisa ikut adil memeriahkan, menyaksikan, dan excited dengan semua hal baru yang dilihat di demokrasi sekarang. Tapi, rasanya makin khawatir aja melihat banyak ketidakadilan yang terjadi di berbagai pelosok Indonesia.

Intinya, bismillah aja sih. Yang terpenting kita udah turut andil dalam memilih pemimpin yang terbaik menurut kita, sehingga apapun hasilnya nanti kita juga bisa mempertanggungjawabkan itu. Untuk siapapun yang terpilih, semoga amanah, ya. Aamiin.

Hai, Miliki Malaka. 

Terima kasih sudah membersamai perjalanan karierku kurang lebih 6 bulan ini. Aku tahu ini bukan waktu yang cukup untuk kita menilai baik atau buruk kinerja kita, tapi yang kuheran, kok bisa sih selama 6 bulan ini dengan waktu masuk kita yang berbeda-beda ini, kita bisa seakrab ini? Plis, ini membuat aku kesusahan untuk mencari lingkungan kerja yang standarnya di atas kalian wkwkwk. 

Aku ngerasain banget gimana deg-degannya dia awal-awal nunggu kalian masuk satu per satu, khawatir gak bisa bonding satu sama lain, khawatir aku ketemu orang-orang yang expert, dan aku gak pede ketika jadi Social Media Specialist di sini karena pengalamanku masih amat sedikit.

Tapi, kok makin hari yang dateng makin muda? Bahkan seumuran atau beda satu dua tahun aja. Ini mau kerja apa mau main sih? Sempet mikir kayak gitu wkwkwk. Mana kerjanya di rumah ya kan, jadi vibes nyantainya ada banget. Walaupun banyak target dan kerjaan yang kita kerjain bareng, tapi kalian semua sama sekali gak pernah nganggap orang lain kecil, kita bahkan mau kerja bareng-bareng biar semua keliatan baik :')


Setiap Jumat yang selalu ada gimik-gimik gak jelas tapi jadi hari yang paling ditunggu; bakal pake baju apa, gamesnya akan ada apa, sampai makan siangnya apa. Aaaaaa, bakal kangen banget sih jujur! Makasih ya Miliki Malaka yang namanya lucu banget sampe dikira beneran nama tempat kerja aku:( iya, temen-temen aku suka nanya "Kamu kerja di Miliki Malaka?" Hahaha padahal namanya DMTT.

Oiya, aku mau ucapin juga maaf yang sebesar-besarnya kalau semisal aku banyak banget kurangnya saat bekerja. Sempet sedih banget gak bisa ikut product boom dan ngerasa "gak berguna", tapi masyaAllah kalian mau melibatkan aku untuk tetap merasa berkontribusi walaupun sedikit. Makasih ya buat orang-orang terkait, aku gak mau sebut namanya biar Allah yang nilai aja hehe.

Selain itu, aku juga mohon maaf banget karena selama berteman sama kalian aku jarang menunjukkan rasa sayang aku ke kalian. Aku bahkan gak pernah peluk-peluk, gak mau dipuji-puji atau sebaliknya, gak mau juga menunjukkan rasa sayang aku karena aku gak tau caranya. Bahkan sampai hari terakhir kemarin aku juga banyak menghindar, walaupun pada akhirnya pada peluk-pelukan juga dan nangis lagi hehehe.


Maaf ya, aku gak terbiasa dengan hal itu. Aku bukan anak physical touch, tapi aku anaknya word affirmation banget. Jadi, jangan heran kalau tiba-tiba aku nulis cerita panjang lebar di instagram, atau kasih kalian via chat, atau melalui postingan kayak gini hehehe. AKu gengsi banget kalau ngomong langsung, bahkan kalau disuruh speech kayak kemarin tuh rasanya berat, pasti belepotan ngomongnya huhu. 

Tapi, amkasih ya udah menghargai perbedaan itu. Makasih udah mau menerima aku apa adanya di sini, nemenin aku beproses, bahkan jadi tempat cerita dan pulang kalau lagi lelah. Habis ini aku pasti bakal kangen gorengan di pagi hari, ocehan Dz setiap hari, celetukan Mas Kevin yang aneh, marah-marahnya Rani, inspektur kelilingnya Milea, bahkan cerita-cerita unik dari kalian semua.

Aneh sih, kerjaan kali ini gak ada batasnya banget privasi sama profesional. Sampe lupa kalau kita cuma bisa bertahan 6 bulan ini. Seneng sih, bener-bener kekeluargaan banget di sini. Sosok bapaknya ada banget, sosok ibunya ada banget, sosok kakak adeknya ada, semuanya lengkap! Makasih ya gais udah mau jadi bagian dari cerita aku selama ini.

Bismillah, aku berdoa sama Allah supaya kita semua kembali bertemu di kesempatan terbaik. Entah di manapun karier kita selanjutnya, semoga tempat tersebut bisa bawa kita ke kehidupan yang jauh lebih baik. Jangan sungkan-sungkan berbagi cerita ya? Saling berkabar! Aku masih di sini buat nungguin cerita kalian~

Alhamdulillah yaAllah,

terima kasih sudah mempertemukanku dengan orang-orang ini. MasyaAllah tabaarakallah.


Hi, Kids. This is your Bunda. 

Hari ini Bunda bangga banget karena Bunda sudah berhasil mendobrak rasa takut ini. Hari ini, dan juga kemarin, Bunda ngajarin ibu bapak mitra HNI tentang desain Canva. Walaupun Bunda gak pro banget  tapi Alhamdulillah Bunda bisa ngasih ilmu sedikit ke mereka.

Kamu tau kids? Sebelum ini, Bunda punya trauma besar untuk bisa ngomong lagi di depan orang banyak. Bunda banyak takutnya sekarang, terlebih semenjak ada satu momen yang bikin trauma itu hadir. 

Tapi, sebelum kejadian itu, Bunda memang sangat aktif, lho. Karena Bunda memang orangnya ambisius, gak bisa diem, pengen keliatan wah daripada yang lain. Pokoknya, Bunda dulu terkenal banget di sekolah dan diandalkan sana sini. 

Tapi, roda berputar, ya, kids. Bunda ngalamin hal gak enak di hidup Bunda yang akhirnya bikin semua itu jadi terbatas. Bunda kehilangan diri yang sebenarnya dalam beberapa tahun, salah satunya adalah Bunda jadi takut buat ngomong di depan orang banyak. 

Beberapa waktu, Bunda sering juga kangen sama diri Bunda sendiri. Kangen bisa aktif lagi, kangen bisa diandalkan lagi, kangen bisa sharing sana sini. Setiap kesempatan, Bunda lebih sering menolak sekarang karena merasa belum mampu. 

Tapi, hari ini, Bunda mendobrak rasa takut itu, Sayang. Bunda tiba-tiba harus mengisi agenda online di kantor, dan masyaAllah alhamdulillah Bunda berhasil melakukannya. Meskipun setelahnya Bunda sekarang sakit dan gaenak badan wkwkw. Gatau deh ini akibat introver yang kehilangan energinya, atau emang belum terbiasa lagi, atau justru ini reaksi dari trauma yang sudah Bunda dobrak(?) Wkwk. 

Entahlah. Tapi, hari ini Bunda bersyukur bisa memulai itu lagi. Harapannya, Bunda bisa jauh lebih baik lagi ke depannya deh. Bunda juga berharap, bisa setepat mungkin bertemu dengan ayahmu untuk.mendapatkan energi lain dan jadi tempat booster percaya diri ke depannya wkwkwk. Bismillah, ya, kids, semoga bisa segera. Biar bisa cepet ketemu kamu juga xixix. 

Aamiin yaRabbal'alamin 🤲


Dalam penentuan sebuah karier, menurutku ini adalah titik pertamaku untuk bisa memulainya dengan serius. Aku tergabung dalam sebuah lingkungan pekerjaan yang suportif, yang bisa berkembang dan belajar di sana, dan bisa mengharapkan ridho Allah sama-sama di tempat ini. 

Aku coba cerita di podcast sedikit ya tentang ini. Yuk, mampir ke podcast episode 51. Klik di sini.

Jadi, belakangan ini ceritanya anak akntor lagi sedikit khawatir tentang kelanjutan pekerjaan kita ini. Jadi, singkat cerita, kita ini terjun di dunia digital marketing yang baru saja dibuat oleh salah satu perusahaan untuk membantu perusahaan lain yang mau transformasi dari dunia offline ke online. Begitulah ya kira-kira.

Nah, kebetulan kita memang dikontrak selama 6 bulan untuk bisa menyelesaikan pilot phase, di mana selama 6 bulan ini kita harus nunjukin kepada stakeholder terkait tentang apa saja yang kita capai, kita lakukan, dan kita berikan untuk banyak pihak. 

Kemarin, ceritanya adalah hari di mana kita lumayan free time karena satu dan lain hal, sehingga kita memutuskan di Hari Jumat itu diadakan garage party, di mana kita makan-makan nge-grill gitu di garasi kantor sementara kita. 

Yaudah deh, pada bersemangat waktu itu ceritanya. Eh, tapi, tiba-tiba di siang harinya kita kedatangan atasan kita yang entah kenapa sangat deg-degan kita semua waktu itu. Karena, kita semua pikir ini adalah waktu yang tepat untuk membicarakan kelanjutan kami semua di sini.

Benar saja, hal itu terjadi. Dimulai dari mengapresiasi, sampai kasih kita informasi sesuai yang kita prediksi. Ya, beliau menjelaskan tentang pekerjaan diri kita, apa saja yang sudah kita capai, dan apa saja ke depannya yang harus dicapai. Seperti evaluasi.

Namun, di akhir, beliau menyampaikan bahwa kami, tim DMTT, punya peran yang cukup penting dalam transformasi digital ini, sehingga langkah kami tentu akan dilanjutkan. Mendengar hal itu, kami bernapas lega, itu artinya perjuangan kita akan diteruskan.

Tetapi, ada satu hal yang jadi overthinking kami semua, yaitu kelanjutan DMTT ini sebagai posisi yang organik di perusahaan ini. Kabar baik, memang. Namun, ternyata ada beberapa kemungkinan.

1. Bisa jadi kita semua diteruskan dan bisa melanjutkan pekerjaan kita di sini, semuanya, tanpa suatu kurang apapun.

2. Bisa jadi beberapa dari kita harus dipisahkan oleh tempat yang berbeda, meski perannya sama.

3. Bisa jadi kita bahkan dipisahkan oleh jarak, yang mana tidak hanya berpisah dengan kantornya dan orangnya, tetapi juga berbeda lokasi pekerjaan. 

Ah, ya, itu menyedihkan. Berjuang bersama-sama di DMTT dengan 23 orang ini menurutku salah satu pekerjaan terbaik. Yang bukan hanya ngurusin soal duniawi, tapi juga mengedepankan akhirat, sehingga kita bisa saling mengingatkan satu sama lain. 

Sayangnya, kemungkinan itu bisa terjadi. Sehingga, sehabis rapat kemarin kita semua memasang wajah sedih dan khawatir atas kelanjutan DMTT ini. 

Meskipun dilanjutkan, kita sangat bersedih karena mungkin kita tidak bisa bersama-sama lagi. Tidak bisa bikin konten bareng lagi, tidak bisa cosplay lagi setiap Jumat, tidak bisa shalat berjamaah lagi, tidak bisa diet bareng, olahraga bareng, puasa bareng, atau sekadar patungan beli es podeng kesukaan kita semua.

Rasanya baru sebentar, enam bulan saja. Eh, sudah diberikan opsi perpisahan. Entahlah, memang semua kesenangan tidak ada yang abadi ya rasanya? Tidak boleh berlarut, tidak boleh cemberut.

Yang jelas, apapun kelanjutannya kita nanti, aku harap kita semua berada di tempat terbaik. Syukur-syukur bisa full team di tempat yang sama lagi. Semoga, ya? InsyaAllah setiap dari kita punya rezekinya masing-masing, punya tempat terbaiknya sendiri, dan punya kapastitas terbaik untuk berkembang.

Bismillah, semoga Allah mudahkan.



Pernah nggak sih kalian suka sama seseorang tapi kalian juga ragu sama perasaan kalian sendiri. Sekarang aku lagi ada di posisi itu yang merasa bingung kenapa aku punya perasaan ini sama seseorang yang sebenarnya sudah lama sekali tidak pernah berkomunikasi lagi.

Suatu hari aku pernah menyukai orang ini karena sebuah kesempatan yang Allah berikan di beberapa tahun yang lalu. Namun, setelah itu kita dipisahkan oleh jarak dan kita sibuk dengan kehidupan kita masing-masing.

Tapi entah kenapa setelah beberapa tahun lamanya kita berpisah dan tidak pernah komunikasi itu, aku juga tidak pernah berhenti untuk mendoakan dia dan juga sesekali kepikiran bagaimana kabarnya, sedang apa dia, dekat dengan siapa sekarang, dan lain-lain. Tapi hal itu tidak lebih daripada penasaran seorang teman karena aku sudah tidak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta lagi kepada orang ini.

Tapi suatu ketika Allah tuh kasih kesempatan untuk aku bisa bertemu dengan orang ini lagi. Kemudian aku menjadi excited bahwa aku bakalan ketemu lagi dengan orang yang udah lama nggak pernah ketemu. Jadi aku ngerasa kayaknya sangat senang banget ketika harus bertemu lagi sama dia dan bisa komunikasi lagi sama dia walaupun aku nggak tahu Allah kasih kesempatan ini tuh untuk apa.

Aku hanya menganggapnya ini adalah sebuah kesempatan untuk kembali silaturahmi dan mengikhlaskan diri masing-masing untuk apapun yang sudah kita laluin. Dan di kesempatan itu, aku menjadi lebih sering cari tahu tentang dia tentang gimana keadaan dia sekarang, bagaimana kabarnya, dan lain-lain, supaya ketika nanti aku bertemu dia aku tidak kehabisan topik untuk berbicara, ceritanya niatnya seperti itu.

Tapi aku malah ketemu sama satu akun perempuan yang mana beliau ini adalah adik kelas kami berdua, yang aku lihat sepertinya punya keterikatan perasaan kepada seseorang yang akan bertemu aku waktu itu. Kenapa aku bisa berpikir demikian?

Entahlah, aku merasa keterikatan batin antara perempuan dengan perempuan yang lain cukup kuat dan aku meyakini dengan adanya akun tersebut, ditambah dengan beberapa followingnya yaitu anggota keluarganya laki-laki ini, kemudian dia juga memiliki bio di Instagramnya yang mengikuti gaya dari laki-laki tersebut.

Bisa dibilang dia mungkin sedang melakukan lovestagram ya kalau kata orang. Jadi sepertinya perempuan ini mengagumi laki-laki yang akan aku temui itu dengan cara membuat sesuatu diam-diam dan mengikuti beberapa hal dari laki-laki tersebut, walaupun aku gak tau nih sebenarnya mereka berdua memang sedang ada komitmen atau perasaan sesuatu atau enggak. 

Nah berkaitan dengan fakta itu, aku merasa seharusnya itu bukan menjadi satu masalah untuk aku karena aku sudah menjadi bagian dari masa lalu laki-laki tersebut. Tapi entah kenapa, aku justru merasa sedikit cemburu dan curiga karena kesamaan yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan ini. Aku jadi berpikir aja, apakah sebenarnya aku masih mencintai dan berharap sama laki-laki tersebut atau ini hanya bagian daripada flashback yang udah aku lewatin sama laki-laki itu?

Sekarang aku sendiri nggak tahu tentang perasaanku ini, karena sampai sekarang pun kami sedang tidak ada apapun, tidak ada percakapan yang penting juga, tidak ada juga kesempatan untuk bisa ngobrol lebih banyak lagi, itu semua mungkin terjadi karena kita memang sudah saling mengikhlaskan atau justru kita sedang sama-sama menjaga apa yang seharusnya kita jaga.

Untuk kekhawatiran yang tadi, aku hanya mengikhlaskan saja kepada Allah dan pasrah kepada-Nya tentang apa yang sebenarnya terjadi. Aku juga tidak mau tahu tentang apapun yang sedang mereka jalanin, kalau semisalnya hal itu dapat menyakiti hatiku.

Tentang perasaanku, aku hanya bisa pasrah kepada Allah dan berdoa, semoga saja aku ditautkan kembali kepada seseorang yang memang Allah takdirkan untukku titik karena aku tidak mau lagi jatuh cinta pada seseorang yang memang tidak dituliskan-Nya untukku. Jaga aku ya Allah, untuk jodohku seorang saja 🤍 

Dear, Rahayu Bulan Suci. 

Untuk kesempatan kali ini, aku mau ngomong banyak hal ke kamu karena kemarin saat kamu menikah, aku gak bisa ngomong banyak dan kamu harus stand by di pelaminan untuk bertemu keluarga baru, teman-temanmu, dan tamu-tamu terhormat lainnya. 

Ayu, kamu tau gak, pas aku sampai di lokasi nikahan kamu, aku langsung teringat scene-scene film yang kisahnya seperti kamu. Ada seorang perempuan yang dulunya mondok di Pesantren, kemudian dinikahi oleh anak kiainya. Tiba-tiba kayak kepikiran, "YaAllah, ini beneran Ayu bakal nikah sama orang hebat kayak gini?" MasyaAllah, Yu.

Karena, aku tau cerita kamu sebelum ini. Kamu bahkan gak pede buat taaruf sama dia sebelumnya. Kamu takut, kamu ragu, kamu ngerasa gak pantes, dan segala kekhawatiranmu. Kamu bahkan pernah ada di titik yang berat, dilema dengan keadaan dan diberikan ujian-ujian yang gak mudah. Tapi, hari ini kamu membuktikannya bahwa kamu bisa, Yu. 

Ternyata, Allah kasih hadiah luar biasa ya atas kesabaran kamu. Aku jadi semakin yakin bahwa Allah akan selalu kasih yang terbaik meski kitanya sendiri gak percaya diri. Aku juga makin yakin bahwa orang seperti kamu, yang baik, sholihah, cantik, juga akan mendapatkan jodoh yang sepadan dengan apa yang kamu usahakan. Semoga setelah ini, agama kalian jadi lebih sempurna dan bisa sama-sama meraih Surga-Nya Allah ya, Yu. Aamiin.

Sebagai salah satu yang mengikuti perjalanan cintamu, aku bahagia banget karena pada akhirnya kamu dibersamai Allah dengan seseorang yang baik, yang insyaAllah bakalan bimbing kamu sampai surga-Nya, Yu. Makasih ya, Yu, udah melibatkan aku dalam proses taaruf kamu. Meskipun lucu ya, kamu nanya-nanya tentang taaruf sama orang yang belum berhasil taarufnya wkwk. Tapi, gapapa, aku seneng karena bisa tau jalan cerita kamu sampai di titik ini.

Sayangnya, kebahagiaan itu juga sepaket dengan kesedihannya. Karena gak lama lagi kamu harus menemani suamimu kuliah di Madinah. Lagi-lagi, nangis haru. MasyaAllah ya Yu rencana Allah bisa bawa kamu ke sana dengan skenario terbaik. Jangan lupa bersyukur terus, ya, Yu. Walaupun sedih banget yaa akhirnya bakal ditinggal kamu, bakal susah ketemu, bakal susah main lagi huhuhu. Tapi, balik lagi, kalau kamu senang aku juga ikut senang kok. Doaku juga akan selalu membersamai kamu.

Ayu, sebelum berangkat nikahan tadi, aku sedih. Tapi gak bisa keluar air mata. Tapi, pas pertama kali aku masuk ke ruanganmu dan melihatmu pakai gaun putih itu, masyaAllah yu.. Ternyata, aku gak mimpi! Sahabat aku sudah dipinang orang, sahabat aku bakal jadi istri, sahabat aku udah gak setengah lagi agamanya😭 pecah deh tadi nangisnya, maafin ya yu bikin make up nya nge-crack wkwk. 

Ayu, aku harap setelah ini kita masih sering chatan, ya. Meski sekarang gak seleluasa dulu untuk bertemu, aku masih mau dengerin cerita kamu. Aku siap untuk mendengar cerita kamu nanti hidup di Madinah, aku siap dapat kabar bahagia dari kamu apapun itu, aku siap untuk selalu doain kamu dan bantu kamu selagi aku mampu. Jadi, jangan enggan berkabar, ya? Aku selalu tunggu itu. 

Nanti kalau aku sudah nikah juga, kita saling kenalin suami kita, ya. Siapa tau bisa temenan juga xixi 😋 doain ya yu, semoga aku bisa mendapatkan pasangan yang terbaik juga. InsyaAllah aku juga gak bakal lupa buat cerita sama kamu nantinya.

بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِى خَيْرٍ

Selamat menikah, Ayu dan Dzikri.
Semoga pernikahannya Allah ridhoi, diberikan keluarga sakinah mawaddah warahmah, dan selalu berada dalam jalan kebaikan. 

Salam, 
Aca.


Hari ini sepertinya ada yang sedang mengemban peran baru. Entahlah, aku tidak tahu pasti. Karena aku tidak memastikannya lagi. 

Apapun yang sedang dijalani, semoga Allah ridho ya. Kita pasti tahu ketika kita ditempatkan di posisi sekarang, itu artinya Allah merasa kita mampu. Allah percaya kepada kita melebihi apa yang kita pikirkan.

Peran itu mungkin yang kamu inginkan, atau bahkan kamu punya impian lain. Tapi, percayalah bahwa kamu sungguh luar biasa. Ada di posisi sekarang bukanlah hal mudah. Jadi, tetap semangat ya?

Tentang peran ini, apabila hari ini adalah hari baru untukmu, aku turut mendoakannya. Aku yakin, kamu akan menjadi sosok yang luar biasa di sana, disegani orang, disenangi mereka, dan diberikan kepercayaan yang baik. Kalau amanah itu datang padamu, semoga kamu ikhlas dan amanah dalam menjalankannya, ya?

Kali ini mungkin aku tidak banyak tahu apa yang terjadi, bagaimana hari pertamamu di sana, bagaimana kegiatannya di sana, bahkan tidak tahu bagaimana perasaanmu. Tapi, di sini aku selalu mendoakan yang terbaik. Kamu harus ingat itu. 

Semoga suatu saat Allah izinkan kami saling bertukar cerita lagi, ya. Aku tidak sabar mendengar ceritamu yang menyenangkan itu! 🥰

Sesuai judulnya, ternyata Allah kasih sedih dulu di awal tahun ini. Karena sebentar lagi, papaku akan pindah tempat kerja ke Kepulauan Riau nan jauh di sana. 

Sebenarnya ini bukan pertama kali beliau kerja jauh. Dulu saat kami anak-anaknya kecil, beliau juga sempat bekerja di Malaysia untuk beberapa tahun. Sehingga, kami sudah terbiasa ditinggalkan dan LDR-an. 

Dua hari lagi, tepatnya, beliau akan berangkat. Itulah mengapa di awal tahun ini yang bertepatan dengan hari libur nasional, aku ingin menghabiskan waktu bersama papa dan juga kakak adikku yang juga rantau dari Bandung dan Bali. 

Berkaitan dengan paragraf sebelum ini, ceritanya hari ini aku berencana mengajak mereka—kecuali keluarga kecil kakak pertamau—untuk makan siang di luar. Pengennya sih nyari tempat sejuk yang hijau-hijau, tapi apalah daya semuanya penuh dan ramai. Jadi, kita ke tempat yang alakadarnya aja. 

Niatnya juga, aku mau menghabiskan waktu untuk berbincang bersama, foto-foto, rileksasi awal tahun, ahhh banyak rencana deh pokoknya. Tapi, qadarullah, keburu bete duluan karena tempatnya gak sebagus impianku. Suasana hati jadi cukup kacau, foto aja jadi gak sempet senyum. Rasanya menyesal keluar di hari libur dan gak dapat apa-apa yang kita inginkan di siang tadi.

Itu kesedihan keduanya. Aku juga jadi gak bisa memberikan kesan bahagia ketika papa hendak pergi lagi dan meninggalkan aku dan mama berdua lagi di rumah. Huhuhu. Bete banget hari ini.

Dengan papaku, sebenarnya dibilang dekat pun tidak terlalu—untuk masalah cerita, kesempatan bersama, atau bahkan bersenda gurau. Setelah dewasa kini, kami memang kehilangan momen papa dan anak perempuannya. Tapi, karena kami sama-sama pejuang kereta dan pekerja Jakarta, kami sering melakukan perjalanan bersama di pagi hari sampai pulangnya. 

Papa adalah sosok act of service yang andal. Dia sangat selalu ingin direpotkan sebagai tanda seorang laki-laki yang bertanggung jawab. Omongannya sedikit saja, bahkan seringkali komunikasi kita kurang lancar karena papa bukan tipe yang multitasking—jadi sering salah paham. Tapi, beliau sih kalau masalah action gak perlu diragukan lagi. 

Untuk itu, ketika ia hendak pergi rasanya agak sedikit sedih karena itu artinya mulai dua hari lagi aku akan berangkat dan pulang kerja sendirian. Tiba-tiba saja sore ini papa bilang, "Besok mau bawa motor yang mana? Karena besok papa udah libur."

Deg. Sedih denger pertanyaannya. Ngebayangin besok ngang ngeng ngong sendirian di motor dan harus terbiasa sendiri lagi. Biasanya ada yang nungguin aku pulang kerja nanti, tapi dua hari lagi semua itu bakal berbeda. 

Jadi, teruntuk papa, semoga kerjanya lancar ya. Mungkin ini sebuah kesempatan dan tanda dari Allah buat kita belajar mengerti artinya pertemuan dan kebersamaan. Ini waktunya kita sama-sama bersyukur lagi. Doain aku juga ya pa semoga aku bisa tahan dan kuat untuk menerjang Jakarta lagi yang entah sampau kapan. 

Hati-hati di jalan. Semoga papa selalu dalam lindungan Allah dan dipenuhi banyak kebaikan.
Newer Posts Older Posts Home

Hai, kenalan yuk!

Namaku Nurnafisah, kamu boleh panggil aku Aca. Di Blog inilah aku berbagi cerita. Jangan lupa tinggalkan komentarmu, ya!

Mari kita berteman~

Pengunjung

Isi Blogku~

  • ▼  2024 (15)
    • ▼  December (1)
      • Life Update Setelah Menghilang
    • ►  September (1)
      • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    • ►  August (4)
      • Semenjak Hari Itu...
      • Semoga Allah Balas Usahamu
      • Tentang Dia yang Kubangga
      • Menghindar dari Masalah Ternyata Gak Baik Juga, Ya?
    • ►  February (2)
      • Kehilangan Peran Laki-Laki
      • Pesta Demokrasi 2024
    • ►  January (7)
      • Dear, Miliki Malaka.
      • Mendobrak Rasa Takut
      • Penentuan Karier
      • Perasaanku
      • Dear, Rahayu Bulan Suci (2)
      • Peran Baru
      • Ada Sedih di Awal Tahun
  • ►  2023 (30)
    • ►  December (3)
    • ►  November (5)
    • ►  October (1)
    • ►  August (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2022 (25)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  June (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2021 (52)
    • ►  December (3)
    • ►  November (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (5)
    • ►  June (4)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (2)
    • ►  February (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2020 (71)
    • ►  December (3)
    • ►  November (8)
    • ►  October (6)
    • ►  September (6)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (11)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (6)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (69)
    • ►  December (5)
    • ►  November (8)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (7)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (4)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (9)
    • ►  January (5)
  • ►  2018 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2017 (25)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  November (2)
    • ►  October (3)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2015 (10)
    • ►  December (1)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (2)
    • ►  August (5)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
  • ►  2013 (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (3)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (92)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (10)
    • ►  June (10)
    • ►  May (31)
    • ►  April (27)
    • ►  March (4)
  • ►  2011 (7)
    • ►  November (3)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)

SINIAR TEMAN CAHAYA

Followers

Postingan Populer

  • Semoga Allah Balas Usahamu
    Hai, Ca. Gimana kabarnya? Beberapa waktu lalu aku lihat kamu lagi kebanjiran, ya? Bukan, bukan kena bencana. Tapi, kebanjiran di...
  • Teruntuk Laki-Laki yang Sudah Dimiliki
    Tulisan kali ini cukup bar-bar, karena aku sengaja menulisnya untuk  para laki-laki di luar sana yang sudah memiliki tambatan hati. Anggapla...
  • Life Update Setelah Menghilang
    Hai, blogger. Rinduuuu teramat rindu nulis di sini. Rasanya belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi, sampai-sampai tidak sempat menul...
  • Semenjak Hari Itu...
    Semenjak hari itu, kehidupanku berubah drastis. Senyumku yang semula itu telah kehilangan rasa manis. Mencoba terus terlihat baik-baik saja ...
  • Selamat, untukmu.
    Sesuai judulnya, selamat. Selamat atas ilmu yang sudah ditempuh, selamat atas jerih payah mencapai cita-cita, selamat atas usaha...

Categories

Artikel 7 Ber-Seri 13 Berseri 1 Cahaya 15 ceirtaku 1 Ceritaku 249 Cerpen 5 Cinta 71 Feature 3 Hidup 18 Inspirasi 39 Inspiratif 15 Islam 65 Karya 16 Kebaikan Berbagi 6 Keluarga 44 Kisah 40 Kisahku 21 Liburan 10 Menulis 5 Motivasi 114 Resep 1 Sajak 55 Suratan Fiksi 26 Teman 55 Tips 3 Tips dan Informasi 31 Zakat 2

Subscribe this Blog

Name

Email *

Message *

Music

Pair Piano · 놀러오세요 동물의 숲 (Animal Crossing) Piano Compilation

nurnafisahh

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates